28 Sya'ban 1444  |  Selasa 21 Maret 2023

basmalah.png

SILATURRAHIM

Fiqhislam.com - Sebaik-baik keluargamu adalah yang mencukupimu dan tidaklah menjadi keluargamu orang yang paling menyengsarakanmu. Muliakanlah keluargamu karena mereka adalah sayapmu yang dengannya engkau terbang kepada-Nya dan dengannya engkau mengalahkan musuh-musuhmu. Barangsiapa yang dikaruniakan harta oleh-Nya, maka hendaklah menyambung dengannya tali kekerabatan.

Kekerabatan memerlukan kecintaan, sedangkan kecintaan tidak memerlukan kekrabatan. Sesungguhnya orang-orang miskin adalah duta-duta-Nya dibumi, barangsiapa menolaknya berarti ia telah menolak-Nya dan barangsiapa yang memberi berarti ia telah memberi-Nya.

Perhatikan anak-anak yatim, jangan biarkan perut-perut mereka kosong dan jangan sampai mereka terlantar ditengah-tengah kalian. Jangan memaksakan anak-anakmu dengan zamanmu karena sesungguhnya mereka diciptakan untuk zaman yang bukan zaman para orangtua. Cetaklah tanah selama ia masih basah, dan tanamlah kayu selama tanah masih lunak. Anak yang durhaka seperti jari yang lebih, jika dibiarkan ia akan menjadi aib, dan jika dipotong akan terluka. Wajib bagi orangtua untuk menyayangi anaknya melebihi mereka menyayangi dirinya sendiri. Hal yang paling kuat dalam proses pembuatan sesuatu adalah pada permulaannya, dan pencetakan yang paling kuat adalah pada akhirnya. Pemukulan yang dilakukan seorang ayah  terhadap  anaknya  adalah   seperti   pemberian pupuk pada tanaman.

Sesungghuhnya hati anak muda seperti tanah yang kosong, apa saja yang dilemparkan kepadanya pasti akan ditampungnya. Sebaik-baik saudaramu adalah yang membantumu dan yang lebih baik darinya adalah yang mencukupimu.

Tolonglah saudaramu dalam setiap keadaan dan janganlah menjadi orang yang lebih kuat dalam memutuskan tali kekerabatan dengan saudaramu daripada menyambungnya. Tempuhlah berbagai cara yang baik untuk menyambung tali kekerabatan dengan saudaramu. Jangan mendiamkan saudaramu berdasarkan keraguan dan jangan memutuskan persaudaraan tanpa menegurnya terlebih dahulu. Jangan menghukum saudaramu walaupun ia telah membuatmu malu.

Jangan merasa senang dengan banyaknya teman selama mereka bukan orang-orang yang baik sebab kedudukan teman seperti api, sedikitnya adalah kenikmatan sedangkan banyaknya adalah kebinasaan. Berhati-hatilah dari banyaknya teman karena sesungguhnya hanya orang yang mengenalmu yang menyakitimu. Jika ingin berteman dengan seseorang maka lihatlah siapa musuhnya.

Korbankanlah hartamu untuk kerabatmu, kepada orang banyak dengan belas kasih dan keceriaan akan tetapi janganlah mengorbankan agamamu dan kehormatanmu kepada siapapun. Jangan mendekati orang yang engkau takutkan darinya keselamatan agamamu dan kehormatanmu. Seburuk-buruk teman adalah yang menjadikanmu susah karenanya, karena  teman yang  buruk seperti pohon api, yang sebagiannya membakar sebagian lainnya. Seorang teman tidak dapat dikatakan teman sehingga ia menjaga temannya dalam tiga hal yaitu dalam musibahnya, ketidak hadirannya dan kematiannya.

Teman adalah ikatan rohani, sedangkan saudara adalah ikatan jasmani dan permusuhannya akan menghanguskan agama. Jangan banyak mencela karena sesungguhnya celaan akan melahirkan dendam dan menyebabkan kebencian. Jika temanmu mendapat jabatan atau kedudukan kemudian engkau mendapatkan sepersepuluh dari persahabatannya, maka ia bukanlah teman yang buruk.

Perhatikanlah baik-baik tetangga karena sesungguhnya Nabi Saw telah mewasiatkan tentang mereka, Beliau terus menerus berwasiat tentang mereka, sehingga Jibril-pun mengira bahwa Beliau akan memasukkan tetangga kedalam ahli waris. Tetangga yang saleh bermanfaat di akhirat, sebagaimana mereka bermanfaat di dunia. Bergaullah dengan tetanggamu sesuai dengan perangai yang engkau sukai, karena sesungguhnya mereka akan memperlakukanmu serupa dengan perangaimu.

