pustaka.png
basmalah2.png


16 Jumadil-Awwal 1445  |  Kamis 30 Nopember 2023

Paparan Logam dari Ponsel dan Komputer Bisa Tingkatkan Risiko Stroke?

Fiqhislam.com - Mungkin terdengar agak aneh mengingat stroke biasanya dikaitkan dengan tekanan darah dan fungsi saraf. Namun baru-baru ini sebuah studi menemukan paparan logam yang ada pada ponsel dan komputer ternyata juga dapat meningkatkan risiko stroke pada seseorang.

Logam yang dimaksud adalah tungsten. Jenis ini secara alami terkandung dalam bebatuan dan mineral, bukannya logam murni. Sebenarnya ketika menghirup udara, meminum air atau mengonsumsi bahan makanan tertentu, setiap orang bisa saja terpapar tungsten, meski kadarnya sangat kecil.

Peneliti merasa tungsten yang awalnya tidak berbahaya itu menjadi tidak sestabil sebelumnya dan berpotensi melebur ke dalam air. Apalagi belakangan produksi tungsten di Amerika meningkat tajam, sekitar 72.000 ton pada tahun 2012, padahal di tahun 2002, jumlahnya hanya 40.000 ton. Hal ini mendorong peneliti berpikir apakah logam tersebut dapat menimbulkan risiko kesehatan tertentu.

"Tungsten kini diketahui mampu terlibat dalam interaksi biologis, termasuk mengganggu proses biokimia, sehingga dampak logam ini terhadap kesehatan manusia tampaknya perlu mulai diperhatikan," tulis peneliti dalam laporannya yang dipublikasikan jurnal PLoS ONE.

Kemudian peneliti menganalisis data yang diperoleh dari survei National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) yang mengamati gaya hidup orang Amerika. Disini peneliti memfokuskan pengamatan pada 8.600 individu berusia 18-74 tahun selama 12 tahun.

Setelah sampel urinnya diamati untuk mengetahui konsentrasi tungsten dalam tubuh partisipan, peneliti pun menemukan mereka yang tubuhnya mengandung paparan tungsten paling tinggi dua kali lebih sering mengalami stroke ketimbang yang paparan tungstennya paling rendah.

Dengan kata lain, tungsten bisa jadi salah satu faktor risiko stroke yang signifikan pada orang-orang berusia 50 tahun ke bawah. Pasalnya meski segala jenis stroke kebanyakan ditemukan pada orang dewasa berusia 65 tahun ke atas, nyatanya studi ini menemukan risikonya meningkat sebanyak 25 persen pada orang dewasa berusia di bawah 64 tahun dalam kurun 20 tahun belakangan.

Dan tak lupa peneliti mencatat peningkatan jumlah penggunaan tungsten ditemukan pada alat-alat elektronik misalnya ponsel dan komputer, disamping produk industri dan militer lainnya. Demikian dilansir CBS News, Kamis (14/11/2013).

"Meski sekarang paparannya bisa dibilang sangat kecil, namun paparan ini terbukti terus meningkat dari waktu ke waktu. Kami pun belum begitu yakin mengapa sejumlah populasi memiliki kandungan logam ini dalam tubuhnya lebih tinggi dari populasi lainnya. Namun dengan memahami dan mencegah risikonya, kita akan tahu bagaimana logam ini akhirnya bisa bersarang di tubuh kita," tutur peneliti Dr. Jessica Tyrrell dari European Centre for Environment and Human Health, University of Exeter Medical School, UK.

Tentu saja temuan ini masih menimbulkan pro dan kontra. Salah satunya diungkapkan Dr. Kenneth Spaeth. Direktur Occupational and Environmental Medicine Center, North Shore University Hospital, Manhasset ini mengatakan tungsten bukanlah salah satu jenis logam yang sering dikaitkan dengan risiko kesehatan, seperti halnya timbal dan merkuri yang sudah terbukti.

Lagipula menurut Dr. Spaeth, risiko stroke akibat paparan tungsten dari penggunaan komputer dan ponsel tampaknya tak perlu dikhawatirkan. Karena komposisi logam dari produk-produk tersebut tak pernah menyentuh tangan manusia secara langsung.

"Secara umum saya mengatakan penggunaan sehari-hari ini takkan menunjukkan paparan tungsten yang signifikan," tutupnya. [yy/health.detik.com]