Makanan Tinggi Antioksidan Belum Tentu Menyehatkan
Fiqhislam.com - Kandungan antioksidan dalam makanan sangat baik untuk kesehatan, terutama untuk menurunkan risiko penyakit stroke dan demensia di usia tua. Mengonsumsi lebih banyak anti oksidan dalam makanan ternyata tidak bermanfaat lebih maksimal.
Penelitian terbaru menunjukkan, konsumsi antioksidan yang berlebih tidak menurunkan risiko penyakit stroke dan demensia di usia tua. Sebelumnya, para peneliti menemukan fakta bahwa anti oksidan dalam buah dan sayur bisa menurunkan risiko stroke dan dementia.
“Kami melihat manfaat jelas dan nyata dari anti oksidan yang spesifik, tapi tidak secara keseluruhan,” ujar Elizabeth Devore, ahli epidemiologi dari Brigham and Women’s Hospital yang memimpin penelitian ini.
Tahun lalu, Devore menemukan bahwa konsumsi buah berri bisa menurunkan risiko penurunan kognitif wanita. Penelitian Nurses Health Study ini pun masih berlanjut. Peneliti berpikir bahwa kandungan flavanoid dalam berri bisa berfungsi seperti antioksidan yang terkandung dalam beta karoten, vitamin C dan vitamin E.
Seperti dilansir The Salt (12/04/2013), Devore melihat data dari studi selama 14 tahun terhadap 5.000 orang berusia 55 tahun ke atas di Rotterdam, Belanda. Ditemukan bahwa orang yang makan lebih banyak vitamin E memiliki lebih sedikit risiko terserang demensia. Sedangkan orang yang makan lebih banyak vitamin C memiliki lebih sedikit risiko terserang stroke.
Saat ini Devore meneliti orang yang sama dan menemukan fakta bahwa kandungan antioksidan dalam makanan yang mereka konsumsi, tidak membantu menyembuhkan penyakit stroke dan demensia.
Penelitian menunjukkan kandungan vitamin E dan vitamin C masih bekerja sangat baik untuk otak.
Dalam penelitian terbaru, orang-orang dengan asupan antioksidan tertinggi mendapatkan sebagian besar sumber antioksidan dari kopi dan teh. Menurut Devore, kopi dan teh merupakan minuman yang penuh antioksidan dalam bentuk flavanoid.
Penelitian lain di Eropa menemukan bahwa konsumsi kopi 5 cangkir sehari dapat mencegah penyakit Alzheimer. Namun, manfaat itu tidak muncul pada orang-orang yang rutin meminum kopi dalam penelitian Devore. Menurut Devore, hal ini bisa terjadi karena asupan antioksidan bukan satu-satunya faktor dalam kasus ini.
Studi di Italia tahun 2011 menunjukkan penurunan risiko penyakit stroke pada orang-orang yang mengonsumsi antioksidan dalam jumlah banyak. Orang-orang mendapat asupan anti oksidan dari wine, buah dan sayur.
Hal ini sangat berbeda dari studi Devore di Belanda dimana asupan antioksidan berasal dari konsumsi daging, susu, serta sedikit buah dan sayur.
Hingga saat ini, para peneliti masih terus menggali hubungan antara antioksidan dan kesehatan. “Kita akan mencoba menggali informasi yang lebih spesifik bagi orang-orang,” kata Devore. [yy/detik.com]
Apa itu Antioksidan?
Antioksidan adalah senyawa-senyawa yang berfungsi untuk mencegah terjadinya proses oksidasi zat-zat tertentu dalam tubuh. Lalu mengapa kita membutuhkan antioksidan? Mari kita urai.
Antioksidan dapat membantu tubuh untuk menghentikan proses perusakan sel akibat adanya radikal bebas di tubuh, dengan cara memberikan elektron kepada radikal bebas. Antioksidan akan menetralisir radikal bebas sehingga tidak mempunyai kemampuan lagi mencuri elektron dari sel dan DNA, yang selalu melakukan perusakan sel. Yang masuk ke dalam golongan zat ini antara lain vitamin, polipenol, karotin dan mineral.
Ada beberapa jenis buah dan sayur yang menjadi sumber zat antioksidan, yaitu:
- Vitamin A : Wortel, brokoli, sayur hijau, bayam, labu, hati, kentang, telur, aprikot, mangga, susu dan ikan.
- Vitamin C : Lada/merica, cabe, peterseli, jambu biji, kiwi, brokoli, taoge, kesemek, pepaya, stowberi, jeruk, lemon, bunga kol, bawang putih, anggur, raspberri, jeruk kepruk, bayam, tomat dan nanas.
- Vitamin E : Asparagus, alpukat, buah zaitun, bayam, kacang-kacangan, biji-bijian, minyak sayur, serat.
- Karotin : Beta karoten, lutein, likopen, wortel, labu, sayur-sayuran hijau, buah-buahan berwarna merah, tomat, rumput laut.
- Polipenol : Buah berri, teh, bir, anggur, minyak zaitun, cokelat, kopi, buah kenari, kacang, kulit buah, buah delima dan minuman anggur.
Tubuh harus dapat mencegah terjadinya oksidasi zat-zat tertentu dalam tubuh, menghalau radikal bebas yang dapat memacu timbulnya penyakit. Itulah fungsi antioksidan secara garis besar.
Apa itu Radikal Bebas?
Radikal bebas adalah senyawa molekul oksigen yang secara kimia strukturnya berubah akibat yang timbul dari aktifitas lingkungan. Sumber radikal bebas sendiri bisa dari dalam sendiri, misalnya dari metabolisme tubuh maupun dari stress. Sumber Radikal bebas juga dapat datang dari luar tubuh, misalnya karena adanya pencemaran udara, bahan kimia, rokok, obat-obatan dan ultraviolet. Radikal bebas dapat menjadi salah satu penyebab penyakit stroke, penurunan sistem imun, penyakit jantung, penyakit lever, kanker, reumatik, kencing manis, dan katarak. Radikal bebas adalah salah satu yang berperan cukup besar dalam proses penuaan dini.
Pada saat metabolisme terjadi, akan ada reaksi oksidasi dan reduksi yang dapat menimbulkan radikal bebas dengan oksigen reaktif. Disinilah radikal bebas bebas mengoksidasi zat-zat yang berguna bagi tubuh, hal ini dapat menyebabkan sejumlah jaring sel tubuh rusak. Contoh nyata yang terjadi adalah seperti kulit menjadi keriput karena kehilangan elastisitas jaringan kolagen dan ototnya. Kemudian akan dapat menimbulkan bintik-bintik berupa pigmen kecoklatan atau flek. Inilah yang menyebabkan kesehatan kesehatan kulit menurun, keriput, kulit jadi kasar, pori-pori melebar dan kulit jadi tak mulus.
Dan yang lebih buruknya lagi, radikal bebas ini dapat memicu kepikunan akibat dinding sel saraf, yang terdiri dari asam lemak tak jenuh ganda, yang dijadikan sasaran empuk bagi serangan radikal bebas.
Dengan alasan-alasan itulah, mengapa kita membutuhkan asupan gizi atau nutrisi yang mengandung antioksidan yang cukup. Yang diharapkan adalah, zat-zat yang bermanfaat serta sel-sel jaringan dalam tubuh dapat tetap berfungsi dengan baik agar stamina dan kesehatan serta fungsi organ-organ tubuh tetap berfungsi sebagaimana mestinya, juga mencegah proses penuaan dini. [YY/kilasdara.com]
|