pustaka.png
basmalah2.png


28 Jumadil-Awwal 1445  |  Selasa 12 Desember 2023

Dua Metode Follow Up Pascawawancara Kerja

Fiqhislam.com - Dalam hal tertentu, mencari pekerjaan sama seperti berkencan. Keduanya sama-sama membingungkan jika sudah menyangkut proses follow up. Setelah wawancara kerja atau pun kencan pertama, Anda ingin pihak satunya tahu Anda tertarik, namun tidak ingin terlihat putus asa. Lantas, bagaimana cara paling tepat untuk menyikapi follow up setelah wawancara kerja? Berikut ini adalah dua metode yang paling pantas dilakukan, tanpa harus membuat Anda terkesan terlampau menuntut dan putus asa

1. Mengirim e-mail
Ucapan terima kasih merupakan hal penting setelah wawancara bagi setiap pencari kerja. Ucapan terima kasih memberitahukan manajer HRD bahwa Anda menghargai waktu yang telah disisihkannya untuk Anda. Sebagai anggota grup yang terpilih untuk diwawancarai dari sejumlah pelamar lainnya, ucapan terima kasih juga berfungsi sama yaitu memperlihatkan betapa Anda menghargai waktu yang diluangkannya untuk menemui Anda.

Mengirimkan e-mail berisi ucapan terima kasih di hari yang sama setelah wawancara, menunjukkan bahwa Anda kandidat yang sopan dan tidak menyia-nyiakan waktu. Bagi sebagian besar pemberi kerja, e-mail merupakan bentuk ucapan terima kasih yang paling diterima, karena merupakan bagian dari rutinitas sehari-hari dan cepat sampai.

Sepucuk surat dengan tulisan tangan dapat dikirim sebagai pelengkap e-mail, jika Anda ingin menekankan rasa terima kasih atau Anda tahu bahwa si pewawancara sedikit old-fashioned. Yang tidak dianjurkan adalah mengirimkan surat lagi sebagai follow up atas surat yang telah Anda kirimkan sebelumnya.

2. Menelepon

Menelepon pewawancara agak berlebihan dan bukan tindakan yang tepat dalam setiap situasi pekerjaan. Bahkan, sejumlah lowongan pekerjaan secara spesifik menyebutkan tidak dibenarkan untuk menelepon. Meskipun Anda merasa berani, sebaiknya hindari metode ini.

Kecuali Anda secara khusus diminta untuk tidak menelepon manajer HRD atau kontak lain, Anda bisa menelepon setelah lewat beberapa hari yang dirasa tepat. Jika Anda dijanjikan tenggat waktu tertentu keputusan akan dibuat, dan hingga saat itu tiba Anda belum juga dihubungi, tunggu beberapa hari lagi sebelum menghubungi pewawancara. Telepon sekali saja, kecuali ada instruksi untuk menelepon kembali.

Tapi, berhati-hatilah. Panggilan telepon merupakan cara termudah untuk merusak citra Anda. Hubungi pewawancara sekali saja, dan jangan menghubungi lagi kecuali diminta melakukannya. Pada prinsipnya, jika perusahaan tersebut memang menginginkan Anda, kemungkinan besar mereka tidak akan lupa menghubungi Anda, bukan sebaliknya.

Mediaindonesia.com