pustaka.png
basmalah2.png


17 Rabiul-Awwal 1445  |  Senin 02 Oktober 2023

Jangan Suapkan Pisang pada Bayi Baru Lahir

Fiqhislam.com - Bayi yang baru lahir sebaiknya hanya diberikan air susu ibu (ASI) hingga usia 6 bulan. Namun sayangnya, sebagian ibu memberikan pisang pada bayi bahkan yang baru lahir.

"Akibatnya, saluran cerna di bayi bermasalah. Bahkan, pada kasus ekstrem yang pernah saya temui lambung si bayi berusia dua minggu itu rusak," kata Rinawati Rohsiswatmo,  anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang DKI Jakarta.

Dokter Rina mengakui di sejumlah daerah, misalnya Pandeglang, Jawa Barat, memberikan pisang ke bayi merupakan tradisi turun temurun. Padahal, kondisi setiap bayi itu berbeda.

Sebagian orang menganggap tak masalah memberi pisang pada bayi baru lahir. Namun banyak kasus yang menyatakan saluran cerna bayi-bayi itu rusak karena mengonsumsi pisang sebelum waktunya.

"Bayi usia 0-6 bulan saluran cernanya belum memungkinkan untuk mencerna makanan selain ASI," ujarnya.

Dia menekankan pentingnya edukasi mengenai pola asuh dan pemberian makan yang baik untuk anak mendesak dilakukan. Satu di antaranya dengan menggelar penyuluhan ibu-ibu di Posyandu.

Selain kasus pisang yang membawa petaka, kasus yang kerap ditemui adalah bayi prematur yang meninggal karena tidak ada lampu yang bisa menghangatkan tubuh bayi.
"Saya sedih bila mendengar hal ini. Padahal ada cara yang mudah dan murah menjaga bayi premature tetap hangat, yaitu dengan metode kanguru, yang melibatkan kontak kulit ibu dan bayi,” ujarnya.

Metode kanguru sangat bermanfaat untuk merawat bayi yang lahir prematur atau dengan berat badan rendah baik selama perawatan di rumah sakit ataupun di rumah.

"Metode kanguru mampu memenuhi kebutuhan bayi prematur dengan menyediakan situasi dan kondisi yang mirip dengan rahim ibu, sehinggga memberi peluang untuk dapat beradaptasi baik dengan dunia luar. Adanya kontak kulit bayi dengan ibu juga memberikan keuntungan bagi keduanya," ujarnya.

Berbagai manfaat bisa dipetik bagi ibu dan bayi dengan metode kanguru antara lain meningkatkan hubungan emosi ibu–anak, menstabilkan suhu tubuh, denyut jantung, dan pernapasan bayi, mengurangi stres pada ibu dan bayi, memperbaiki emosi ibu dan bayi, meningkatkan produksi ASI, menurunkan risiko terinfeksi selama perawatan di RS hingga mempersingkat masa perawatan di  rumah sakit.

Dengan melakukan metode kanguru selama 24 jam,  bayi akan mendapat panas dari tubuh ibunya dan suhunya menjadi stabil karena si ibu memiliki suhu tubuh antara 36,5 hingga 37 derajat Celcius. Suhu tubuh ibu merupakan pemanas alami yang lebih baik dibandingkan dengan inkubator yang hanya bersuhu 34 derajat.

Berdasarkan penelitian, bayi yang dirawat oleh ibunya dengan metode kanguru memiliki perkembangan otak dan emosi yang lebih baik ketimbang bayi yang dimasukkan ke dalam inkubator.

Lebih lanjut Rinawati mengatakan metode ala kanguru ini tak hanya bisa diterapkan pada bayi kecil/prematur, namun juga bisa untuk bayi terlahir dengan berat normal.

Meskipun memiliki berbagai manfaat bagi ibu dan bayi, namun metode kanguru juga ada masa berakhir. "Tandanya mudah, misalnya bayi menangis jika diberikan sentuhan kulit ke kulit oleh ibu," ujarnya.

metrotvnews.com