Kalung Tangkal Corona Dijual Bebas, Dokter: Itu tak Efektif
Fiqhislam.com - Kalung antivirus corona dijual secara online, baik di jejaring sosial seperti Facebook dan Instagram hingga di beberapa platform e-commerce seperti Bukalapak, Shopee, dan Lazada.
Pemilik toko pun mematok harga yang cukup bervariasi untuk kalung penangkal virus keluaran Jepang tersebut.
Beberapa toko menjual dengan harga Rp 30 ribu hingga Rp 300 ribu untuk satu kalung merek Shutout. Salah satu toko daring di Jakarta Barat, Panda Indo Teknik mendeskripsikan bahwa kalung tersebut mampu mencegah virus dan bakteri dengan masa kadaluarsa 30 hari sejak kemasan dibuka. Kalung tersebut dianggap menghasilkan klorin dioksida yang melindungi pemakainya dari serangan virus, bakteri, dan jamur dalam jarak satu meter.
Begitu juga menurut salah satu toko di Jakarta Utara 99Shop.id yang menyebutkan bahwa kalung tersebut berfungsi menghilangkan virus dan bakteri yang floting di sekitar dengan cara mengoksidasi dan menonaktifkan protein penyusun virus. Cara pakainya mudah cukup dengan menggantungnya di leher dan secara otomatis akan memblok virus sehingga kalung ini juga dianggap cocok digunakan di tempat umum yang rawan dengan virus corona.
Namun, dokter subspesialisasi pulmonologi respirologi RSCM, Nastiti Kaswandani menegaskan, benda-benda seperti itu tidak efektif dan tidak bisa menangkal virus corona atau covid-19. "Tidak (bisa menangkal corona)," kata Nastiti, Ahad (29/3).
Kalung tersebut diklaim mampu membunuh virus dan bakteri dengan efek disinfektan dan sterilisasi dalam radius satu meter. Bahhkan sudah banyak artis-artis yang menggunakan kalung tersebut. Mengenai hal ini, Nastiti menyarankan agar masyarakat mengikuti saran dari organisasi kesehatan yang resmi dan terpecaya seperti IDI, Kementerian Kesehatan, dan WHO.
Adapun dokter Spesialis paru dari RS Persahabatan Achmad Hudoyo enggan berkomentar. Pasalnya, ia belum pernah melakukan maupun menemukan penelitian terhadap kalung tersebut. "Belum menemukan hasil penelitiannya," kata Hudoyo.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto, berulang kali mengatakan bahwa masyarakat memiliki peran penting dalam memutus rantai penyebaran covid-19. Caranya dengan menanamkan perilaku hidup bersih dengan sering mencuci tangan serta menjaga jarak minimal satu meter.
"Tidak perlu cari sesuatu yang sulit karena sudah dibuktikan virus corona ini mudah hancur kena sabun atau detergen. Tidak ada alasan tidak punya handsanitizer, cuci tangan pakai sabun, ini penting," tegas Yuri. [yy/republika]
Fiqhislam.com - Kalung antivirus corona dijual secara online, baik di jejaring sosial seperti Facebook dan Instagram hingga di beberapa platform e-commerce seperti Bukalapak, Shopee, dan Lazada.
Pemilik toko pun mematok harga yang cukup bervariasi untuk kalung penangkal virus keluaran Jepang tersebut.
Beberapa toko menjual dengan harga Rp 30 ribu hingga Rp 300 ribu untuk satu kalung merek Shutout. Salah satu toko daring di Jakarta Barat, Panda Indo Teknik mendeskripsikan bahwa kalung tersebut mampu mencegah virus dan bakteri dengan masa kadaluarsa 30 hari sejak kemasan dibuka. Kalung tersebut dianggap menghasilkan klorin dioksida yang melindungi pemakainya dari serangan virus, bakteri, dan jamur dalam jarak satu meter.
Begitu juga menurut salah satu toko di Jakarta Utara 99Shop.id yang menyebutkan bahwa kalung tersebut berfungsi menghilangkan virus dan bakteri yang floting di sekitar dengan cara mengoksidasi dan menonaktifkan protein penyusun virus. Cara pakainya mudah cukup dengan menggantungnya di leher dan secara otomatis akan memblok virus sehingga kalung ini juga dianggap cocok digunakan di tempat umum yang rawan dengan virus corona.
Namun, dokter subspesialisasi pulmonologi respirologi RSCM, Nastiti Kaswandani menegaskan, benda-benda seperti itu tidak efektif dan tidak bisa menangkal virus corona atau covid-19. "Tidak (bisa menangkal corona)," kata Nastiti, Ahad (29/3).
Kalung tersebut diklaim mampu membunuh virus dan bakteri dengan efek disinfektan dan sterilisasi dalam radius satu meter. Bahhkan sudah banyak artis-artis yang menggunakan kalung tersebut. Mengenai hal ini, Nastiti menyarankan agar masyarakat mengikuti saran dari organisasi kesehatan yang resmi dan terpecaya seperti IDI, Kementerian Kesehatan, dan WHO.
Adapun dokter Spesialis paru dari RS Persahabatan Achmad Hudoyo enggan berkomentar. Pasalnya, ia belum pernah melakukan maupun menemukan penelitian terhadap kalung tersebut. "Belum menemukan hasil penelitiannya," kata Hudoyo.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto, berulang kali mengatakan bahwa masyarakat memiliki peran penting dalam memutus rantai penyebaran covid-19. Caranya dengan menanamkan perilaku hidup bersih dengan sering mencuci tangan serta menjaga jarak minimal satu meter.
"Tidak perlu cari sesuatu yang sulit karena sudah dibuktikan virus corona ini mudah hancur kena sabun atau detergen. Tidak ada alasan tidak punya handsanitizer, cuci tangan pakai sabun, ini penting," tegas Yuri. [yy/republika]
Viral Hirup Uap Panas Bunuh Corona, Dokter: Tidak Bermanfaat
Fiqhislam.com - Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Eka Ginanjar, mengatakan belum ada penelitian yang bisa mengkonfirmasi bahwa menghirup uap air panas bisa membunuh virus Corona.
"Karena virus ini ada di dalam sel tubuh, walau masuknya memang lewat percikan atau droplet, yang kemudian masuk ke sistem pernafasan," ujar Eka saat dihubungi Tempo, Ahad, 29 Maret 2020.
Saat ini, warga net atau netizen sedang heboh membahas tips membunuh virus Corona dengan menghirup uap air panas. Dari video yang beredar, langkah ini disebut-sebut sebagai tips kesehatan dari Cina.
Eka mengatakan tindakan tersebut tidak bermanfaat. Menurut dokter spesialis penyakit dalam atau internis itu, belum ada penelitian kesehatan secara resmi yang bisa membuktikan apakah menghirup uap air panas dapat membunuh virus Corona. Sampai saat ini pun belum ada metode yang resmi untuk melakukan penelitian tersebut.
Eka justru mengkhawatirkan ketika masyarakat malah menggagap tips di media sosial tersebut efektif untuk membunuh virus Corona. Bisa saja terjadi masyarakat tidak lagi melakukan hal yang penting, yaitu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. [yy/tempo]