Hal yang paling mematikan dari musuhmu adalah engkau tidak memberitahukan kepadanya bahwa engkau telah menjadikannya sebagai musuh. Musuh yang paling besar tipu dayanya adalah yang paling rahasia musyawarahnya. Jangan meremehkan musuh yang lemah akalnya, karena jika kita berhasil mengalahkannya kita tidak akan terpuji dan jika mereka menang  kita   akan   menanggung   malu.

Berhati-hatilah dengan canda, karena canda merupakan awal permusuhan. Jika memenangkan suatu perkara, jadikan pengampunanmu sebagai ungkapan rasa syukur atas kemenangan itu. (Ali bin Abi Thalib r.a)

Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu [04:An Nisaa:1]

(Yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian (*)Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk [13:Ar Ra’d:20~21]

Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?. Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikannya telinga mereka dan dibutakannya penglihatan mereka, maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur'an ataukah hati mereka terkunci? [47:Muhammad:22~24]

Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhan-mu, yaitu: `Janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka` [06:Al An’aam:151]

Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya`qub. (Ibrahim berkata): `Hai anak-anakku!, Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam` [02:Al Baqarah:132]

Maka sembahlah olehmu (hai orang-orang musyrik) apa yang kamu kehendaki selain Dia. Katakanlah: `Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat`. Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata (*)Bagi mereka lapisan-lapisan dari api diatas mereka dan dibawah merekapun lapisan-lapisan (dari api). Demikianlah Allah mempertakuti hamba-hamba-Nya dengan azab itu. Maka bertakwalah kepada-Ku hai hamba-hamba-Ku [39:Az Zumar:15~16]

(Kepada Malaikat diperintahkan): `Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah, (*)selain Allah; maka tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka. (*)Dan tahanlah mereka (ditempat perhentian) karena sesungguhnya mereka akan ditanya: (*)`Kenapa kamu tidak tolong-menolong?` (*)Bahkan mereka pada hari itu menyerah diri (*)Sebahagian dari mereka menghadap kepada sebahagian yang lain berbantah-bantahan (*)Pengikut-pengikut mereka berkata (kepada pemimpin-pemimpin mereka): `Sesungguhnya kamulah yang datang kepada kami dari kanan` (*)Pemimpin-pemimpin mereka menjawab: `Sebenarnya kamulah yang tidak beriman` (*)Dan sekali-kali kami tidak berkuasa terhadapmu, bahkan kamulah kaum yang melampaui batas (*)Maka pastilah putusan (azab) Tuhan kita menimpa atas kita; sesungguhnya kita akan merasakan (azab itu) (*)Maka kami telah menyesatkan kamu, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang sesat (*)Maka sesungguhnya mereka pada hari itu bersama-sama dalam azab [37:Ash Shaaffaat:22~33]

Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula) [24:An Nuur:26]

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahajamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang  yang   sombong dan membangga-banggakan diri [04:An Nisaa’:36]

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya diantara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka, dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang [64:At Taghaabun:14]

Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu): di sisi Allah-lah pahala yang besar [64:At Taghaabun:15]

Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik) (*)(yaitu) surga `Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang Malaikat-Malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu (*)(sambil mengucapkan): `Salamun ’Alaikum Bima Shabartum`. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu [13:Ar Ra’d:22~24]

Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya, demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridhaan Allah, dan mereka itulah orang-orang beruntung [30:Ar Ruum:38]

Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya [29:Al ’Ankabuut:8]

Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat(nya), sesudah jelas bagi mereka bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka Jahannam (*)Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya, tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah di ikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri daripadanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun [09:At Taubah:113~114]

Dan pemaafan kamu itu lebih dekat kepada takwa. Dan janganlah kamu melupakan keutamaan diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Melihat segala apa yang kamu kerjakan [02:Al Baqarah:237]

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan `ah` dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (*)Dan  rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: `Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil` [17:Al Israa’:23~24]

Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: `Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai, berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri` (*)Mereka itulah orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka [46:Al Ahqaf:15~16]

`Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doa-ku` (*)`Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mu'min pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)` [14:Ibrahim:40~41]

`Ya  Tuhan kami,  beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman, Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang` [59:Al Hasyr:10]

Disanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: `Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa` [03:Al Imran:38]

Musa berdoa: `Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami kedalam rahmat Engkau, dan Engkau adalah Maha Penyayang diantara para penyayang` [07:Al A’raaf:151]

`Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai, dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu kedalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh` [27:An Naml:19]

Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya Allah SWT telah menulis didalam Ummul Kitab,  sebelum Dia menciptakan langit dan bumi, yaitu:  ’Sesungguhnya Aku adalah yang Maha Pemurah, Aku telah menciptakan rahim dan Aku telah membelahkan sebagian dari Asma-Ku untuk namanya, maka barangsiapa yang menghubungkannya Aku-pun menghubungkan pula dengannya dan barangsiapa yang memutuskannya Aku-pun memutuskan pula dengannya’ [HR. Thabrani]

