pustaka.png
basmalah2.png


16 Rabiul-Awwal 1445  |  Minggu 01 Oktober 2023

Ingin Perawan Lalu Operasi Selaput Dara?

Fiqhislam.com - Perempuan memang selalu identik dengan keperawanan. Karenanya, tak jarang sebagian perempuan rela merogoh koceknya untuk melakukan operasi selaput dara untuk mendapatkan kegadisannya kembali.

Selaput dara merupakan jaringan tipis yang relatif sedikit mengandung pembuluh darah (avaskuler). Selaput dara pada perempuan memiliki bentuk berbeda-beda. Ada yang berbentuk annular, bersepta-septa ataupun berlubang-lubang.

Operasi perbaikan selaput dara dalam istilah kedokteran di sebut juga hymenoplasti. Operasi ini bertujuan menyatukan kembali selaput dara yang sudah robek.

Seksolog Dr Wimpie Pangkahila mengatakan, sekarang ini memang banyak wanita ingin dioperasi atau memermak kembali selaput daranya. Alasannya macam-macam, ada yang ingin memuaskan suami, ada pula yang sengaja melakukanya supaya dianggap masih perawan ketika menikah.

Padahal, kata Wimpie, operasi itu tidak ada manfaatnya, karena sangat jarang orang mengetahui seorang wanita itu perawan atau bukan. Kecuali dokter yang benar-benar ahli. Itu pun sangat sedikit.

"Seorang pria sangat sulit membedakan apakah pasangannya itu perawan atau bukan. Dan perawan tidaknya seseorang bukan ditentukan dari darah yang keluar saat hubungan intim," jelas Wimpie.

Ketidaktahuan masyarakat terhadap perawan atau tidaknya seorang wanita, lanjut Wimpie, membuat operasi selaput dara atau hymenoplasti sangat marak. Para wanita berupaya operasi alat vitalnya supaya bisa mengelabui pria yang akan menikahinya.

Seharusnya hymenoplasti ini dilakukan atas alasan jelas, seperti pada korban perkosaan atau trauma akibat kecelakaan untuk memulihkan trauma mental dan psikologisnya.

Namun saat ini banyak pula para istri yang melakukan operasi ini hanya untuk memuaskan sang suami.

Bisa utuh kembali?

Tipisnya jaringan pada selaput dara dan juga tidak adanya pembuluh darah membuat selaput dara tidak bisa diperbaiki persis seperti sedia kala. Jadi walaupun bisa diperbaiki, tetap saja selaput dara yang sudah dioperasi tidak akan sama dengan yang masih utuh.

Karena itu akan lebih baik bila di antara pasangan ada sikap keterbukaan dan saling menerima keadaan masing-masing dengan apa adanya.

Dahlia Krisnamurti | gayahidup.inilah.com

 


Mitos dan Fakta Seputar Selaput Dara

Keperawanan perempuan masih dianggap penting dalam masyarakat. Mitos keluarnya darah di saat 'malam pertama' selalu diartikan dengan keperawanan seorang perempuan.

Namun pembicaraan mengenai selaput dara dan keperawanan ini seringkali tidak disertai pemahaman yang benar karena masih sangat terpaku pada mitos.

Nah, untuk lebih memahami masalah selaput dara dan agar tidak terjebak pada mitos, kita simak mitos dan fakta berikut ini:

Mitos: Setiap perempuan dilahirkan memiliki selaput dara.

Fakta: Tidak semua perempuan lahir dengan selaput dara pada vaginanya. Penelitian menunjukkan beberapa bayi perempuan lahir tanpa selaput dara.

Mitos: Selaput dara bentuknya sama pada tiap perempuan seperti selaput tipis tanpa lubang.

Fakta: Salah! Seperti manusia memiliki wajah berbeda, demikian juga selaput dara. Selaput dara memiliki lubang atau pori yang bentuknya bervariasi. Lubang pada selaput dara dapat bertambah lebar setelah seorang gadis mengalami menstruasi pertama kali.

Mitos: Selaput dara yang robek berarti pemiliknya sudah pernah melakukan hubungan seksual alias tidak perawan lagi.

Fakta: Tidak selalu demikian. Selaput dara merupakan selaput kulit tipis yang dapat meregang dan robek karena beberapa hal, misalnya hubungan seks, penggunaan tampon (pembalut) atau olahraga tertentu. Elastisitas dan ketebalan selaput dara amat bervariasi pada orang yang berbeda.

Mitos: Hubungan seks pertama kali selalu ditandai keluarnya darah dari vagina.

Fakta: Tidak selalu. Darah yang keluar dari vagina setelah berhubungan seks pertama kali timbul karena terjadi peregangan dan perobekan pada selaput dara. Karena selaput dara ini merupakan selaput kulit yang juga memiliki pembuluh darah, apabila robekan terjadi pada bagian yang ada pembuluh darah maka terjadi perdarahan.

Mitos: Operasi pembuatan selaput dara diperlukan bagi gadis-gadis yang akan menikah, namun selaput daranya tidak utuh lagi.

Fakta: Operasi pemulihan selaput dara selalu menimbulkan pro dan kontra . sebetulnya bila semua orang sudah memiliki pemahaman tentang selaput dara seperti uraian di atas, operasi itu sama sekali tidak diperlukan.