Sebagian Kecil Bayi Tabung Laki-Laki Berisiko Kelainan Penis
Fiqhislam.com - Teknologi bayi tabung memungkinkan terjadinya proses pembuahan buatan dan terjadi secara invitro (di luar tubuh manusia). Namun sejumlah kecil dari bayi laki-laki yang dilahirkan lewat bayi tabung diduga punya masalah kelainan penis.
Penelitian yang dipresentasikan pada konferensi tahunan European Society of Human Genetics menunjukkan bahwa 4 persen bayi yang dilahirkan dari teknologi bayi tabung menderita cacat bawaan. Kecenderungan ini jauh lebih umum pada bayi laki-laki ketimbang bayi perempuan.
Dr Geraldine Viot dari rumah sakit Port Royal Maternite di Paris menyurvei data dari sepertiga klinik di Perancis yang diperbolehkan melakukan prosedur bayi tabung secara resmi. Kelahiran bayi tabung dari semua klinik ini pada tahun 2003-2007 sebesar 15.162 orang anak.
"Kami menemukan kelainan bawaan pada 4,24 persen anak-anak, jumlah ini lebih banyak dari penelitian sebelumnya dengan 2-3 persen. Kenaikan ini sebagian disebabkan karena penyakit jantung dan kelainan penis dan jauh lebih umum dijumpai pada anak laki-laki," kata Dr. Viot seperti dilansir altpenis.com, Senin (19/12/2011).
Penyebab beberapa kelainan itu mungkin beragam. Dr Viot menegaskan bahwa diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami hubungan antara media kultur embrio, waktu transfer embrio, efek stimulasi ovarium, penggunaan ICSI di mana sperma disuntikkan langsung ke dalam telur, pembekuan gamet dan embrio.
Dr Viot dan rekannya berniat untuk menindaklanjuti penelitiannya dengan menganalisis 4000 kuesioner dari anak yang lahir pada tahun 2008 untuk mengetahui asal infertilitas orangtua.
"Dengan melihat semua anak, kami berharap dapat memahami lebih lanjut mengenai tidak hanya apa yang salah dengan teknologi bayi tabung, tapi mengapa tidak beres. Pada saat infertilitas meningkat dan semakin banyak pasangan menggunakan ART (Assisted Reproductive Technology populer di Indonesia dengan sebutan teknologi bayi tabung) agar dapat hamil, sangat penting untuk mengetahui apa yang menyebabkan kelainan pada anak-anak," kata Dr Viot.
"Tidak hanya agar kita dapat mencoba mengatasi masalah, tetapi juga dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan untuk merencanakan kebutuhan masa depan pasien," pungkasnya.
finance.detik.com