Fiqhislam.com - Jamaah haji mulai meninggalkan Makkah pada hari Ahad malam setelah menyelesaikan 'haji luar biasa' pada tahun 2020 ini. Mereka sebelumnya telah meninggalkan kota tenda Mina setelah menyelesaikan lempar jumrah dan kemudian untuk melakukan Tawaf Al-Wida perpisahan) untuk menandai berakhirnya ibadah haji.
Berbicara kepada Saudi Gazette, beberapa peziarah menyatakan kegembiraan karena mendapatkan kesempatan emas dan berkat ilahi untuk menjadi di antara terbatasnya jumlah 'Tamu Allah' dalam perjalanan haji paling lancar yang diadakan di tengah protokol pandemi koronavirus yang ketat.
Mereka memuji upaya luar biasa yang dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi,terutama Kementerian Haji dan Umrah dan semua lembaga yang terlibat dalam ziarah untuk layanan yang membantu mereka melakukan ritual mereka dengan mudah dan nyaman. Mereka meminta Allah untuk menerima haji mereka dan memberi rahmat kepada semua orang yang berkontribusi pada kelancaran ibadah haji tahun ini.
Para peziarah memulai melempar jumrah sore kemarin dengan cara yang tertib dan damai dengan kepatuhan ketat pada protokol kesehatan. Mereka melempari tujuh batu kerikil pertama di Jamrat Al-Sugra, kemudian di Jamrat Al-Wusta, dan akhirnya di Jamrat Al-Aqba.
Meskipun haji, salah satu dari lima rukun Islam, ditutup secara resmi pada hari Senin ini atau hari ketiga Tashreeq (Ayyam Al-Tashreeq), para peziarah diizinkan untuk pergi sehari sebelumnya. Semua jemaah haji tahun ini, yang merupakan tamu dari Kementerian Haji dan Umrah, mengambil keuntungan dari konsesi untuk menyelesaikan hajinya lebih awal.
Sebuah kontingen besar pasukan keamanan dan personil Pertahanan Sipil serta petugas kesehatan terlihat di berbagai titik di kompleks Jamarat yang canggih, mengawasi kelancaran pelaksanaan melempar jumrah. Setelah mencapai akomodasi mereka di menara perumahan Mina, peziarah mengepak barang bawaan mereka dan naik bus yang membawa mereka ke Makkah untuk melakukan tawaf Wida' (perpisahan) .
Kebanyakan para jamaah haji memang meninggalkan Makkah pada hari Ahad, sementara beberapa jamaah haji dari daerah terpencil di Arab Saudi akan tinggal selama beberapa waktu tergantung pada jadwal penerbangan keberangkatan mereka. [yy/ihram]
Artikel Terkait:
Tanpa Covid-19
-
Haji Lancar tanpa Covid-19, Al Azhar Ucapkan Selamat
Fiqhislam.com - Kampus Islam tertua, Al Azhar, mengucapkan selamat kepada Kerajaan Arab Saudi. Ucapan selamat dituturkan karena Kerajaan berhasil melaksanakan ibadah haji tanpa kasus Covid-19 hingga akhir.
Imam Besar Al Azhar, Ahmed Al Tayyeb, mencicitkan ucapan tersebut dalam akun Twitter pribadinya. "Selamat telah berhasil mengatur pelaksanaan haji tahun ini," tulisnya dilansir di The National, Senin (3/8).
Al Tayyeb menyebut, kerajaan memastikan mengatur ritual haji yang disesuaikan dengan keadaan luar biasa akibat pandemi Covid-19. Kerajaan juga dinilai telah berusaha mengambil semua langkah pencegahan untuk mencapai tingkat keamanan tertinggi bagi para peziarah.
"Dengan bantuan Allah SWT, mengikuti semua langkah-langkah kesehatan yang telah kami lakukan, kami dengan senang hati mengatakan haji tahun ini tidak mencatat kasus Covid-19," kata Juru bicara Otoritas Kesehatan Makkah, Hamed Fehaan.
Ia melanjutkan, saat ini memasuki tahap ketiga dari rangkaian ritual haji. Dalam tahap ini, setiap jamaah akan diminta melakukan karantina mandiri di rumah selama tujuh hari.
Untuk ritual haji tahun ini, Pemerintah Saudi mengizinkan sejumlah kecil jamaah haji untuk ambil bagian. Pembatasan diberlakukan mengingat potensi penyebaran virus ini sangat cepat.
Semua jamaah haji yang diizinkan melakukan ritual tahunan ini adalah penduduk atau warga negara Arab Saudi. Mereka telah dikarantina sebelum haji dimulai, Kamis (30/7).
Peziarah warga negara Sri Lanka, Mohamed Raizwan, menggambarkan haji tahun ini sebagai waktu terbaik dalam seluruh hidupnya. Pria berusia 29 tahun ini duduk dan berdoa dengan khidmat saat berada di Masjidil Haram, Makkah.
"Ini adalah kesempatan besar bagi saya. Saya tidak pernah berharap pelaksanaan haji seperti ini ketika saya datang. Saya selalu berpikir, ketika saya melakukannya akan ada banyak kesulitan," ucapnya.
Raizwan adalah salah satu di antara beberapa peziarah terpilih yang beruntung melakukan haji tahun ini. Ia mengatakan, setelah mendaftar dia terus berdoa bisa diterima, bahkan meminta anggota keluarga di Sri Lanka melakukan hal yang sama.
"Saya benar-benar merasa diberkati dengan haji ini, tidak pernah dalam hidup saya akan mengalami sesuatu seperti ini, itu adalah haji yang damai," kata dia.
Kementerian Kesehatan mengatakan situasi kesehatan jamaah dalam kondisi baik, Sabtu (1/8) kemarin. Ia memastikan tidak ada kasus Covid-19 tercatat di antara mereka.
Ibadah haji berakhir dengan lempar Jumrah dan Thawaf Wada', sebelum jamaah kembali menjalani karantina di Makkah selama seminggu.
Kantor berita resmi Saudi mengatakan, tindakan pencegahan telah diambil untuk memastikan akhir yang aman untuk haji. Jalur berwarna disiapkan agar diikuti para peziarah. Langkah-langkah lain untuk memastikan mereka tidak terlalu dekat satu sama lain juga diterapkan dengan bantuan pasukan keamanan.
Kantor berita juga menyebut tindakan pencegahan berada dalam taraf tinggi. Jaga jarak sosial telah dicapai untuk menjaga keselamatan para peziarah dan para kader yang melayani mereka.
Data resmi terbaru menunjukkan 30 orang lagi meninggal akibat virus Covid-19 di Arab Saudi dalam 24 jam terakhir. Selain itu, terjadi penambahan kasus positif sebanyak, 1.457 orang. Total kematian yang tercatat di kerajaan itu menjadi 2.917 dan 278.835 orang telah terinfeksi. [yy/ihram]