Rasulullah Saw bersabda: Tercatat dalam kitab Taurat: ’Barangsiapa menghendaki diperpanjang umurnya dan ditambah terus rezekinya, maka hendaknya ia menghubungkan silaturahmi’  [HR. Al Hakim]

Rasulullah Saw bersabda: Sebaik-baik sedekah adalah yang diberikan dalam keadaan berkecukupan dan dahulukan orang yang menjadi tanggunganmu [HR. Bukhari]

Rasulullah Saw bersabda: Satu dinar yang engkau nafkahkan dijalan Allah, satu dinar lainnya yang engkau nafkahkan untuk hamba sahaja, satu dinar lainnya yang engkau serahkan pada orang miskin, dan satu dinar lainnya yang engkau nafkahkan untuk keluargamu. Diantara kesemuanya yang paling besar pahalanya adalah yang engkau nafkahkan untuk keluargamu [HR. Muslim]

Rasulullah Saw bersabda: Ratakanlah kepada keluarga kalian apa yang dapat mempererat hubungan kekeluargaan kalian, karena sesungguhnya silaturrahim memberikan rasa cinta bagi keluarga, mengembangkan harta dan memanjangkan usia [HR. Bukhari]

Rasulullah Saw bersabda: Tiadalah kamu dibantu dan diberi rezeki kecuali oleh orang-orang yang lemah diantara kalian [HR. Sa’d bin Abu Waqqash]

Rasulullah Saw bersabda: Barangsiapa berbuat baik kepada anak yatim laki-laki atau perempuan, maka aku bersama dia di surga berdampingan [HR. Al Hakim]

Rasulullah Saw bersabda: Orang yang mencari nafkah untuk janda dan orang miskin, sama dengan orang yang ber-jihad dijalan Allah, atau orang yang selalu shalat di malam hari dan ber-shaum (berpuasa) disiang hari [HR. Ibnu Syaikhan]

Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya didalam surga itu terdapat kamar-kamar atau gedung-gedung yang bagian luarnya dapat dilihat dari bagian dalamnya, dan bagian dalamnya dapat dilihat dari bagian luarnya, Allah SWT telah mempersiapkan buat orang yang gemar memberi makan orang miskin, lembut dalam berbicara, gemar ber-shaum dan mengerjakan shalat di malam hari sewaktu manusia sedang tidur [HR.  Tirmidzi]

Rasulullah Saw bersabda: Apabila manusia mati amalnya terputus, kecuali tiga perkara : sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, anak yang saleh yang men-doakannya [HR. Muslim]

Rasulullah Saw bersabda: Dosa yang paling besar adalah: menyekutukan Allah, membunuh jiwa, menyakiti ibu bapak dan berkata dusta [HR. Tirmidzi]

Rasulullah Saw bersabda: Dua perkara yang azabnya disegerakan oleh Allah di dunia yaitu; zina dan menyakiti kedua orang tua [HR. Thabrani]

Rasulullah Saw bersabda: Sedekah yang diberikan kepada yang berhak menerimanya, berbuat amal  ma'ruf,  berbakti  kepada  kedua  orang  tua, bersilaturahmi. Kesemuanya itu dapat mengubah kesengsaraan menjadi kebahagiaan, dan dapat menambah umur serta dapat memelihara diri dari keburukan yang membinasakan [HR. Baihaqi]

Rasulullah Saw bersabda: Barangsiapa yang ingin bersilaturahmi dengan ayahnya yang telah wafat, hendaknya ia bersilaturahmi kepada teman-teman ayahnya [HR. Abu Ya’la]

Rasulullah Saw bersabda: Hormatilah teman yang disukai ayahmu, janganlah kamu memutuskannya, karena Allah akan memadamkan cahayamu [HR. Bukhari]

Rasulullah Saw bersabda: ’Apakah amalan yang paling utama?’. Beliau bersabda: ’Shalat pada waktunya’. Aku bertanya lagi: ’Kemudian apa lagi?’. Beliau bersabda: ’Berbakti kepada kedua orang tua’. Aku bertanya lagi: ’Kemudian apa lagi?’. Beliau bersabda: ’Berjuang pada jalan Allah’ [HR. Bukhari, Muslim]

Rasulullah Saw bersabda: Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas r.a berkata: Seorang wanita telah datang menemui Rasulullah Saw dan berkata: ’Ibuku telah meninggal dunia dan masih mempunyai puasa ganti selama sebulan’. Beliau bertanya kepada wanita itu dengan sabdanya: ’Bagaimana pendapatmu jika ibumu itu masih mempunyai hutang, apakah kalian akan membayarnya?’. Wanita itu menjawab:  ’Ya’. Lalu Rasulullah Saw bersabda: ’Hutang kepada Allah itu lebih berhak untuk dibayar’ [HR. Bukhari, Muslim]

