Pentingnya Membangun Attachment Sejak Dini Pada Anak
Fiqhislam.com - Anak yang mendapatkan kasih sayang dan dekat dengan orangtuanya akan tumbuh menjadi manusia yang sehat baik jiwa dan raganya serta tangguh, begitulah pendapat dari psikolog Ratih Ibrahim. Sayangnya beberapa orangtua sering melupakan dan menyepelekan membangun attachment atau kelekatan dengan anak mereka.
Ketika anak tumbuh tanpa mendapatkan banyak kasih sayang dari orangtuanya, saat dewasa dia bisa merasakan hidupnya penuh masalah. Hal ini sesuai dengan pengalaman Ratih yang sudah lebih dari 20 tahun bekerja sebagai psikolog profesional.
"Lebih dr 20 tahun sy menemani banyakkk sekali klien, banyak issue di usia dewasa sd tua-nya adl lantaran lack of #attachment yg benar. Sad*," tulis Ratih dalam akun Twitternya @ratihibrahim, Rabu (8/8/2012).
Tweet di atas ditulisnya setelah sebelumnya ia menuliskan serangkaian tweet mengenai pentingnya attachment antara orangtua dan anak. Rangkaian tweet Ratih yang juga diberikannya kepada dokter anak dr. Tiwi itu dimulai dengan mengutip temuan psikolog Inggris, John Bowlby yang dikenal dengan teori attachment-nya.
"Bowlby menemukan bgmn mahluk2 muda, kecil, bayi2 (termasuk manusia) memiliki keterikatan dgn caregivernya >induk. Bentuk keterikatan yg disebut #attachment wired in di dalam diri bayi2 ini. Tuhan yg buat. Sifatnya naluriah, sudah dari sananya...," tulis psikolog sekaligus presiden direktur Personal Growth itu.
Dasar dari attachment ini, dijelaskan Ratih lagi, karena adanya kebutuhan naluriah makhluk hidup untuk berlindung, mendapatkan rasa aman, nyaman. "Tht sense of experiences, feeling, of #attachment yg lalu mengisi RASA pd mahluk hidup. Sy menyebutnya : mengisi ruang2 jiwa-nya," jelasnya lagi.
Ratih melihat, makhluk hidup seperti hewan dan tumbuhan saja bisa membangun kedekatan dengan induknya, jadi kenapa tidak dengan manusia yang merupakan ciptaan Tuhan paling sempurna. "Jd keterlaluankan, bhw sbg mahluk citaan Tuhan yg plg luhur, jjustru kita yg TIDAK memberikan #attachment dg benar utk BAYI2 kita!," katanya.
Psikolog lulusan Universitas Indonesia ini menjelaskan kenapa dia sangat peduli pada masalah pemberian attachment untuk anak sejak dini. Hal itu karena anak yang mendapatkan kasih sayang dan cinta dari orangtuanya akan tumbuh menjadi manusia yang utuh, sehat jiwa dan raganya, tangguh dan waras.
"Krn pemenuhan kebutuhan basic manusiawinya full, so jd manusia bahagia, hidupnya juga akan utuh, sehat, tanGguh+waras," tulis Ratih.
Menurut Ratih, memang selama ini attachment terkesan tidak ada manfaatnya. Padahal attachment itu pentingnya senilai dengan kehidupan itu sendiri.
Apa bentuk konkrit dari hasil attachment ini? Ratih melihat hasil attachment yang baik akan terlihat pada perilaku seseorang sejak dia masih sangat muda. Orang tersebut tumbuh menjadi manusia yang bahagia, percaya diri, penuh kasih sayang, peduli, mudah berteman, tidak mudah uring-uringan, rewel, judes dan galau.
"Mereka yg happy+menampilkan positive self, adl ia yg kebutuhan afeksi+bonding+loved nya terpenuhi baik di usia mudanya. Yg kebalikannya, either grow as bitter person, atau cold-emotionless, atau canggung, anger, aneh, asosial bahkan "sakit". Begitupun ia yg sgt dingin, selfish, dan peduli dg orang lain, penyendiri, dst. @drtiwi why? Lack of#attachment, lack of love fulfillment," urai Ratih dalam tweetnya.
Bagaimana caranya membangun kelekatan atau attachment sejak dini dengan anak? Tunggu di artikel wolipop selanjutnya.