Kecil-kecil Pakai Manajemen Waktu, Perlukah?
NADYA, ibu muda berusia 27 tahun sedang resah dengan perilaku si sulung, Falika (4) yang mulai masuk TK Kecil. Apa pasal? Rupanya Falika tipe anak yang pembawaannya santai. Saking santainya, setiap pagi, dia sulit sekali dibangunkan untuk mandi dan berangkat sekolah.
“Kalau pun sudah bangun, Falika pasti melanjutkan tidur lagi di ruang tamu kira-kira setengah jam, lalu ke kamar mandi masih dalam keadaan mata merem. Sarapan pun lama karena sambil main dengan boneka Barbie-nya. Anaknya itu leleeeet banget!” cerocos Nadya yang juga seorang Manager Bank.
Sebagai seorang manager, Nadya boleh dibilang sukses memanajeri bank tempatnya bekerja, tapi belum tentu dengan putri semata wayangnya. Memang bukan perkara mudah untuk mengenalkan serta menerapkan pentingnya manajemen waktu bagi si prasekolah. Apalagi mengingat si kecil masih berusia balita, bisa-bisa Moms berpikir, “Apa enggak terlalu dini pakai time management segala? Nggak tega ah, umur segitu kan lagi asyik-asyiknya bermain.”
Pentingnya Manajemen Waktu
Menurut Maria Herlina Limyati, MSi, Psi dari Metamorphe Psychological Services, Focus Independent School, pengaturan waktu (time management) untuk anak usia prasekolah penting untuk beberapa hal, yaitu:
1. Membiasakan anak hidup teratur setiap hari sehingga memudahkannya untuk beradaptasi pada situasi yang memerlukan keteraturan (misalnya sekolah).
2. Mengenalkan anak mengenai disiplin, artinya mengikuti aturan dan jadwal kegiatan dalam sehari.
3. Memudahkan orangtua atau pengasuh dalam mengatur kegiatan anak.
4. Dapat mengatur waktu luang untuk orangtua atau pengasuh yang juga perlu waktu untuk dirinya sendiri.
Lalu idealnya sejak usia berapa orangtua dapat mengenalkan manajemen waktu pada anak mereka? “Sedini mungkin! Orangtua atau pengasuh hendaknya mengenalkan pola kegiatan yang rutin setiap hari. Misalnya waktu makan pagi, siang, sore pada jam yang sama, waktu tidur siang/malam, mandi, bermain,” jawab Maria.
Beri Contoh yang Baik!
Supaya penerapan manajemen waktu ini lebih efektif, Maria membagi tipnya untuk Anda.
“Pertama yang harus diingat adalah orangtua menjadi contoh bagi anak. Jadi, bila ingin menerapkan time management kepada anak, orangtua pun harus memiliki time management yang baik. Disiplin itu dicontohkan bukan diajarkan,” papar psikolog lulusan Universitas Indonesia tersebut.
Maria juga menekankan pentingnya memerhatikan perbedaan individual anak dalam mengatur waktu dan jenis kegiatan.
“Ada anak yang suka beraktivitas di pagi hari, sehingga pada siang hari perlu istirahat untuk memulihkan tenaganya. Namun, ada anak yang tidak suka tidur siang, hal ini tidak masalah, asalkan waktu tidur malamnya lebih panjang. Walaupun demikian, jangan biasakan anak tidur terlalu malam, karena akan membuatnya sulit bangun pada pagi hari. Akibatnya akan mengganggu jadwal hariannya utamanya anak yang sudah bersekolah,” tandasnya.
Selain dua poin di atas, yang tak kalah pentingnya adalah konsistensi dan konsekuensi.
“Konsisten dalam hal ini harus mengikuti jadwal yang telah disepakati dan sebisa mungkin tidak meleset kecuali ada situasi tertentu. Konsekuen yakni akan ada ‘sanksi’ bila jadwal tidak diikuti, misalnya tidak boleh main sepeda di luar rumah sebelum mandi. Terakhir, semua anggota keluarga harus kompak mengikuti jadwal yang telah dibuat. Ibu, ayah, pengasuh atau anggota keluarga yang lain tidak boleh memberi kelonggaran tanpa kesepakatan sebelumnya,” saran Maria. (Mom& Kiddie//ftr/lifestyle.okezone.com)