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a berkata: Sesungguhnya Al-Aqrak bin Haabis pernah melihat Nabi Saw memeluk Hasan. Al-Aqrak lalu berkata: ’Sesungguhnya aku memiliki sepuluh orang anak,  namun aku tidak pernah memeluk seorang pun dari mereka’. Kemudian Rasulullah Saw bersabda: ’Sesungguhnya barangsiapa yang tidak menyayangi, niscaya ia tidak akan disayangi’ [HR. Bukhari, Muslim]

Rasulullah Saw bersabda: Barangsiapa mengerjakan haji untuk ke-dua orang tuanya (yang telah meninggal), atau ia membayar hutang ke-dua-nya, maka kelak dihari kiamat ia akan dibangkitkan oleh Allah bersama-sama dengan orang-orang yang berbakti [HR. Ibnu Hibban]

Rasulullah Saw bersabda: Catatan amal perbuatan dibeberkan di hadapan Allah SWT setiap hari senin dan kamis, dan ditampakkan kepada para Nabi, para Ayah dan para Ibu pada hari Jum'at, lalu mereka bergembira dengan kebaikan amal perbuatan mereka dan wajah mereka makin bertambah putih dan cemerlang, karena itu bertakwalah kalian kepada Allah, dan janganlah kalian menyakiti orang-orang mati kalian dengan amal perbuatan buruk kalian [HR. Abul Qasim]

Rasulullah Saw bersabda: Barangsiapa berbakti kepada ke-dua orang tuanya, beruntunglah dia, niscaya Allah memperpanjang umurnya [HR. Bukhari]

Rasulullah Saw bersabda: Apabila seorang hamba tidak men-doakan orang tuanya, maka rezeki akan terputus daripadanya [HR. Ad Dailami]

Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya Allah yang Maha Gagah dan Maha Mulia, sungguh mengangkat derajat (maqom) hamba yang saleh di surga. Maka hamba yang saleh bertanya: ’Wahai Tuhan, darimana saya memperoleh ini?". Tuhan menjawab: ’Dengan istighfar anakmu untukmu’ [HR. Ahmad]

Rasulullah Saw bersabda: Tiada seseorangpun memandang kepada wajah kedua orang tuanya dengan pandangan yang penuh kasih sayang, kecuali Allah menuliskan untuknya pahala haji yang diterima lagi mabrur [HR. Ar Rafi’i]

Rasulullah Saw bersabda: Taat kepada orang tua berarti taat kepada Allah, dan durhaka kepada orang tua berarti durhaka kepada Allah [HR. Thabrani]

Rasulullah Saw bersabda: Haram bagi seseorang muslim berkelahi dengan saudaranya lebih dari tiga malam, apabila keduanya bertemu saling memalingkan mukanya. Sementara itu, yang terbaik diantara keduanya adalah mereka yang mulai mengucapkan salam [HR. Bukhari, Muslim]

Rasulullah Saw bersabda: Pada hari senin dan kamis, pintu-pintu surga dibuka, diampuni tiap-tiap hamba yang tidak menyekutukan Allah SWT dengan sesuatu, kecuali laki-laki yang ada permusuhan, kebencian antara dia dengan saudaranya; ’Akhirkan (tunda) pahala kedua orang itu, hingga keduanya berdamai’ [HR. Muslim]

Rasulullah Saw bersabda: Empat doa yang tidak akan ditolak, yaitu: doa orang yang ber-haji hingga ia kembali, doa orang yang berperang hingga berhenti, doa orang sakit hingga sembuh, doa orang terhadap saudaranya tanpa sepengetahuannya. Doa yang paling cepat diterima adalah doa orang terhadap saudaranya tanpa sepengetahuannya [HR. Ad Dailami]

Rasulullah Saw bersabda: Apabila orang yang dimaksud ber-doa untuk kebaikan saudaranya, Malaikat mengatakan: ’Semoga Allah mengabulkan doa-mu, dan bagimu hal yang serupa’ [HR. Ahmad]

Rasulullah Saw bersabda: Pembelaan orang mukmin kepada Tuhannya terhadap saudara-saudara mereka yang dimasukkan ke neraka, lebih seru daripada pembelaan salah seorang dari kalian terhadap  kebenaran di dunia ini, dan  mereka  berkata: ’Wahai Tuhan kami, saudara kami yang dahulu shalat bersama-sama kami, berpuasa bersama-sama kami, pergi haji bersama-sama kami, sekarang engkau masukkan ke neraka’, maka Allah SWT berfirman: ’Pergilah kalian, dan keluarkanlah siapa diantara mereka yang kalian kenal’, kemudian mereka berkata: ’Wahai Tuhan kami, kami telah mengeluarkan orang-orang yang telah engkau perintahkan kepada kami’, lalu Allah SWT berfirman: ’Hendaklah kalian keluarkan orang-orang yang didalam hatinya ada iman seberat dinar, orang yang didalam hatinya terdapat iman seberat ½ dinar, hingga orang-orang yang didalam hatinya terdapat iman seberat atom’ [HR. An Nasa’i]

