Menjadi Penguasa Nasib
Fiqhislam.com - Sejatinya kita semua adalah penguasa nasib kita sendiri. Nasib kita diserahkan hampir sepenuhnya kepada kita oleh Tuhan. Tuhan mengatakan bahwa ia tidak akan mengubah nasib seseorang hingga orang itu sendiri yang mengubah nasibnya.
Stephen Covey penulis best seller The 7 Habits of Highly Effective People memperkenalkan sebuah prinsip yang menerangkan hal ini. Prinsip itu adalah 90/10. Anda mungkin sudah tahu prinsip ini tapi mari kita perjelas lagi. Dr. Covey menjelaskan bahwa 10% dari hidup kita ditentukan oleh keadaan dari luar. Keadaan yang tidak bisa kita kontrol.
Tapi 90% hidup kita selanjutnya berada di tangan kita sendiri. Melalui respon kita terhadap keadaan itu. Respon tertentu akan menghasilkan kondisi tertentu. Satu keadaan yang sama, disikapi dengan respon yang berbeda akan memberikan hasil yang berbeda.
Dua orang sama-sama kehilangan dompet. Orang pertama menggerutu dan mengeluh. Sepanjang hidupnya menjadi sial. Sebab ia pikir ia orang yang sial. Orang kedua sebaliknya menerima kejadian ini dengan lapang hati. Ia mengambil hikmahnya. Ia akan berusaha lebih hati-hati selanjutnya.
Keduanya sama-sama kehilangan dompet. Tapi reaksinya berbeda. Menghasilkan kehidupan yang berbeda kan?
Lihatlah betapa baiknya Tuhan. Di atas semua kuasanya, ia hanya mengambil 10% hidup kita, sisanya 90% ia serahkan kepada kita masing-masing. Sekarang, tergantung diri kita, mau di bawa kemana hidup kita ini. Kitalah yang menentukan.
Menjadi penguasa nasib berarti mengambil 90% kuasa diri kita itu untuk menjadi manusia yang kita impikan. Sekarang putuskanlah untuk menjadi manusia sukses. Tentukan sendiri sukses seperti apa yang Anda inginkan. Maka Anda akan menjadi penguasa nasib Anda sendiri.
Tony Robbins, motivator ternama dunia mengatakan bahwa keputusan kita terhadap 3 hal berikutlah yang menentukan nasib dan kehidupan kita:
1. Keputusan kita untuk mengarahkan fokus pikiran kita.
2. Keputusan kita untuk mengartikan segala sesuatu.
3. Keputusan kita untuk menentukan tindakan kita dalam menyikapi keadaan.
Tony Robbins, malah lebih memperjelas maksud Stephen Covey di atas. Keadaan memang di luar kendali kita. Sisanya tergantung pada reaksi kita. Jika Anda bingung reaksi seperti apa yang dimaksud, itulah yang dimaksud Tony Robbins di atas. Bahwa 1) fokus kita, negatif atau positif, kita yang tentukan, 2) arti (hikmah) apa yang kita ambil dari keadaan itu, 3) apa yang kita lakukan untuk menindaklanjuti keadaan tersebut.
Oleh Edward Rhidwan
andriewongso.com