pustaka.png
basmalah2.png


26 Jumadil-Awwal 1445  |  Minggu 10 Desember 2023

Cara Bijak Latih Kecakapan Emosional Anak

Fiqhislam.com - Dalam bukunya yang bertajuk Raising An Emotionally Intelligent Child, psikolog John Gottman menyatakan, adanya Anda ikut membantu anak Anda memahami dan mengatasi berbagai perasaan yang dirasakannya, maka Anda telah ikut membantu meningkatkan kecakapan emosionalnya (EQ). Seorang anak yang memiliki kecakapan emosional yang tinggi akan lebih mampu dan lebih baik mengelola perasaannya, mampu memahami dan berhubungan dengan orang lain secara lebih baik serta mampu membentuk perkawanan yang lebih kuat dan erat dibanding anak yang memiliki kecakapan emosional yang rendah.

Sejumlah pakar menyatakan, anak-anak yang memiliki kecakapan emosional yang tinggi cenderung akan menjadi orang dewasa yang lebih bertanggungjawab, percaya diri dan berhasil di bidangnya.

Akan tetapi, persoalannya, bagaimana Anda dapat dengan tepat ikut membantu meningkatkan kecerdasan emosional anak Anda tersebut ? John Gottman menyodorkan sejumlah langkah sebagai berikut.

  • Dengarkan dengan penuh empati

Curahkan perhatian Anda sepenuhnya terhadap apa yang sedang anak Anda rasakan. Ketika dia rewel saat Anda telah meninggalkannya karena suatu urusan, misalnya, tanyakan kepadanya apakah hal inilah yang telah membuatnya dia rewel.

  • Bantu mengungkapkan perasaan

Dengan keterbatasan kosa kata yang dimilikinya, anak usia 12-24 bulan seringkali mengalami kesulitan dalam mengungkapkan perasaan yang dialaminya. Dalam hal ini, Anda dapat membantunya menemukan kosa kata atau kalimat yang cocok untuk menggambarkan perasaan yang sedang dialaminya. Jika seumpamanya, dia terlihat murung karena tidak bisa main di luar, mungkin Anda bisa bilang kepadanya, "Oh, kamu sedih ya sayang, karena tidak bisa main di luar."

  • Ajari pemecahan yang wajar

Ketika anak Anda "ngambek" kepada seseorang, ajarilah dia mengetahui batas-batas kemarahan yang wajar. Lynne Namka, seorang spesialis pengelola kemarahan, menyarankan, bantulah anak untuk mengungkapkan rasa marahnya dengan kata-kata atau ucapan yang wajar. Anak harus mulai diberi pemahaman bahwa adalah wajar untuk marah namun tidak berlebihan, seperti melempar benda atau menyerang orang lain.

  • Hindari ucapan keras dan kasar

Anda tidak perlu menutupi rasa marah atau rasa tidak suka Anda di depan anak Anda. Namun, perasaan Anda tersebut tidak perlu diungkapkan dengan emosi yang meledak-ledak yang disertai dengan kata-kata atau ucapan yang keras dan kasar. "Mama sedih kalau kamu begitu" jauh lebih baik Anda ungkapkan daripada "Kamu jelek dan membuat mama marah!" Hindari pula cercaan yang sangat berlebihan karena pada akhirnya justru akan membuat anak kehilangan rasa percaya diri.

Setiap orangtua menginginkan anak-anaknya memiliki IQ (Intelligence Question) dan EQ (Emotional Question) yang baik. Kecerdasan pikiran, mutlak harus dipelajari untuk memberi fondasi anak agar mampu berargumen, mengambil keputusan, dan mencari solusi terbaik atas permasalahan yang muncul. Sedangkan, kecerdasan emosi dibutuhkan agar anak dapat membentuk karakter baik dalam dirinya.

Salah satu cara paling efektif dalam mengembangkan kecerdasan otak dan emosi anak adalah dengan bermain. Mengapa permainan dapat melatih jiwa kepemimpinan anak? Yakni apabila unsur-unsur dalam permainan tersebut mengajarkan tentang keberanian, tanggung jawab, logika, cara mengatur strategi, memecahkan masalah, bekerjasama, melatih ketangkasan, konsentrasi, membangun kreativitas, melatih kepercayaan diri, dan nilai positif lainnya.

Mengenali kecerdasan otak dan mental menjadi bagian terpenting dalam pembentukan karakter seorang anak. Cara meningkatkan hal itu bisa dilakukan sambil bermain. Banyak bentuk permainan yang ditawarkan untuk menggali kecerdasan tersebut antara lain permainan ladang jebakan, adu suit, sarang laba-laba, kanal api.

Bermain, membutuhkan orang lain sebagai teman atau lawan. Bermain peran seperti ini jelas dibutuhkan seorang anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Anak-anak mungkin akan bertengkar selama menjadi musuh. Kemudian dalam sekejap, akrab kembali sebagai teman. Inilah salah satu proses pembentukan emosi.

Pembentukan emosi anak juga dapat dilakukan ketika ia dapat bekerjasama dengan teman-temannya. Sebab, kerjasama merupakan cara ia melatih kemampuan beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
Semua ini dapat dipelajari melalui Buku “Creative Game for Kids” karya Yudha Kurniawan, SP terbitan Wahyumedia.

Di dalam buku ini mengulas bentuk permainan yang dilakukan secara berkelompok dengan berkonsentrasi pada kemampuan berpikir, kerjasama, ketangkasan tubuh, pengembangan diri, dan komunikasi. Peserta yang bermain disesuaikan dengan usia, tinggi, dan bobot tubuhnya. Seluruh permainan dirancang menggunakan alat dan bahan sesuai jenis permainannya. Lokasi kegiatan ada yang di dalam ruangan adapula di halaman luar, sesuai ruang yang dibutuhkan dalam permainan.

Selain itu, buku ini berisi 35 permainan seru untuk meningkatkan IQ dan EQ anak. Dapat digunakan sebagai panduan bermain yang mudah, bermanfaat, dan menyenangkan bagi anak maupun siswa di sekolah.

Harapannya, buku terbitan WahyuMedia ini dapat memberikan kontribusi lebih bagi anak dalam proses belajar. Sebab, dengan belajar sambil bermain, biasanya anak akan lebih cepat menyerap atau memahami materi pembelajaran.

Suaramedia.com