Rasulullah Saw bersabda: Seseorang diantara kalian masih belum dikatakan beriman sebelum ia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri [HR. Bukhari, Muslim]

Rasulullah Saw bersabda: Tiada suatu hadiahpun yang diberikan oleh seorang muslim kepada saudaranya lebih baik dari kalimat yang mengandung hikmah yang menambahkan kepadanya hidayah Allah atau menyelamatkannya dari kebinasaan (kesesatan) [HR. Baihaqi]

Rasulullah Saw bersabda: Kewajiban saudara yang tertua terhadap saudaranya yang lebih muda, sama dengan kewajiban orang tua terhadap anaknya [HR. Baihaqi]

Rasulullah Saw bersabda: Malaikat Jibril selalu berpesan kepadaku mengenai tetangga (berbuat baik kepadanya), sehingga aku menduga bahwa tetangga dapat mewaris [HR. Ibnu Syaikhan]

Rasulullah Saw bersabda: Dua macam orang kelak dihari kiamat Allah tidak mau memperhatikannya yaitu, orang-orang  yang  memutuskan silaturahmi dan tetangga yang jahat [HR. Ad Dailami]

Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya nanti pada hari kiamat tetangga itu tergantung pada tetangganya, dimana tetangganya akan berkata: 'Wahai Tuhanku, Egkau telah melapangkan rezeki kepada saudaraku ini dan menyempitkan rezeki kepadaku, diwaktu sore aku kelaparan dan saudaraku ini kenyang, coba tanyakan kepadanya kenapa pintunya ditutup tanpa memperdulikan aku dan menghalangi aku dari apa yang telah Engkau lapangkan kepadanya' [HR. Anas bin Malik r.a]

Rasulullah Saw bersabda: Seorang Muslim meninggal yang disaksikan oleh empat orang penghuni dari beberapa rumah tetangganya yang terdekat. Allah berfirman: `Sungguh telah Aku terima hal-hal yang kalian ketahui dan telah Aku ampuni hal-halnya yang kalian tidak ketahui` [HR. Al Hakim]

Rasulullah Saw bersabda: Hak tetangga itu ialah apabila ia sakit engkau harus menjenguknya, apabila meninggal engkau mengantarkan jenazahnya, apabila meminjam kepadamu engkau memberinya pinjaman, apabila auratnya kelihatan engkau menutupkannya, apabila memperoleh kebaikan (rezeki) engkau berikan selamat kepadanya, apabila tertimpa musibah engkau berbelasungkawa terhadapnya, janganlah engkau meninggikan rumahmu lebih tinggi dari pada bangunan rumahnya sehingga udara tidak dapat memasuki rumahnya, serta janganlah engkau menyakitinya dengan bau sedap masakan pancimu kecuali engkau mengirim sebagian darinya untuk dia [HR. Ibnu Asakir]

Rasulullah Saw bersabda: Siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka hendaklah dia berkata hanya perkara yang baik atau diam dan siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka hendaklah dia memuliakan rumah tetangganya. Begitu juga siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka hendaklah dia memuliakan para tamunya [HR. Bukhari, Muslim]

Rasulullah Saw bersabda: Wahai wanita-wanita Islam! Janganlah kalian melecehkan pemberian rumah tetangga walaupun hanya berupa kuku kambing [HR. Bukhari, Muslim]

Begitu cintanya para sahabat kepada Rasulullah Saw, dimana mereka senantiasa merasakan kenikmatan hidup, saat mereka berada didekat Beliau. Mereka merasakan hangatnya kasih sayang dan ketulusan hati Rasulullah Saw. Beliau berhasil meluruskan hati nurani mereka dengan tuntunannya, menyinari mata hati mereka dengan cahayanya, menyingkirkan kemusyrikan dari hati mereka dan memadamkan api kedengkian dan permusuhan  dikalangan  mereka. Dan Beliau berhasil menuangkan air keyakinan kedalam perasaan mereka, sehingga jiwa mereka menjadi tentram, hati senantiasa sejuk dan damai.

