pustaka.png
basmalah2.png


24 Jumadil-Awwal 1445  |  Jumat 08 Desember 2023

Anak Suka Bergaul Dengan Orang Dewasa

Fiqhislam.com - Penting bagi anak belajar bersosialisasi dengan lingkungan sebayanya. Seperti diketahui, selain faktor genetik atau keturunan, lingkungan juga merupakan faktor yang amat berpengaruh terhadap pembentukan karakter anak. Pergaulan anak dengan lingkungan sebaya juga bertujuan menumbuhkan rasa percaya pada oranglain dan bisa saling berbagi. Sayangnya kondisi ideal ini tidak dengan serta merta terwujud. Beberapa anak ternyata lebih senang kalau bergaul dengan orang dewasa saja.

Apakah ini masalah…????

Jika orang dewasanya baik-baik semua sih gak masalah yang jadi masalah adalah jika anak bergaul dengan orang dewasa yang berperilaku tidak baik seperti merokok, bicara kasar dsb….ya kan anak belajarnya dengan meniru dan mengamati….yang dia lihat dan dia dengar akan dicopy smua..terlebih anak belum tau konsep benar salah…wah bahaya kan..????

Faktor apa saja yang menyebabkan anak lebih senang bergaul dengan orang dewasa ???

Ada hambatan pada anak.

Hambatan bisa bermacam-macam entah cacat fisik atau keterbelakangan mental. Dalam kasus seperti ini banyak orangtua yang malah ”mengurung” anaknya dirumah/tidak boleh main diluar rumah dengan alasan takut anaknya diejek oleh teman sebaya.

Anak dilarang bergaul karena perbedaan sosial dan ekonomi

saya yakin Ibu tidak melakukan hal ini tapi dibeberapa keluarga ada loh yang melarang anaknya main dengan anak sekitar yang ekonomi nya beda. dengan alasannya kalau ekonomi rendah maka tidak berpendidikan..nah kalo gak berpendidikan artinya bisa menularkan "virus" yang gak baik ke anak...ntah perilaku atau tutur kata.....sedih ya...padahal gak semuanya kan gitu walaupun gak dipungkiri ada juga yang demikian. kembali lagi orangtua pasti ingin anaknya mendapat yang terbaik....

Memang dikondisikan bergaul dengan orang dewasa.

Sejak kecil orangtua tidak membiasakan anak bergaul dengan teman sebaya tapi justru lebih sering mengikut sertakan anak dalam pergaulannya hingga tanpa sadar berarti sudahmengkondisikan anak pada lingkungan dewasa tersebut.

Tidak ada anak sebaya

Ada kan lingkungan yang tidak ada anak kecilnya..???nah bila orangtua tinggal dilingkungan seperti ini tentunya sangat kecil bagi anak dapat bermain dengan teman sebaya, kecuali jika orangtua mencarikan alternative lain seperti memasukkan anak kesekolah  atau sanggar bermain.

Kalau dibiarkan main dengan orang dewasa ada dampaknya tidak…???

Dampaknya tentu saja ada baik itu positif maupun negatif…

Positifnya : anak akan lebih cepat mengerti dalam hal-hal tertentu dibanding teman sebayanya misalnya anak sering bergaul dengan orangdewasa yang senang otomotif tentu akan lebih tau seluk beluk kendaraan bermotor dibanding teman sebayanya. Anak yang bergaul dengan orang dewasa yang senang  komputer  mungkin akan lebih cepat tahu segala sesuatu yang berhubungan dengan computer dibanding teman sebayanya yang tidak bermain seperti itu.

Negatifnya : anak akan lebih cepat matang/dewasa dalam arti anak lebih cepat mengerti pemikiran dan obrolan-obrolan orang dewasa. Akibatnya anak jadi sulit masuk kelingkungan teman-teman sebayanya. Pasalnya frame yang terdapat dikepala anak hampir layaknya orang dewasa. Hingga kala berhadapan dengan teman-teman sebayanya ia merasa terasing. Teman-temannya pun juga demikian karena apa yang diomongkan belum bisa dijangkau oleh teman-temannya. Kalau sudah begitu kasihan si kecil kan..???? dampak negatif lainnya, anak meniru tingkah laku orang dewasa yang tidak baik seperti merokok, bicara topik-topik dewasa.

Solusinya apa..????

Carikan teman sebaya.

Jika dilingkungan sekitar rumah tidak ada teman sebaya atau anak sangat kurang bersosialisasi dengan teman sebaya, orangtua sebaiknya aktif mencari tahu tempat-tempat kegiatan untuk anak seusianya misalnya TPA, sanggar lukis, sanggar kreativitas, tari, nyanyi dsb…tentunya pilih yang sesuai dengan minat dan bakat anak…

Kurangi kegiatan anak dengan orang dewasa.

Mengurangi intensitas anak main dan bersosialisasi dengan orang dewasa tentu saja gak bisa drastis ( apalagi untuk yang sudah terbiasa…) melarang anak tentu juga tidak boleh terlalu keras. Dalam melarangpun kita perlu menjelaskan alasannya secara jujur misal merokok dan omong kasar merupakan perilaku buruk hingga tidak boleh ditiru. Jika si kecil tetap protes jelaskan dampaknya yang tidak baik untuk kesehatan.

Arahkan anak.

Arahkan anak untuk mencari teman main lain atau kenalkan anak pada teman sebayanya yang menurut kita baik untuk dijadikan sebagai teman bermain. Saat si kecil main dirumah temannya sempatkan juga untuk memastikan mereka bermain secara wajar sehingga tidak ada rasa khawatir atau was2….( bisa kerjasama dengan orangtua teman anak juga loh....jadi saling mengawasi...).

Demikian uraian dari kami. salam sayang buat keluarga tercinta. semoga bermanfaat. [WarnaIslam.com]

Herlita Jayadianti