pustaka.png
basmalah2.png


19 Rabiul-Awwal 1445  |  Rabu 04 Oktober 2023

Tips Memilih Produk Reksadana Terbaik

Fiqhislam.com - Reksadana yang returnnya paling tinggi, belum tentu dapat dikatakan sebagai produk reksadana unggulan.

Analis PT Infovesta Utama, Edbert Suryajaya menjabarkan beberapa hal yang perlu diketahui investor dalam menjatuhkan pilihan atas produk reksadana yang memiliki performa terbaik.

Kriteria reksadana jagoan menurut infovesta di antaranya memiliki kesepadanan antara risiko dan return yang diberikan. Produk reksadana yang baik adalah banyak dipercaya investor dan memiliki struktur biaya murah.

Menurut Edbert, resiko reksadana merupakan proses reksadana untuk mendapatkan target return. Beberapa cara mengukur kuantitatif risiko produk reksadana, yaitu dari pergerakan NAB/UP dan memantau fluktuasi return reksadana yang bersangkutan secara historis.

"Untuk biaya reksadana, produk reksadana yang ideal adalah memiliki biaya subscription dan redemption serendah mungkin," lanjut Edbert. Dia melanjutkan, biasanya biaya atau management fee reksadana saham biasanya lebih tinggi dibanding jenis reksadana lainnya.

Perhatikan Hal-hal ini dalam Investasi Reksadana

Reksadana merupakan wadah investasi yang memberikan banyak kemudahan dan perlindungan bagi investor. Selain memberikan prospektus, produk, reksadana juga diwajibkan memberikan laporan bulanan kepada nasabah dalam bentuk fund fact sheet.

Investor juga harus bisa membaca atau memperhatikan laporan yang berada pada fund fact sheet tersebut yang biasanya diberikan Manajer Investasi (MI) setiap bulannya.

Direktur Utama PT Infovesta Utama, Parto Karwito menyebut beberapa hal yang harus diperhatikan dari isi fund fact sheet. Salah satunya adalah mengenai kepatuhan manajer investasi (MI) terhadap kebijakan investasi.

Parto menjelaskan, kepatuhan tersebut lebih ditujukan pada proporsi portofolio produk reksadana sesuai prospektus awal. "Dalam prospektus terbaru, proporsi saham sebesar 80%-100% dari aset keseluruhan. Jika ternyata tidak sesuai dengan laporan fund fact sheet harian, maka itu merupakan bentuk pelanggaran," ujar Parto, pada acara workshop Bijak Berinvestasi Reksadana di Indonesia Financial dan Expo Forum, Sabtu (6/10).

Selain itu, investor harus memperhatikan data historis dan benchmark yang bisa menjadi acuan kinerja dari jenis reksadana tersebut. "Sehingga bisa menganalisa dan memprediksi keputusan investasi," jelas Parto. Kemudian, yang lebih penting investor juga memperhatikan kemungkinan tingkat resiko berinvestasi di produk reksadana yang dipilih.

Hindari Reksadana Bodong, Apa Saja yang Dilakukan?

Belakangan, semakin banyak Manajer Investasi (MI) yang menerbitkan produk reksadana baru. Tentu saja, variasi produk reksadana bisa membingungkan masyarakat dalam menentukan produk reksadana yang aman dan menguntungkan.

Direktur Utama PT Infovesta Utama Parto Kawito menguraikan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mengetahui apakah reksadana tersebut merupakan produk bodong atau tidak.

Pertama, produk reksadana yang baik, harus tercatat di Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).

Kedua, investor juga harus mengecek keberadaan reksadana tersebut di media cetak, terutama media ekonomi yang memiliki kolom khusus yang memuat data-data lengkap mengenai produk-produk reksadana. "Selain itu produk reksadana resmi pasti termuat di website www.infovesta.com," kata Parto, Sabtu (6/10).

Ketiga, reksadana harus memiliki fasilitas bank kustodian dan memiliki rekening sendiri atas nama reksadana tersebut. Adapun agen penjual reksadana harus memilki izin institusi menjual produk reksadana dalam sertifikat Agen Penjual Reksadana (APERD). "Sedangkan personal penjual dari institusi tersebut, harus memegang sertifikat Wakil Agen Penjual Reksadana (WAPERD)," tambah Parto.

Keempat, Parto mengingatkan investor untuk memeriksa kelengkapan dokumen reksadana seperti prospektus, prospektus pembaharuan, fund fact sheet, serta formulir pembukaan rekening.

"Selain itu, setiap investor selalu mendapatkan profil risiko beserta formulir transaksi yang mencakup formulir pembelian, penjualan atapun formulir switching," jelas Parto.

Masa Penurunan Indeks, Masa Ambil Posisi Reksadana

Tahun 2012 tinggal beberapa bulan lagi. Berbagai sentimen dalam negeri maupun sentimen luar negeri, cenderung membuat pasar modal tahun ini bergerak volatil.

Pergerakan kondisi pasar yang volatil, memungkinkan investor mengalami kesulitan membaca pasar untuk strategi investasinya.

Dalam workshop Bijak Berinvestasi Reksadana di Indonesia Financial Expo dan Forum (IFEF), Direktur utama PT Infovesta Utama, Parto Karwito menerangkan, secara historis selama 10 tahun terakhir setiap bulan Oktober, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat selalu bergerak turun, dengan rata-rata penurunan 1%.

"Memang penurunan historis IHSG di bulan Oktober lebih sedikit dibanding penurunan pada bulan Agustus kemarin, yang selama 10 tahun terakhir rata-rata turun 4%," kata Parto, Sabtu (6/10).

Sedangkan kenaikan indeks, secara historis banyak terjadi pada November dan September pada periode 10 tahun terakhir. Parto bilang, seharusnya investor memperhatikan masa-masa penurunan indeks untuk mengambil posisi di reksadana sebagai salah satu aset investasi. [yy/kontan]