pustaka.png
basmalah2.png.orig


8 Dzulqa'dah 1444  |  Minggu 28 Mei 2023

Berpikir Sebelum Berbicara

Berpikir Sebelum Berbicara Fiqhislam.com - Ketika tiba di Memphis dalam sebuah pertemuan bisnis, James Andrews, seorang eksekutif dari Ketchum Interactive rupanya merasa tidak senang atau tidak terkesan dengan kota itu, lalu ia men-tweet kata-kata ini, “Jujur saja, saya berada di salah satu kota di mana saya garuk-garuk kepala dan berkata ‘Saya akan mati kalau saya harus tinggal di sini!’” 

Ternyata tweet itu dibaca oleh eksekutif FedEx, klien yang dijumpai James di kota itu. FedEx menegur James dan mengingatkan bahwa FedEx adalah salah satu pelanggan utama perusahaan di mana James bekerja. 

Tapi tweet James terlanjur tersebar, reaksi berdatangan, dan James terpaksa memuat permintaan maaf. Beberapa bulan kemudian James mengundurkan diri dari kantor di mana ia bekerja. 

Perkataan, posting, tweet yang tidak dipikirkan baik-baik bisa menjadi senjata makan tuan.  Mengapa orang mengoceh tanpa berpikir?

Supaya Dikira Pandai
Sebelum orang lain berpendapat, ia buka suara seolah ia sudah tahu terlebih dahulu. Tetapi sebenarnya bila kita ingin menunjukkan betapa pintarnya kita, justru kita harus berhenti sebelum membuka mulut dan bertanya, “Apakah yang akan saya katakan memang layak?” Bila tidak, lebih baik diam dan terlihat pintar, daripada membuka mulut dan memberi bukti bahwa Anda adalah sebaliknya!

Marah
Saat marah biasanya sulit bagi seseorang untuk menguasai dirinya, apalagi kata-katanya. Lalu setelah semua selesai, dengan mudah ia berkata, “Ah, saya kan tidak maksudkan demikian.” Terlambat! Sudah ada perasaan yang terluka dan hubungan yang terkoyak gara-gara perkataan itu. Sebelum Anda mengatakan sesuatu, pikirkan bagaimana perasaan Anda bila perkataan yang sama diucapkan pada Anda. Pepatah mengatakan, kata-kata yang diucapkan hanya bisa dimaafkan tetapi tidak dapat dilupakan.

Penulis: Esther Idayanti/viva