Mencari teman yang beriman merupakan tuntunan dalam hidup yang selalu dicontohkan oleh orang-orang terhormat dikarenakan akhlak dan perilakunya yang terpuji. Mereka itulah orang-orang yang selalu berada ditengah-tengah kerumunan manusia dengan senyum yang merekah, keramahan yang menentramkan hati dan sopan santun yang menyejukkan hati. Dan karena itulah mereka selalu ditanyakan dan didoakan ketika tak terlihat.

Mereka adalah orang-orang yang dapat memupuskan rasa dengki dengan emosi yang terkendali, kesabaran yang tinggi dan memiliki kemudahan memaafkan yang menentramkan.

Mereka adalah orang-orang yang mudah melupakan kejahatan dan mengingat kebaikan orang lain. Bahkan tatkala cemoohan dan kata-kata kotor terlontar kepada mereka, telinga mereka tidak pernah memerah dibuatnya.

Mereka adalah orang yang selalu dalam kedamaian, yang membuat orang-orang disekitarnya merasa tentram. Ketika tidak menyukai seseorang, maka manusia cenderung menghardik dan mencelanya, sehingga seluruh kebaikan orang yang tidak ia sukai tampak lenyap begitu saja. Demikian pula ketika ia menyukai seseorang, maka orang tersebut akan terus dipuja dan disanjung setinggi-tingginya seolah-olah tidak ada cacatnya. `Cintailah orang yang engkau cintai sewajarnya, karena siapa tahu ia akan menjadi musuhmu dilain waktu,  dan  bencilah musuhmu itu sewajarnya, karena siapa tahu dia menjadi sahabatmu di lain waktu (Al Hadits).

Dunia mempunyai banyak kenikmatan dengan berbagai warna, semua itu bercampur baur dengan kecemasan dan kesulitan hidup. Dan anda adalah bagian dari dunia tersebut. Anda tidak akan pernah menjumpai seorang ayah, isteri, kawan, tempat tinggal atau pekerjaan yang padanya terdapat hal-hal yang akan menyulitkan, sesuatu yang buruk yang akan anda tidak sukai yang hanya dapat dipadamkan dengan dinginnya kebaikan dan kebijaksanaan.

Allah menghendaki dunia ini sebagai tempat bertemunya dua hal yang saling berlawanan, dua jenis yang saling bertolak belakang, dua kubu yang saling berseberangan, yang baik dan yang buruk, dan dua pendapat yang saling bertentangan. Dan setelah itu Allah akan mengumpulkan semua yang baik, kebagusan dan kebahagiaan di surga-Nya. Adapun yang buruk, kerusakan dan kesedihan akan dikumpulkan di neraka. `Dunia ini terlaknat, dan terlaknat semua yang ada didalamnya, kecuali Dzikir kepada Allah dan semua yang berkaitan dengannya, seorang yang alim dan seorang yang belajar`. Jalanilah hidup ini sesuai dengan kenyataan yang ada, jangan larut dalam khayalan lalu terjebak kedalam alam imajinasi. Kendalikan jiwa untuk dapat menerima dan menikmatinya.

Bagaimanapun, tidak mungkin semua teman akan tulus kepada anda dan semua perkara sempurna di mata anda. Adalah seyogyanya bila kita merapatkan barisan, menyatukan langkah, saling memaafkan dan hidup dalam kedamaian.

Ambillah hal-hal yang mudah dan tinggalkan hal-hal yang menyulitkan dan mengesampingkan berbagai hal yang mengganggu lurusnya langkah. Janganlah karena satu aib tersembunyi atau dosa kecil yang sebenarnya bisa ditutupi oleh kebaikannya yang lebih banyak, anda menjadi jauh dari seseorang yang pernah anda puji, yang pernah anda ketahui kemuliaannya. Cobalah posisikan diri anda pada posisinya dan nilailah tanpa hawa nafsu, maka anda akan tahu apa sebenarnya yang anda inginkan dari orang tersebut.

Hendaklah semua kekurangan dialihkan kedalam jiwa yang lapang dan hati yang damai. Sebab seseorang terkadang lalai untuk memperhatikan jiwanya, bagian yang paling dekat dirinya. Maka jangan merusak hubungan kekerabatan hanya karena prasangka buruk, padahal sebelumnya anda begitu yakin akan kebaikannya. Diantara hak-hak mencintai kekerabatan adalah memberi maaf dan menutup mata atas kekurangannya. Siapa yang marah kepada anda sebanyak tiga kali dan apa yang dikatakannya adalah kebenaran, maka jadikanlah ia sahabat.

±Hiduplah bersama Al-Qur’an, baik dengan cara menghafal, membaca atau mendengarkan. Ia adalah obat yang paling mujarab untuk mengusir kesedihan dan kedukaan.

±Berbuat baiklah kepada sesama, dan baktikan kebaikan kepada semua orang agar anda mendapat kebahagiaan, jenguklah orang yang sakit, berilah kepada orang yang fakir dan kasihilah anak-anak yatim.

