9 Ramadhan 1444  |  Jumat 31 Maret 2023

basmalah.png

8 Penyebab ASI Sedikit atau Tak Keluar Setelah Melahirkan

8 Penyebab ASI Sedikit atau Tak Keluar Setelah MelahirkanFiqhislam.com - Proses menyusui bagi sebagian ibu memang tidak berjalan semulus yang diinginkan. Kadang-kadang air susu ibu atau ASI baru keluar di hari ketiga, bahkan ada yang tidak keluar sama sekali.

Minimnya produksi ASI beberapa hari setelah persalinan disebabkan oleh penurunan produksi hormon progesteron. Saat hamil, plasenta memiliki peran penting untuk memproduksi hormon yang berperan dalam pembuatan ASI. Lalu, saat persalinan, plasenta tersebut terpisah dari rahim dan akan keluar dari tubuh.

Akibatnya, terjadi penurunan kadar hormon progesteron dalam tubuh secara drastis, yang menyebabkan ASI tidak keluar setelah melahirkan. Produksi ASI akan kembali berjalan 32-40 jam setelah melahirkan.



Dua sampai tiga hari adalah waktu rata-rata yang dibutuhkan ibu untuk memproduksi ASI setelah proses IMD. Lebih dari itu, apabila air susu tak kunjung keluar, maka bisa dibilang terlambat. Dalam bahasa medis, hal ini disebut sebagai delayed onset of lactation.

Meski terlambat, bukan berarti ibu yang mengalaminya tidak bisa memproduksi ASI sama sekali. Sayangnya, keterlambatan keluarnya ASI ini bisa memicu stres pada ibu, yang juga dapat mengakibatkan ASI tidak keluar. Siklus ini perlu diputus.

Selain stres, beberapa faktor di bawah ini juga bisa menyebabkan ASI tidak keluar atau terlambat keluar.

1. Persalinan pertama
Beberapa wanita yang baru pertama kali melahirkan, membutuhkan waktu hingga lima hari sampai payudara terisi penuh oleh ASI. Lalu, pada persalinan anak kedua dan seterusnya, air susu akan keluar lebih cepat.

2. Persalinan dengan penyulit
Proses persalinan dengan penyulit disertai faktor penyulit, dan menyakitkan bisa membuat ASI tidak keluar meski sudah lebih dari tiga hari setelah melahirkan. Selain itu, penggunaan obat bius dan infus dalam jangka waktu yang lama juga bisa menurunkan produksi ASI.

3. Operasi Caesar
Prosedur operasi, stres, nyeri, dan faktor emosional lainnya yang berhubungan dengan persalinan dengan operasi Caesar, dapat membuat ASI terlambat keluar.

4. Persalinan prematur
ASI sebenarnya memang sudah bisa diproduksi di akhir trimester kedua kehamilan. Namun, persalinan yang terjadi secara tiba-tiba, stres yang muncul, serta ketidakmampuan bayi prematur untuk menyusu, bisa menghambat produksi ASI.

5. Bayi kesulitan untuk menemukan puting ibu
ASI akan diproduksi apabila ada “permintaan dari bayi”. Artinya jika tidak ada stimulasi dari mulut bayi di payudara atau gerakan memerah susu, produksi ASI tidak akan terjadi. Itulah sebabnya, kesulitan bayi dalam menemukan atau menyusu ke puting ibu, bisa memengaruhi produksi ASI. Selain itu kondisi medis, seperti tongue tie, bibir sumbing, maupun masalah pada saraf bayi dapat juga membuat bayi sulit menyusu.

6. Kadar gula darah tinggi
Ibu yang memiliki diabetes, membutuhkan waktu lebih lama untuk memproduksi ASI. Hal ini disebabkan oleh berbagai alasan, mulai dari gangguan hormon, hingga tingginya angka prematur dan operasi Caesar pada ibu dengan riwayat diabetes.

7. Kelainan hormon
ASI tidak keluar juga bisa disebabkan oleh penyakit kelainan hormon, seperti hipotiroidisme dan polycytic ovary syndrome (PCOS).

8. Kelebihan berat badan
Ibu yang mengalami kelebihan berat badan sebelum kehamilan atau mengalami kenaikan berat badan berlebih saat hamil, juga berisiko mengalami keterlambatan produksi ASI.

Meski ASI tidak keluar, Anda disarankan untuk tetap menyusui bayi. Sebab, dalam empat hari pertama setelah persalinan, masih terdapat kolostrum di dalam payudara, yang baik untuk dikonsumsi bayi. Selain itu, stimulasi dari mulut bayi juga akan merangsang produksi ASI. [yy/tempo]

8 Penyebab ASI Sedikit atau Tak Keluar Setelah MelahirkanFiqhislam.com - Proses menyusui bagi sebagian ibu memang tidak berjalan semulus yang diinginkan. Kadang-kadang air susu ibu atau ASI baru keluar di hari ketiga, bahkan ada yang tidak keluar sama sekali.

Minimnya produksi ASI beberapa hari setelah persalinan disebabkan oleh penurunan produksi hormon progesteron. Saat hamil, plasenta memiliki peran penting untuk memproduksi hormon yang berperan dalam pembuatan ASI. Lalu, saat persalinan, plasenta tersebut terpisah dari rahim dan akan keluar dari tubuh.

Akibatnya, terjadi penurunan kadar hormon progesteron dalam tubuh secara drastis, yang menyebabkan ASI tidak keluar setelah melahirkan. Produksi ASI akan kembali berjalan 32-40 jam setelah melahirkan.



Dua sampai tiga hari adalah waktu rata-rata yang dibutuhkan ibu untuk memproduksi ASI setelah proses IMD. Lebih dari itu, apabila air susu tak kunjung keluar, maka bisa dibilang terlambat. Dalam bahasa medis, hal ini disebut sebagai delayed onset of lactation.

