Anak Butuh Berinteraksi
Fiqhislam.com - Tak jarang orangtua mengurung anaknya di rumah untuk memastikan keamanan sang buah hati. Aksi itu juga dilakukan agar anak tak banyak main di luar rumah yang sulit dikontrol. Bahkan ada juga yang sengaja memadatkan jadwal anak belajar sejak pulang sekolah dengan mencarikan tempat les.
Tapi cara itu tak sepenuhnya benar menurut sosiolog dari Universitas Indonesia Daisy Indira Yasmine. Ia bilang anak harus diajarkan cara bersosialisasi dengan teman dan orang lain, tidak hanya untuk berprestasi di sekolah saja.
"Terkadang keluarga tidak mengajari bagaimana berteman dengan orang di luar, seringnya bagi mereka yang penting belajar dan belajar, nilai bagus, selesai," kata Daisy dalam jumpa pers Varian Rasa Baru Es Krim Wall's Selection di Jakarta, Jumat (19/10).
Menurut dia, cara bersosialisasi dengan orang lain beragam. Ia mengaku sering menemui anak-anak yang kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain. Hal itu karena rasa percaya diri yang rendah, sehingga membuat anak tidak nyaman berkomunikasi dengan pihak lain. Padahal, rasa percaya diri seorang anak berbanding lurus dengan keharmonisan keluarga.
Sementara kesibukan masyarakat terutama bagi mereka yang tinggal di perkotaan membuat para orangtua lupa memanfaatkan waktu luangnya bersama anak-anak. Mereka lebih memilih memanfaatkan waktu untuk beristirahat memulihkan tenaga.
Menurut dia, akhir pekan yang berkualitas sebenarnya tidak memerlukan biaya yang mahal, bahkan bisa dilakukan di rumah dengan menciptakan kegiatan yang kreatif. "Misal membuat silsilah keluarga dengan mengumpulkan foto-foto lama atau bisa sharing sambil memasak," katanya.
Daisy mengatakan, keharmonisan keluarga akan membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan bahagia, sehingga perilakunya pun positif yang akan menjadi modal penting saat nanti beranjak dewasa. [yy/metrotvnews]