±Hiasilah wajah dengan senyum, niscaya anda mendapatkan cinta kasih sesama. Haluskan tutur kata niscaya anda mendapat cinta kasih sesama. Rendahkan diri kepada sesama niscaya anda akan dihormati oleh sesama.

±Maafkanlah orang yang pernah melakukan kezaliman kepada anda, sambunglah tali silaturhmi orang yang memutuskan tali silaturahmi dengan anda. Berilah orang yang pernah tidak memberi kepada anda, dan bersabarlah terhadap orang yang berbuat jahat kepada anda, niscaya anda akan memperoleh rasa bahagia dan aman dalam diri anda.

±Cercaan musuh dan umpatan orang-orang yang dengki kepada anda sesungguhnya setara dengan nilai diri anda, sebab anda telah menjadi buah bibir dan menjadi orang penting.

±Pintu kebahagiaan terbesar adalah doa kedua orang tua. Berusahalah mendapatkan doa itu dengan berbakti kepada mereka berdua agar doa mereka menjadi benteng yang kuat yang menjagamu dari semua hal yang tidak kamu sukai.

±Kebahagiaan itu tidak terdapat dalam garis keturunan, dalam harta benda. Tetapi kebahagiaan itu terdapat dalam agama, ilmu, sopan santun dan tujuan yang baik. Pikirkan tentang orang-orang yang anda cintai, dan jangan meluangkan waktu untuk memikirkan orang-orang yang anda tidak sukai, karena sesungguhnya mereka tidak tahu menahu tentang dirimu dan keresahan yang sedang anda alami.

±Orang yang sudah memiliki isteri~suami, rumah, kecukupan harta, tubuh yang sehat maka itu adalah keindahan hidup. Karena itu bersyukurlah kepada Allah dengan merasa puas. Dan diatas semua itu tidak ada lagi kenikmatan, kecuali keresahan.

±Ketahuilah bahwa kesabaran itu akan mengubur aib-aib, ketabahan itu akan menjadi penutup kekeliruan, dan kedermawanan itu adalah pakaian yang besar yang akan menutup semua kekurangan dan cacat.

±Percayalah pada diri anda, dan jangan menggantungkan diri kepada orang lain. Anggaplah mereka menjadi tanggungan anda, dan bukan anda yang menjadi tanggungan mereka, dan bahwa hanya Allah yang bersama anda, dan jangan tertipu dengan orang-orang yang selalu berfoya-foya.

±Jangan banyak bergaul dengan orang-orang yang pendendam dan jangan pula orang-orang pendengki, sebab mereka dapat menularkan penyakit jiwa, pembawa kesedihan dan keresahan.

±Tanamkan dalam keyakinan anda bahwa siapa saja yang menjalin kekerabatan dengan anda tidak akan terlepas dari cela, baik itu saudara, anak, isteri dan teman. Maka persiapkan terlebih dahulu diri anda untuk menerima semua itu.

±Jangan menanti ucapan terima kasih, cukuplah pahala dari Dzat yang bergantung kepada-Nya seluruh makhluk, bersihkan jiwa dari dengki, jernihkan diri dari rasa iri, dan keluarkan dari jiwa anda penyakit permusuhan, perselisihan.

±Ketahuilah bahwa orang yang menggibah anda itu berarti mereka menyetorkan kebaikan-kebaikannya kepada anda, menghapuskan kesalahan-kesalahan anda.

±Bersikaplah sopan dalam majelis, diam untuk sebuah keburukan, dan bicaralah  untuk sebuah kebaikan dengan wajah yang ceria, penuh rasa hormat kepada sesama majelis. Dengarkan apa yang mereka bicarakan, dan jangan memotong pembicaraan dalam majelis. (‘Aidh Al Qarni)

Harta, anak-anak dan isteri adalah kebun di dunia, sedang amal-amal dunia adalah kebun untuk kehidupan yang akan datang dan kadang-kadang Allah menggabungkan semua itu pada satu orang, maka ingatlah kepada Allah terhadap apa yang diingatkan-Nya. Didiklah anakmu dalam perbuatan dan dalam ber-ibadah kepada Allah untuk menjauhkan diri dari angan-angan kosong, sucikanlah harta, dan nasihati isteri karena seorang isteri dapat menyimpan cinta dalam hatinya selama empat puluh tahun, tetapi dia tidak dapat menyimpan kebenciannya meskipun satu jam saja.