Meski terlambat, bukan berarti ibu yang mengalaminya tidak bisa memproduksi ASI sama sekali. Sayangnya, keterlambatan keluarnya ASI ini bisa memicu stres pada ibu, yang juga dapat mengakibatkan ASI tidak keluar. Siklus ini perlu diputus.

Selain stres, beberapa faktor di bawah ini juga bisa menyebabkan ASI tidak keluar atau terlambat keluar.

1. Persalinan pertama
Beberapa wanita yang baru pertama kali melahirkan, membutuhkan waktu hingga lima hari sampai payudara terisi penuh oleh ASI. Lalu, pada persalinan anak kedua dan seterusnya, air susu akan keluar lebih cepat.

2. Persalinan dengan penyulit
Proses persalinan dengan penyulit disertai faktor penyulit, dan menyakitkan bisa membuat ASI tidak keluar meski sudah lebih dari tiga hari setelah melahirkan. Selain itu, penggunaan obat bius dan infus dalam jangka waktu yang lama juga bisa menurunkan produksi ASI.

3. Operasi Caesar
Prosedur operasi, stres, nyeri, dan faktor emosional lainnya yang berhubungan dengan persalinan dengan operasi Caesar, dapat membuat ASI terlambat keluar.

4. Persalinan prematur
ASI sebenarnya memang sudah bisa diproduksi di akhir trimester kedua kehamilan. Namun, persalinan yang terjadi secara tiba-tiba, stres yang muncul, serta ketidakmampuan bayi prematur untuk menyusu, bisa menghambat produksi ASI.

5. Bayi kesulitan untuk menemukan puting ibu
ASI akan diproduksi apabila ada “permintaan dari bayi”. Artinya jika tidak ada stimulasi dari mulut bayi di payudara atau gerakan memerah susu, produksi ASI tidak akan terjadi. Itulah sebabnya, kesulitan bayi dalam menemukan atau menyusu ke puting ibu, bisa memengaruhi produksi ASI. Selain itu kondisi medis, seperti tongue tie, bibir sumbing, maupun masalah pada saraf bayi dapat juga membuat bayi sulit menyusu.

6. Kadar gula darah tinggi
Ibu yang memiliki diabetes, membutuhkan waktu lebih lama untuk memproduksi ASI. Hal ini disebabkan oleh berbagai alasan, mulai dari gangguan hormon, hingga tingginya angka prematur dan operasi Caesar pada ibu dengan riwayat diabetes.

7. Kelainan hormon
ASI tidak keluar juga bisa disebabkan oleh penyakit kelainan hormon, seperti hipotiroidisme dan polycytic ovary syndrome (PCOS).

8. Kelebihan berat badan
Ibu yang mengalami kelebihan berat badan sebelum kehamilan atau mengalami kenaikan berat badan berlebih saat hamil, juga berisiko mengalami keterlambatan produksi ASI.

Meski ASI tidak keluar, Anda disarankan untuk tetap menyusui bayi. Sebab, dalam empat hari pertama setelah persalinan, masih terdapat kolostrum di dalam payudara, yang baik untuk dikonsumsi bayi. Selain itu, stimulasi dari mulut bayi juga akan merangsang produksi ASI. [yy/tempo]

ASI Tak Keluar Setelah Melahirkan? Ini 5 Hal yang Harus Dilakukan

ASI Tak Keluar Setelah Melahirkan? Ini 5 Hal yang Harus Dilakukan


Fiqhislam.com - Ibu baru melahirkan sering dibuat panik ketika air susu ibu atau ASI tidak keluar. Beragam cara pun dilakukan, mulai dari memijat payudara hingga mengonsumsi suplemen atau booster ASI. Sebenarnya mana cara yang paling efektif?

Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mempercepat produksi ASI, berikut di antaranya.

1. Rutin memompa ASI
Meski ASI tidak keluar, tidak ada salahnya jika Anda rutin memompa payudara. Sebab, gerakan memerah akan merangsang produksi susu sehingga ASI akan lebih cepat keluar.

2. Memijat payudara
Anda juga dapat memijat payudara apabila tidak ada ASI yang keluar, meski hampir memasuki satu minggu pasca persalinan. Pijatlah payudara dengan dengan gerakan memutar ke arah bawah. Tekanan yang diberikan saat memijat, akan membantu ASI keluar lebih cepat.

3. Meningkatkan frekuensi kontak dengan bayi
Kontak dari kulit ke kulit antar ibu dan anak, dapat memberikan berbagai manfaat, salah satunya menstimulasi produksi ASI.

4. Tidak mengonsumsi obat selain yang diresepkan dokter
Jangan sembarangan mengonsumsi obat, kecuali yang diresepkan oleh dokter. Sebab, beberapa jenis obat dapat menghambat produksi ASI.

5. Berkonsultasi dengan dokter
Saat ASI tidak keluar, Anda sebaiknya menunggu selama beberapa waktu agar tubuh bisa secara alami memproduksi air susu. Namun, jika hal tersebut tidak kunjung terjadi, tidak ada salahnya jika Anda mengonsultasikannya dengan dokter atau konselor laktasi.

Dokter atau konselor laktasi akan memeriksa kemungkinan penyakit tertentu yang melatarbelakangi kondisi ini, sekaligus memberikan solusi yang tepat untuk Anda.

Anda tidak perlu terlalu khawatir jika ASI tidak keluar sehingga Anda tak bisa menyusui. Sebab, kalaupun ASI tidak bisa memenuhi kebutuhan nutrisi anak karena jumlahnya yang sedikit, masih ada alternatif lain yang bisa digunakan, seperti susu formula yang khusus dibuat untuk bayi baru lahir. [yy/tempo]