Fiqhislam.com - Ternyata kaum Muslimin berbeda-beda dalam menyambut dan mengisi Ramadhan. “Ada tiga tipe manusia dalam menyambut dan mengisi Ramadhan.
Pertama adalah mereka yang ogah-ogahan. “Manusia yang masuk kelompok ini tidak gembira dengan datangnya Ramadhan. Mereka bahkan kesal dan merasa malas menyambut Ramadhan. Waduh, bulan puasa kok udah datang lagi? Wah, kudu puasa sebulan penuh, juga tarawih, berat sekali, begitu komentar mereka”.
Tipe kedua adalah mereka yang biasa-biasa saja. “Mereka sahur, puasa, berbuka puasa dan berlebaran. Semuanya hanya rutinitas, dan ibadah puasa atau ibadah Ramadhan itu tidak memberikan bekas pada peningkatan iman dan Islam mereka, tidak berdampak pada peningkatan ketakwaan mereka. Padahal salah satu tujuan puasa adalah meraih derajat takwa”.
Tipe ketiga, mereka yang menyambut Ramadhan dengan penuh kegembiraan. “Bagi mereka, Ramadhan adalah bulan yang selalu ditunggu-tunggu. Sebab, mereka yakin bahwa Ramadhan adalah bulan penuh berkah, bulan yang luar biasa. Bulan yang begitu banyak kenikmatan dari Allah, baik untuk kebahagiaan dunia maupun akhirat”.
Karena itu, mereka yang masuk tipe ketiga ini mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin menyambur datangnya Ramadhan. “Mereka pun bertekad dan berikhtiar keras untuk mengisi siang maupun malam Ramadhan dengan berbagai amal ibadah ritual maupun sosial”. [yy/republika]
Ustadz Muhajir Affandi