Tanamkan dalam hati dan perkokoh keimanan bahwa harta, anak dan isteri tidak akan menghalangi hubungan dengan pemilik-Nya. Seorang yang ber-iman jika membutuhkan sesuatu maka ia akan menghadap kepada Tuhan-nya dengan pijakan permohonan, ketundukan, menghinakan diri dan bertaubat kepada-Nya. Jika Allah memberikan apa yang di inginkannya, maka ia besyukur atas pemberian-Nya, dan jika Allah menolaknya, maka iapun patuh pada penolakan-Nya, bersabar pada kehendak-Nya tanpa berpaling dari-Nya ataupun menentang-Nya.

Manusia bersaudara dalam agama-Nya, mengapa watak yang kotor dan kesadaran yang buruk memisahkan manusia?, yang berakibat tidak saling memikul beban, tidak pula saling menasehati, tidak pula saling memberi dan tidak pula saling mencintai. Apakah manusia sudah berpuas hati dengan sedikit yang diperoleh di dunia?, yang seakan-akan dunia adalah kediaman yang kekal, sementara sesuatu yang banyak dari akhirat termusnahkan. Wahai hamba Allah bangunlah dari kelelapan dunia, karena sedikit yang diambil dari dunia akan menyebabkan banyaknya sakit, kepedihan dan penyesalan diakhirat. (Pustaka)

Yang dinamakan orang yang menyambung persaudaraan itu, bukan orang yang menyambung persaudaraan kepada orang yang memang ingin menyambungnya dan memutuskan hubungan dengan orang yang memang akan memutuskan persaudaraan, akan tetapi orang yang menyambung persaudaraan adalah orang yang menyambung persaudaraan dengan orang yang ingin memutuskan hubungan dan bersikap lemah lembut terhadap orang yang berbuat kasar kepadanya. Yang dinamakan bertetangga yang baik bukan dengan tidak mengganggu tetangga, akan tetapi bersikap sabar terhadap gangguan tetangganya. Dan yang dinamakan orang sabar itu, bukan orang yang sabar terhadap orang-orang yang memang bertindak sabar kepadanya, akan tetapi orang yang bertindak sabar terhadap orang-orang yang berbuat kebodohan kepadanya. (Pustaka)

Lebih baik berkawan dengan orang bodoh yang tidak mengikuti hawa nafsunya daripada berkawan dengan orang alim yang masih menuruti hawa nafsunya. Seorang sahabat sejati adalah orang yang mengetahui kejelekan-kejelekanmu dan berusaha membawamu pada kebaikan, karena sahabat yang sejati adalah orang yang selalu memperhatikan kepentinganmu, bukan orang yang memperhatikan dirimu untuk kepentingan dirinya. (Pustaka)

Teman yang tidak baik laksana pandai besi, jika tidak terkena percikan apinya maka akan terkena baunya. Setiap teman yang tidak membantumu untuk berbakti kepada Allah maka dia adalah musuhmu. Dan  jangan  berkawan  dengan  orang mati yaitu orang yang mati hatinya karena mereka adalah pemburu-pemburu dunia dan penjaja hawa-hawa nafsu. (Pustaka)

Jika engkau bersahabat dengan seseorang, maka bersahabatlah dengan orang yang jika engkau berkhidmat kepadanya ia memeliharamu. Jika engkau menemaninya, maka ia mengasihimu. Jika engkau kehilangan peng hidupan maka ia membantumu. Bersahabatlah dengan orang-orang yang jika engkau ulurkan tanganmu untuk kebaikan, maka ia menyambutnya. Jika ia melihat kebaikan padamu, maka ia menghitungnya. Jika ia melihat kejelekan padamu, maka ia menutupinya. Jika ia ingin memberi, maka ia akan datang kepadamu. Bersahabatlah dengan orang yang jika engkau berkata, maka ia tidak mendebatmu. Jika engkau berusaha mencapai sesuatu dengan tipu muslihat, maka ia menasihatimu. Jika engkau berselisih dengannya maka ia lebih mengutamakanmu. (Pustaka)

Apabila seseorang mendapatkan kerabatnya membutuhkan sesuatu pertolongan, maka ia tidak boleh menolak untuk menolongnya dengan apa yang akan bertambah jika pertolongan itu diberikan. Barangsiapa menahan satu tangannya dari menolong kerabatnya, sesungguhnya ia hanya menahan satu tangannya,  tetapi pada saat ia memerlukan petolongan maka banyak tangan yang tertahan untuk menolongnya. Tidak seorangpun meski ia kaya, dapat berbuat tanpa kerabatnya dan bantuan tangan dan lidahnya. (Pustaka)

Seorang yang mencintai bukanlah orang yang mengharapkan atau meminta sesuatu dari yang dicintainya tetapi orang yang mencintai adalah orang yang mau berkorban untuk yang dicintainya, maka saudaramu yang sebenarnya adalah yang bersamamu yang mengorbankan dirinya untuk membantumu, tetapi betapa banyaknya orang bodoh membinasakan orang yang santun ketika bersaudara dengannya. (Pustaka)