pustaka.png
basmalah2.png


7 Rabiul-Awwal 1445  |  Jumat 22 September 2023

7 Cara Atasi Sifat Pemalu Anak

Fiqhislam.com - Jika anak Anda benar-benar pemalu, jangan sekali-kali melabelnya, karena akan membuat rasa malu anak semakin menjadi. Ingat, anak akan berperilaku sesuai dengan apa yang dilabelkan. Anda bisa turut andil meminimalkan sifat pemalu pada anak.

Sebelumnya, yang perlu orangtua lakukan adalah mencari tahu, apa penyebabnya serta dalam situasi dan kondisi seperti apa anak menjadi pemalu. Apakah hanya ketika di luar rumah, di saat situasi tertentu saja, dan sebagainya. Dengan begitu, orangtua memiliki data akurat sebelum menangangi penyebabnya.

Selanjutnya, orangtua bisa melakukan sejumlah cara ini:

1. Ajari anak untuk bersikap, berperilaku, mau pun bertata krama dalam beragam situasi tertentu. Bagaimana ia belajar memulai percakapan dengan menyapa temannya. Misalnya menanyakan kabar, memuji penampilan, atau membagi makanan ringan yang dibawanya. Setelah komunikasi pertama berjalan lancar, anak bisa belajar mengangkat topik yang sedang hangat atau menjadi kesukaan anak.

2. Beri anak pelatihan agar ia terampil bicara di depan orang banyak atau umum, dimulai dengan berbicara di depan cermin, lalu di depan orangtua dan saudaranya di rumah.

3. Ajarkan juga agar ia dapat memimpin dengan memberinya tugas dan tanggung jawab, seperti memimpin doa di kelas.

4. Doronglah ia agar berani dan terbuka saat mengungkapkan unek-unek atas kekesalannya.

5. Orangtua memberikan contoh, bagaimana menjadi pribadi yang percaya diri dan berani, sehingga anak bisa menirunya. Saat berada di restoran, lalu mendapatkan makanan yang tidak sesuai pesanan, misalnya, orangtua berani memanggil pramusaji untuk memintanya menggantinya.

6. Ciptakan lingkungan yang aman bagi anak, sehingga anak tidak merasa cemas atau takut dipersalahkan, ditertawakan, dimarahi, dan sebagainya.

7. Bantu anak membuat dirinya merasa nyaman dengan perasaannya, juga membantu menumbuhkan rasa percaya dirinya dengan berbagai keterampilan.

Bila orangtua merasa sudah maksimal namun tetap tak berhasil mengubah sifat pemalu anak, tak ada salahnya meminta bantuan ahli. Dengan begitu, potensi dan kemampuan sosialisasi anak tidak terganggu karena rasa malu yang berlebihan.

Nakita/Dedeh Kurniasih
female.kompas.com


Anak pemalu pertanda mengidap gangguan jiwa?

Sebuah panduan baru untuk mendiagnosis gangguan mental dilaporkan sedang dikembangkan di AS.

Para ahli mengkhawatirkan penggunaan dari obat psikotropika meningkat, karena dalam panduan itu disebutkan bahwa seorang anak yang pemalu juga dianggap sebagai seorang pengidap gangguan mental.

Anak-anak yang cenderung tertutup karena pemalu selalu diusahakan untuk mendaptkan dukungan agar mereka lebih percaya diri. Dengan masuknya kategori dari gangguan jiwa, anak pemalu akan membutuhkan lebih dari sekedar pendampingan tetapi juga perawatan.

Tentu saja hal ini mengecewakan para psikiatrik, karena obat psikotropik seperti Ritalin dan Prozac akan lebih banyak digunakan. Tahun ini saja diperkirakan 650 ribu anak yang berusia 8-13 tahun telah mengkonsumsi Ritalin, lebih jauh dari itu 20 tahun yang lalu yang menggunakan hanya 9000 anak.

Faktanya, penelitian terbaru menujukkan bahwa anak dibawah usia enam tahun telah mendapatkan obat ini untuk mengatasi gangguan Hiperaktif dan sulitnya berkonsentrasi.

Efek jangka panjang tentu saja mengkhawatirkan, karena obat ini bekerja pada sistem syaraf pusat dan dapat memicu ketagihan.

"Dalam masyarakat yang selalu menginginkan hasil yang instan, penggunaan obat untuk perilaku yang menyimpang itu tentunya sangat menggoda. Tetapi ada banyak cara yang lebih aman meski hal itu butuh banyak waktu dan tenaga," kata Kate Falon dari Asosiasi psikolog pendidikan seperti dikutip dari Telegraph.

Cara lain, yakni melakukan terapi kognitif dan keperilakuan. Terapi ini dilakukan melalui upaya pendampingan dan upaya mengatasi emosi, perilaku dan gangguan jiwa tanpa harus bergantung pada pengobatan.

Anak-anak yang cenderung pendiam dan penyendiri setelah merasa kehilangan juga dikategorikan sebagai gangguan jiwa, yang disebut gangguan depresi. Bahkan anak yang tidak patuh kepada orang tuanya juga mengidap gangguan mental sebagai pribadi pemberontak. (
antaranews.com)