pustaka.png
basmalah2.png


9 Rabiul-Awwal 1445  |  Minggu 24 September 2023

Ketika Istri dan Suami Saling Ngambek

Fiqhislam.com - Jika seorang istri ngambek ke suaminya karena masalah duniawi, lalu si istri memutuskan atau tidak bercakap atau bahkan enggan duduk bareng dengan suami tercinta dalam jangka waktu tertentu, bisa jadi beberapa hari. Maka bagaimana hukum tentang hal ini? Berilah sedikit nasihat kepada kami tentang hak-hak suami terhadap istrinya.

Istri mendengarkan dan ta’at kepada perintah suami itu merupakan perkara yang wajib, selama dalam perkara kebaikan. Dan tidak boleh bagi istri untuk menghajr (ngambek seperti tadi), kecuali dalam hal-hal yang dibolehkan syariat.

Begitupun suami, hendaknya memperlakukan istrinya dengan baik/lemah lembut, tidak mengambekinya kecuali dalam perkara yang dibolehkan syari’at. Karena Allah telah berfirman :

….وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ

..Dan pergauilah mereka dengan cara yang baik…” (An Nisa’ : 4)

وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ

..Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma´ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya….” (Al Baqarah : 228)

Dan berdasarkan hadist Nabi shallallahu ‘alaihi wasallama, dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu :

استوصوا بالنساء خيرا

Dan berbuat baiklah kepada wanita…” (Muttafaqun ‘alaih)

Hanya kepada Allah kami memohon taufiq.

Masalah demi masalah akan senantiasa mengintai kehidupan berumah tangga. Dua kepala yang berusaha saling memahami akan mau tidak mau mengalami perbenturan ide, kesepakatan dan pengambilan keputusan. Ada satu pihak yang merasa paling benar, ada pihak lain yang merasa seolah-olah pihaknya tidak teranggap pendapatnya. Jika tidak ada rasa penerimaan, niscaya perbenturan keduanya akan menambah kisruh rumah tangga.

Maka beberapa nasihat yang semoga Allah memberi manfaat atas nasihat ini :

1. Saling ngambek ketika ada masalah kadangkala menjadi bumbu dalam rumah tangga. Tentu tidak mungkin rumah tangga terisi dengan hal-hal indah, sudah sunnatullah bahwa di dalamnya pasti ada bumbu unik berupa ngambek. Namun ketika ngambek menjadi rutinitas tanpa tidak lanjut, yang terjadi adalah sebaliknya. Garam adalah penyedap dalam masakan, terlalu banyak garam menjadikan masakan tidak enak di makan. Begitu pula ngambek, tanpa penyelesaian ngambek hanya sekedar pengeruh air jernih dalam cinta. Terkhusus pasangan muda, se ngambek apapun kita terhadap pasangan kita, usahakan jalan menuju penyelesaian itu ada. Bicarakan baik-baik, meski dalam kondisi ngambek sekalipun.

2. Saling memberikan nasehat, sibukkanlah diri kita dengan pasangan dengan kesibukan dalam hal kebaikan. Misal jika rutinitas tiap hari dengan pasangan adalah saling menyimak bacaan Al-Qur’an, sengambek apapun tetap lakukan hal itu sebagaimana biasa. Ini memberikan manfaat :

  •  Ketika sudah mempunya putra/putri, maka buah hati kita tidak menyaksikan orang tuanya ngambek. Melainkan malah tetap terdengar dari lisan orang tua berupa bacaan Al-Qur’an. Ini membiasakan mereka untuk terus mengikuti kebiasaan orang tua.
  • Menurunkan kadar “pengambekan”, karena teralih dengan hal yang bermanfaat. Saling membenarkan bacaan. Jika ada yang salah. Maka terucap di lisan kita :

“Sayang, bacaan kamu tidak tepat”

“Ah, masak sih ?”

Aduhai, bukankah ngambek akan luntur begitu saja ?

3. Saat ngambek, tetaplah berada dalam koridor akal sehat. Tidak usah pakai acara banting piring, atau segala macam, tetaplah memanggil pasangan kita dengan panggilan kesayangan, panggilan yang membuat getar-getar cinta itu menjalar. 

Semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang lemah lembut kepada pasangan kita.

yy/nabawia.com