Terkuak Efek Samping Albothyl, Bikin Kelamin Wanita Bonyok
Fiqhislam.com - Beredar kabar penarikan produk albothyl oleh Badan POM RI yang mulai meresahkan masyarakat. Dikatakan dalam surat edaran yang mencatut nama Badan POM RI tersebut, kandungan policresulen berbahaya untuk digunakan.
Disebutkan bahwa indikasi pemakaian obat albothyl untuk mengatasi gangguan pada kulit area intim wanita. Namun, dipaparkan spesialis obgyn, dr. Budi Iman, SpOG., albothyl sendiri banyak memberikan efek samping pada area kewanitaan.
"Saya tidak pernah pakai (meresepkan) obat tersebut, sehingga saya tidak etis menjawabnya kalau tidak pernah pakai. Kalau albothyl sudah lama tidak dipakai lagi karena iritasi," ungkap dokter Budi, dikonfirmasi pada Kamis 15 Februari 2018.
Menurutnya, efek samping pada area kewanitaan tidak hanya sekedar iritasi biasa. Melainkan rasa tidak nyaman pada pasien, sehingga membuatnya tidak lagi meresepkan obat albothyl tersebut.
"Kalau dimasukkan ke vagina salah satu efek samping bonyok seperti terbakar, sehingga saya sudah lama tidak pakai lagi," katanya.
Tak sedikit juga keluhan yang disampaikan terkait kekeringan pada area intim wanita. Dengan banyaknya efek samping yang dikeluhkan pasien, Budi menegaskan agar masyarakat menunggu terlebih dahulu konfirmasi lengkap dari BPOM sebelum menggunakannya lagi.
"Banyak pasien juga yang mengeluhkan rasa terbakar, tidak nyaman, dan vagina kering. Sehingga obat ini tidak disarankan." [yy/viva]
Fiqhislam.com - Beredar kabar penarikan produk albothyl oleh Badan POM RI yang mulai meresahkan masyarakat. Dikatakan dalam surat edaran yang mencatut nama Badan POM RI tersebut, kandungan policresulen berbahaya untuk digunakan.
Disebutkan bahwa indikasi pemakaian obat albothyl untuk mengatasi gangguan pada kulit area intim wanita. Namun, dipaparkan spesialis obgyn, dr. Budi Iman, SpOG., albothyl sendiri banyak memberikan efek samping pada area kewanitaan.
"Saya tidak pernah pakai (meresepkan) obat tersebut, sehingga saya tidak etis menjawabnya kalau tidak pernah pakai. Kalau albothyl sudah lama tidak dipakai lagi karena iritasi," ungkap dokter Budi, dikonfirmasi pada Kamis 15 Februari 2018.
Menurutnya, efek samping pada area kewanitaan tidak hanya sekedar iritasi biasa. Melainkan rasa tidak nyaman pada pasien, sehingga membuatnya tidak lagi meresepkan obat albothyl tersebut.
"Kalau dimasukkan ke vagina salah satu efek samping bonyok seperti terbakar, sehingga saya sudah lama tidak pakai lagi," katanya.
Tak sedikit juga keluhan yang disampaikan terkait kekeringan pada area intim wanita. Dengan banyaknya efek samping yang dikeluhkan pasien, Budi menegaskan agar masyarakat menunggu terlebih dahulu konfirmasi lengkap dari BPOM sebelum menggunakannya lagi.
"Banyak pasien juga yang mengeluhkan rasa terbakar, tidak nyaman, dan vagina kering. Sehingga obat ini tidak disarankan." [yy/viva]
BPOM Minta Masyarakat Hentikan Konsumsi Albothyl
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) meminta agar masyarakat tidak mengkonsumsi Albothyl sampai ada klarifikasi resmi.
Kepala BPOM Penny K Lukito membenarkan sebelumnya BPOM membuat surat mengenai Albothyl. Surat itu menyatakan bahwa kandungan Policreculen dalam bentuk sediaan cairan obat luar konsentrat 36 persen tidak terbukti secara ilmiah sebagi obat luar. Kandungan ini diduga yang terdapat dalam produk Albothyl.
Kemudian surat ini merekomendasikan penghentian pemakaian policresulen cair konsentrat yang dijual bebas di masyarakat untuk mengatasi sariawan. Karena itu, kata dia, BPOM meminta masyarakat untuk tidak mengkonsumsi produk ini.
"Sementara ini jangan gunakan (Albothyl) dan akan ada klarifikasi secepatnya," ujarnya, di Jakarta Barat, Kamis (15/2).
Ia menambahkan BPOM akan memberikan penjelasan dan klarifikasi Abothyl dalam waktu dekat. Produk ini banyak digunakan masyarakat sebagai obat sariawan dan oral. [yy/republika]