pustaka.png
basmalah2.png


23 Jumadil-Awwal 1445  |  Kamis 07 Desember 2023

Dua Kandungan dalam Deodoran yang Bisa Sebabkan Kanker

Fiqhislam.com - Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa deodoran dan antiperspiran yang mereka pilih mengandung bahan berbahaya dan dapat menyebabkan masalah kesehatan.

Dokter kulit menyebut ciri-ciri deodoran yang berbahaya bagi kesehatan. Misalnya deodoran yang memiliki aroma, paraben, dan aluminium di dalam kandungannya.

Efek wangi tampaknya kerap menjadi bahan utama deodoran karena sifatnya yang dapat menghilangkan bau. Akan tetapi, para ahli mengingatkan bahwa wangi tersebut dapat menjadi penyebab iritasi dan reaksi alergi.

"Itu bisa ftalat atau bisa juga zat yang menyebabkan alergi atau iritasi kulit," kata Heather Patisaul, profesor biologi di North Carolina State University dikutip dari She Finds.

Ia menyarankan memilih deodoran yang bebas dari aroma serta parfum. Baru-baru ini, bahan paraben muncul sebagai bahan yang dianggap kontroversial untuk digunakan dalam produk perawatan dan kecantikan.

Akan tetapi bahan tersebut rupanya bisa memicu penyakit. Meskipun bukti tentang efek berbahaya paraben belum terlalu banyak, para ahli mengatakan konsumen harus tetap berhati-hati dalam menggunakan produk yang mengandung bahan kontroversial ini.

"Ada jaringan yang peka terhadap estrogen di payudara. Jadi kekhawatirannya adalah jika Anda meletakkan paraben dekat dengan jaringan ini setiap hari, mereka dapat meningkatkan pertumbuhan sel kanker," kata Patisaul.

Penelitian menunjukkan bahwa aluminium, bahan umum yang ditemukan dalam deodoran dan antiperspiran, juga dapat menjadi racun bagi tubuh sekaligus menyebabkan kanker payudara. Studi menunjukkan sebagian besar kanker payudara berkembang di bagian luar atas payudara, yang paling dekat dengan ketiak tempat deodoran diterapkan.

Aluminium diserap ke dalam kulit dan berinteraksi dengan DNA sehingga bisa menyebabkan perubahan kanker pada sel. Pastikan untuk menggunakan deodoran terbaik dengan teliti memeriksa daftar bahan-bahannya. Sebaiknya pilih merek organik yang bebas dari semua bahan berbahaya. [yy/republika]

 

Fiqhislam.com - Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa deodoran dan antiperspiran yang mereka pilih mengandung bahan berbahaya dan dapat menyebabkan masalah kesehatan.

Dokter kulit menyebut ciri-ciri deodoran yang berbahaya bagi kesehatan. Misalnya deodoran yang memiliki aroma, paraben, dan aluminium di dalam kandungannya.

Efek wangi tampaknya kerap menjadi bahan utama deodoran karena sifatnya yang dapat menghilangkan bau. Akan tetapi, para ahli mengingatkan bahwa wangi tersebut dapat menjadi penyebab iritasi dan reaksi alergi.

"Itu bisa ftalat atau bisa juga zat yang menyebabkan alergi atau iritasi kulit," kata Heather Patisaul, profesor biologi di North Carolina State University dikutip dari She Finds.

Ia menyarankan memilih deodoran yang bebas dari aroma serta parfum. Baru-baru ini, bahan paraben muncul sebagai bahan yang dianggap kontroversial untuk digunakan dalam produk perawatan dan kecantikan.

Akan tetapi bahan tersebut rupanya bisa memicu penyakit. Meskipun bukti tentang efek berbahaya paraben belum terlalu banyak, para ahli mengatakan konsumen harus tetap berhati-hati dalam menggunakan produk yang mengandung bahan kontroversial ini.

"Ada jaringan yang peka terhadap estrogen di payudara. Jadi kekhawatirannya adalah jika Anda meletakkan paraben dekat dengan jaringan ini setiap hari, mereka dapat meningkatkan pertumbuhan sel kanker," kata Patisaul.

Penelitian menunjukkan bahwa aluminium, bahan umum yang ditemukan dalam deodoran dan antiperspiran, juga dapat menjadi racun bagi tubuh sekaligus menyebabkan kanker payudara. Studi menunjukkan sebagian besar kanker payudara berkembang di bagian luar atas payudara, yang paling dekat dengan ketiak tempat deodoran diterapkan.

Aluminium diserap ke dalam kulit dan berinteraksi dengan DNA sehingga bisa menyebabkan perubahan kanker pada sel. Pastikan untuk menggunakan deodoran terbaik dengan teliti memeriksa daftar bahan-bahannya. Sebaiknya pilih merek organik yang bebas dari semua bahan berbahaya. [yy/republika]

 

Gejala Iritasi Deodoran yang Paling Sering Terabaikan

Gejala Iritasi Deodoran yang Paling Sering Terabaikan


Penggunaan deodoran yang tidak tepat pada kulit ketiak sensitif dapat menyebabkan iritasi. Akan tetapi iritasi pada kulit ketiak sensitif kadang tak disadari oleh penderitanya karena gejala yang timbul cukup beragam.

"Tandanya bisa macam-macam," ungkap spesialis kulit dan kelamin Melyawati Hermawan dalam peluncuran Dove Sensitive Deodorant di Jakarta.

Beberapa contoh gejala iritasi pada kulit ketiak akibat deodoran adalah muncul sensasi panas pada kulit, gatal, dan kulit menjadi kemerahan. Gejala-gejala seperti ini mungkin cukup dikenali oleh masyarakat awam.

Di sisi lain, ada pula gejala iritasi pada kulit ketiak akibat deodoran yang kerap terabaikan dan tak disadari penderitanya. Gejala tersebut adalah kulit ketiak yang menghitam.

"Ini tanda lain yang orang sering abai. Kulit ketiak jadi hitam itu bagian dari iritasi kronis," tutur Melyawati.

Ketika kulit ketiak mengalami iritasi, hal yang pertama kali perlu dilakukan adalah menghentikan penggunaan deodoran. Biarkan waktu sekitar beberapa pekan agar kulit ketiak dapat mengalami pemulihan dengan ptimal.

"Baru setelah itu coba produk lain. Lebih baik kita berhenti kalau merasa tidak nyaman," ungkap Melyawati.

Pemilik kulit ketiak yang sensitif memang perlu lebih berhati-hati ketika memilih dan menggunakan produk deodoran. Berdasarkan penelitian, ada tiga kandungan pada deodoran yang paling sering menyebabkan iritasi pada kulit ketiak yang sensitif.

Tiga kandungan pada deodoran yang paling sering memicu iritasi pada kulit ketiak sensitif adalah parfum, paraben, dan alkohol. Karena itu, pemilik kulit ketiak sensitif sebaiknya memilih produk deodoran yang tidak memilki ketiga kandungan ini. [yy/republika]

Tags: Deodoran | Kanker | Iritasi