Antisipasi Kematian Bayi Saat Tidur
- Balita
- 01 Mei
Selain penyakit, salah satu ancaman pada bayi yang baru lahir adalah sindrom kematian mendadak atau sudden infant death syndrome (SIDS). Sampai saat ini penyebabnya belum diketahui dengan pasti, tetapi angka kejadiannya lebih banyak pada bayi yang tidur tengkurap. Berbagai penelitian menunjukkan, kejadian SIDS pada bayi yang tidur tengkurap lebih tinggi dibanding bayi yang tidur terlentang. Ini bisa dimengerti karena bayi baru lahir pergerakan kepalanya belum kuat.
"Bayi yang baru lahir hingga usia empat bulan masih tidak berdaya karena belum bisa mengangkat kepalanya. Karena itu, sumbatan sedikit saja sudah bisa membuatnya kekurangan oksigen," papar dr I Gusti Ayu Nyoman Partiwi, SpA dari RS Bunda Jakarta dalam acara bincang-bincang mengenai Sirkulasi Udara yang Baik untuk Cegah SIDS yang diadakan oleh Kidzania dan Cosmos.
Saat tidur, bayi memerlukan sirkulasi udara yang baik dari hidungnya. Karena itu, perlu diawasi agar tidak ada selimut atau bantal yang menutupi hidung bayi. "Bila ada yang menghalangi jalan napasnya, bayi hanya menghirup karbondioksida saja, akibatnya bisa fatal," paparnya.
Di Amerika, angka SIDS memang cukup tinggi, tetapi tidak ada data yang pasti mengenai kasus ini di Indonesia. "Selama 10 tahun, saya baru menemui dua kasus SIDS di sini," kata dr Tiwi. Kebiasaan orangtua di Indonesia yang suka tidur satu tempat tidur dengan bayi, menurut dr Tiwi, memiliki sisi positif untuk mencegah SIDS. "Dengan tidur bersama, selain ibu lebih mudah menyusui bayinya, ibu juga bisa mengawasi jika bayinya mengalami henti napas," paparnya.
Meski belum bisa dipastikan penyebabnya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan orangtua untuk menekan risiko bayi mengalami sudden infant death syndrome (SIDS). Simak beberapa tips dari dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi, spesialis anak dari RS.Bunda Jakarta berikut ini:
1. Perhatikan posisi tidur
Di Amerika, SIDS lebih sering terjadi pada bayi yang tidur dengan posisi tengkurap. Sebetulnya, jelas dr. Partiwi tengkurap bermanfaat untuk membantu perkembangan bagian otot leher bayi, selain itu baik pula untuk perkembangan otot napasnya. "Tapi harus dicermati, jangan sampai ada yang menghalangi jalan napas bayi, khususnya bayi yang belum bisa mengangkat kepala," katanya.
2. Sirkulasi udara
Pastikan ruang tidur bayi memiliki sirkulasi udara yang baik. Sebuah penelitian menunjukkan angka kejadian SIDS lebih rendah pada bayi yang tidur menggunakan kipas angin dibanding yang memakai penyejuk ruangan.
3. Tempat tidur
Tidurkan bayi di kasur yang tidak terlalu empuk dan tidak menggunakan bantal, khususnya jika bayi tidur tengkurap. Jauhkan selimut, boneka, atau benda lain yang bisa menutup hidungnya.
4. Pengawasan
Kebiasaan orangtua di Indonesia yang tidur bersama bayinya ternyata bisa mengurangi risiko SIDS. "Ibu bisa mengawasi jika bayinya tertutup hidungnya atau mengalami henti napas," katanya. Hindari pula membedong bayi terlalu kuat karena bayi masih bernapas menggunakan dada dan perut. Apa jadinya jika ia dibedong kuat-kuat.
5. Posisi menyusui
Pilihlah posisi menyusui yang aman untuk bayi, yakni satu tangan ibu yang diangkat ke atas kepala bayi. "Jangan sampai bayi tertindih tangan ibunya," imbuh dr.Tiwi.
fn/k2m/Suaramedia.com