Kecerdasan Anak tak Hanya IQ
Fiqhislam.com - Orangtua memberikan banyak perhatian pada anak yang berada dalam periode emas. Berbagai cara pun dilakukan untuk menunjang kecerdasan intelektualnya atau IQ meskipun usianya masih di bawah tiga tahun. Sebab, anak dalam periode emas itu mengalami pertumbuhan otak yang harus didukung.
Tapi kecerdasan seorang anak tak melulu soal intelektual. Orangtua pun harus mengembangkan kecerdasan emosional (EQ), sosial, dan multiple intelligence.
“Kecerdasan sosial penting karena terkait kemampuan untuk mengidentifikasi, menilai dan mengendalikan emosi diri sendiri, orang lain dan kelompok. Tanpa ditunjang kemampuan otak yang optimal, intelegensi sosial anak kurang berkembang,” kata Tjhin Wiguna, psikiater anak dan remaja dari Universitas Indonesia
Perkembangan otak dan kemampuan anak berkoneksi satu sama lain. Di periode emas, volume otak berkembang. Namun kapasitasnya terbatas, misalnya anak sulit mengingat pesan-pesan yang membingungkan.
“Namun itu wajar pada anak. Jika dari kecil anak distimulasi dengan baik, maka kemampuan mengingatnya juga akan optimal,” imbuh Dr. Tjhin.
Lantaran itu, ia mengimbau upaya pengembangan otak ditunjang berbagai faktor seperti stimulasi, nutrisi, pendidikan dan pelatihan, dukungan keluarga, serta imunitas yang baik. Perkembangan otak bisa tidak baik sehingga ia kurang konsentrasi dan sulit memberikan perhatian. Itu bisa terjadi bila anak mengalami malnutrisi dan kurang gula dalam darah.
"Penting memberi otak dengan energi yang membuatnya bisa fokus," ujarnya.
Meskipun otak hanya memiliki berat kurang dari 10 persen dari total berat tubuhnya, namun organ ini mengonsumsi 40 persen dari total energi tubuh yang dibutuhkan, bahkan di saat istirahat. Untuk itulah anak harus mendapatkan asupan energi yang konsisten dan lebih tahan lama untuk mendukung kinerja otak yang optimal, baik aktif ataupun beristirahat.
Faktor yang dapat membuat anak memiliki kecerdasan otak yang optimal adalah kecukupan nutrisi. Menurut riset, salah satu nutrisi yang berkhasiat memperpanjang daya kognitif atau daya kerja otak anak adalah isomaltulosa.
Isomaltulosa merupakan disakarida (karbohidrat) yang dicerna lebih lama dengan angka glikemik rendah yang mampu memberikan energi dalam bentuk glukosa ke dalam darah untuk waktu yang lebih lama dibandingkan karbohidrat dengan indeks glikemik lebih tinggi seperti maltodekstrin, glukosa, sukrosa, dan lain-lain. [yy/metrotvnews]