pustaka.png
basmalah2.png.orig


15 Dzulqa'dah 1444  |  Minggu 04 Juni 2023

Situs Jual-Beli Air Susu Ibu Jadi Kontroversi

Situs Jual-Beli Air Susu Ibu Jadi KontroversiFiqhislam.com - Para ibu kini tidak hanya bisa memberikan ASI untuk bayinya. Ada sebuah situs yang bisa jadi tempat untuk ibu menjual atau membeli ASI. Namun keberadaan situs itu jadi kontroversi.

Onlythebreast.com, itulah nama situs yang jadi forum para ibu untuk menjual dan membeli ASI. Situs itu didirikan oleh pasangan Glenn and Chelly Snow, sekitar 1,5 tahun lalu.

Keduanya terinspirasi membuat situs itu setelah Chelly melahirkan. Ia kemudian melihat di dunia maya, cukup banyak ibu yang kebingungan karena ASI mereka tidak cukup untuk si bayi. Ada juga ibu yang punya banyak stok ASI.

"Kami ingin komunitas ini menyediakan kebutuh para ibu dan khususnya membantu bayi mendapatkan hanya yang terbaik. Kami percaya ASI adalah yang terbaik," tulis Chelly dalam situsnya.

Seperti dikutip dari Fox News, Jenna Mosbarger asal Arizona, Amerika Serikat, termasuk ibu yang menjual ASI-nya di situs tersebut. Dia menjualnya, setelah mulai kembali bekerja dan rajin memompa ASI. Awalnya sebenarnya Mosbarger menjadi donor ASI untuk National Milk Bank dan Prolacta Bioscience. Dia mendonasikan sekitar 1.000 ons ASI.

Namun kemudian dia sadar, dia bisa mendapatkan uang dari ASI nya tersebut dan tetap dapat membantu bayi yang membutuhkan. Dia pun menjual ASI nya itu dengan harga US$ 2 per ons untuk ASI beku dan US$ 5 untuk ASI segar. Dalam sebulan, Mosbarger bisa mendapatkan keuntungan sekitar US$ 1.500.

Glenn Snow, suami Chelly, mengatakan, situs yang didirikannya itu bisa menjadi tempat ibu untuk memenuhi kebutuhan ASI dengan harga terjangkau. "Dengan mereka (pendonor ASI) diberi kompensasi, itu justru membuat mereka pada posisi bisa lebih banyak memberikan ASI dan membantu lebih banyak bayi," ujarnya.

Situs tersebut menyediakan informasi lengkap bagaimana membeli dan menjual ASI. Onlythebrest juga memberikan tips bagaimana mengirimkan ASI itu. Glenn dan Chelly juga meminta pada para ibu untuk berbisnis dengan ibu-ibu yang sudah mereka seleksi.

Meskipun informasi dan aturan yang diberikan sudah cukup jelas, menurut Dr. Richard J. Schanler, seorang pakar bayi yang juga Chairman of the Section On Breastfeeding, American Academy of Pediatrics, bisnis ASI itu tetap berbahaya. Dikatakannya, memberikan bayi ASI dari orang yang tidak dikenal berisiko membuatnya terkena infeksi atau penyakit.

Tak hanya itu saja, ASI yang diberikan juga berisiko mengandung alkohol, obat-obatan atau terkontaminasi bakteri. Ada juga risiko penipuan jika paket yang diterima ternyata bukan berisi ASI.

"Anda tidak tahu terlibat apa dan risikonya terlalu besar," ujar Dr. Richard.

Dr. Richard menyarankan ibu untuk mendonasikan ASI nya saja pada lembaga atau rumah sakit yang terpercaya ketimbang menjualnya. Para ibu yang membutuhkan ASI, juga sebaiknya mencari donor ASI dari pihak yang kredibel.

Eny Kartikawati - wolipop