11 Ramadhan 1444  |  Minggu 02 April 2023

basmalah.png

Kanker Payudara, Ada Sadari Ada Pula Sadanis. Apa Bedanya?

Kanker Payudara, Ada Sadari Ada Pula Sadanis. Apa Bedanya?


Fiqhislam.com - Melakukan Sadari atau pemeriksaan payudara sendiri tidaklah cukup. Untuk mendeteksi kanker payudara, Anda perlu menjalani Sadanis atau Periksa Payudara secara Klinis.

Sadanis penting karena tak semua kelainan pada payudara bisa terlacak oleh jemari tangan Anda. Sadanis bisa dilakukan dengan metode ultrasonografi atau USG, mamografi, dan magnetic resonance imaging atau MRI. Apa fungsinya dan apa saja yang mesti diperhatikan saat menjalani Sadanis?

Dr. Erik Rohmando Purba, Sp.PD dari Rumah Sakit Umum Bunda Jakarta mengatakan, ancaman paling berbahaya bagi payudara adalah kanker. Banyak yang menyebut kanker payudara dipicu hormon estrogen. Estrogen adalah hormon seks yang dihasilkan tubuh. Estrogen dihasilkan ovarium atau indung telur. Selain ovarium, hormon ini juga diproduksi liver dan sel-sel lemak. Itu sebabnya, laki-laki juga punya estrogen dalam jumlah sangat terbatas.

Estrogen membantu pertumbuhan organ-organ seks seperti uterus, payudara, dan menunjang siklus menstruasi perempuan. Selain untuk pertumbuhan organ intim, estrogen disebut memperbesar risiko perempuan terkena kanker payduara. Erik mengatakan, sebanyak 80 persen kanker payudara dipicu reseptor estrogen.

Erik menjelaskan, di antara miliaran sel pada tubuh manusia, terdapat reseptor estrogen. Jika ikatan estrogen dan reseptor sangat tinggi, maka ia merangsang sel-sel payudara bertumbuh terus. "Pertumbuhan sel payudara yang tak terkendali memicu kanker. Jadi, kanker payudara adalah pertumbuhan sel payudara yang tidak normal," katanya. Apabila dibiarkan, sel kanker ini akan menjalar ke organ di sekitarnya.

Masalahnya, reseptor estrogen negatif juga bisa memicu kanker terutama ketika terjadi mutasi gen BRCA1 dan BRCA2. Kasus ini terjadi pada aktris Angelina Jolie. "Jika BRCA1 dan BRCA2 bermutasi, risiko kanker semakin tinggi. BRCA1 dan BRCA2 berfungsi menjaga agar cikal bakal sel kanker tidak tumbuh. Ketika BRCA1 dan BRCA2 bermutasi, tidak ada lagi yang mengontrol cikal bakal sel kanker di payudara," ujar Erik.

Melakukan Sadanis dengan mamografi dan USG efektif untuk melacak keberadaan sel-sel kanker payudara. Mamografi direkomendasikan bagi perempuan usia 40 tahun ke atas. Di usia 40 sampai 50 tahun, Anda disarankan menjalani pemeriksaan ini 1 sampai 2 tahun sekali. Di atas 50 tahun, lakukan sekali setahun. Jika ada anggota keluarga memiliki riwayat kanker payudara, kanker indung telur, atau hasil pemeriksaan BRCA1 dan BRCA2-nya positif (lewat pemeriksaan genetik), lakukan Sadanis lebih sering. [yy/tempo]

 

Tags: Payudara | Kanker