Minuman Energi Bisa Membantu Daya Konsentrasi?
Fiqhislam.com - Selain mengandung mineral dan gula, minuman berenergi juga bekerja mirip dengan minuman berkafein. Kesimpulan ini didapat setelah tim peneliti memonitor aktivitas otak saat partisipan mengerjakan tes yang menuntut konsentrasi.
Dalam studi ini, sebelum mengerjakan tes para partisipan mengonsumsi 236 ml pilihan air putih, air berkafein, atau minuman berenergi merek 5-Hour Energy. Minuman berkafein disesuaikan sehingga memiliki jumlah sama kafein per 500 gram dari berat badan partisipan dan semua minuman diberi warna biru.
Selama tes, partisipan yang meneguk minuman berkafein ternyata memiliki respon otak lebih cepat, dibandingkan dengan yang meneguk air putih. Namun, tidak ada perbedaaan aktivitas otak pada orang yang mengonsumsi air berkafein dan minuman berenergi.
“Banyak orang memilih minuman berenergi karena berpikir bahwa minuman tersebut lebih ampuh tingkatkan konsentrasi daripada kafein. Ternyata hasil yang ditunjukkan tidak berbeda jauh,” tutur Chelsea Benham selaku kepala peneliti dari Centre College, Danville, California.
Chelsea menambahkan secangkir kopi juga cukup untuk meningkatkan daya konsentrasi jika mengandung kafein sebanyak minuman berenergi. 59 ml 5-Hour Energy mengandung sekitar 215 miligram kafein yang setara dengan dua cangkir kopi.
Walaupun salah satu keuntungan minuman energi adalah jumlah kafein konsentrat. Banyak ahli kesehatan yang masih meragukan jumlah batas aman konsumsi minuman berenergi, menyusul beberapa laporan menyangkut serangan jantung hingga kematian.
Minuman berenergi biasanya mengandung guarana, taurine, L-carnitine, ginseng dan yohimbine. Dalam studi ini tim peneliti juga tidak menemukan perbedaan waktu reaksi fisik partisipan. Diteliti menggunakan tes yang meminta partisipan memencet mouse komputer saat melihat kata tertentu. Terlepas dari konsumsi tiga pilihan minuman yang disediakan.
Chelsea menyatakan hasil ini mungkin dipengaruhi oleh tes yang hanya berjalan selama 20 menit. Dalam periode waktu yang lebih panjang, mungkin baru terlihat perubahannya. Studi ini dipresentasikan di pertemuan tahunan Association for Psychological Science di Washington D.C pada 26 Mei 2013. [yy/detik.com]