Seberapa Produktifkah Anda?
- Karir
- 01 Apr
Fiqhislam.com - Setiap karyawan boleh mengklaim telah bekerja keras, bekerja melebihi jam kantor, dan berdedikasi pada perusahaan tempatnya bekerja. Namun, apakah hasil kerjanya sesuai dengan waktu yang telah dipergunakannya di kantor? Belum tentu. Menurut Robert Half International, sebuah lembaga internasional yang berfokus pada kinerja dan produktivitas sumber daya manusia, bahwa produktivitas tak berhubungan langsung dengan banyaknya jam kerja yang dipakai seorang karyawan.
Ada karyawan yang menghabiskan banyak waktu di kantor, tapi tak mampu menghasilkan banyak pekerjaan secara kuantitas. Namun, ada pula yang sebaliknya. Di luar itu, ada pula yang terpaksa bekerja pada hari liburnya karena tak mampu memanfaatkan hari kerjanya dengan sebaik mungkin.
Produktivitas tentu berhubungan dengan masalah manajemen waktu. Robert Half International mendeteksi ada tujuh hal yang bisa dilakukan karyawan agar mampu melakukan manajemen waktu lebih baik hingga melahirkan produktivitas yang tinggi. Berikut daftarnya, seperti dikutip dari Careerbuilder.
Tetapkan prioritas
Pernahkah Anda duduk menatap komputer dan tak tahu harus melakukan apa meskipun Anda tahu bahwa banyak pekerjaan yang harus Anda lakukan? Jika iya, itu artinya Anda tak punya skala prioritas. Untuk menghindari hal tersebut, maka tetaplah prioritas pekerjaan sebelum Anda berangkat ke kantor. Prioritas bisa ditetapkan berdasarkan jadwal deadline atau tugas mana yang paling sulit untuk dilakukan. Semakin cepat Anda menetapkan prioritas, maka Anda akan semakin bisa menguasai keadaan.
Selain itu, Anda juga bisa melakukan pekerjaan dengan lebih baik. Anda akan memiliki waktu lebih lama untuk mencermati hasil kerja Anda dan melakukan evaluasi pribadi. Evaluasi tersebut penting demi perbaikan kerja Anda ke depan.
Laksanakan segera
Apa yang mungkin terjadi jika Anda tak kunjung menetapkan prioritas? Jawaban paling mungkin ialah Anda akan menunda pekerjaan yang seharusnya Anda kerjakan. Tentu saja menunda adalah sebuah kebiasaan buruk, apalagi jika sampai detik terakhir deadline, Anda masih terus menundanya.
Bagaimana solusinya? Jika Anda menganggap bahwa satu pekerjaan terlalu berat, maka pilah pekerjaan tersebut menjadi beberapa bagian. Jika satu pekerjaan membuat Anda harus melakukan banyak hal, maka pisahkan atau cicillah pekerjaan menjadi bagian yang bisa diselesaikan segera atau bagian yang harus dikerjakan secepatnya. Dengan memilah satu tugas besar menjadi beberapa bagian, maka Anda tidak akan melihatnya menjadi sebuah pekerjaan yang sulit menjadi rumit. Yang paling penting, saat satu bagian berhasil diselesaikan, hal itu akan membuat pikiran Anda lebih lega sekaligus memotivasi Anda untuk segera menyelesaikan bagian yang lainnya.
Bekerja di jam bekerja
Banyak membalikkan jam kerjanya pada waktu senggang dan sebaliknya. Untuk mencegah manajemen waktu yang berantakan tersebut, bekerjalah pada waktu Anda memang harus bekerja. Ini penting agar pikiran Anda tetap fokus pada pekerjaan, bukan pada hal lain. Jika perlu, paksakan diri Anda untuk bekerja pada jam tersebut. Saat jam bekerja lewat, barulah manfaatkan untuk melakukan sesuatu di luar pekerjaan. Dengan berusaha mendisiplinkan diri, Anda akan merasakan bahwa Anda memiliki banyak waktu untuk melakukan banyak hal.
Acuhkan e-mail
Harus disadari bahwa komunikasi di dunia maya sulit untuk dihindari. Namun, jika Anda sulit untuk memutuskan atau mengistirahatkan komunikasi tersebut selama Anda bekerja, yang ada hanyalah bencana. Alih-alih Anda fokus pada pekerjaan, anda hanya akan banyak membuang waktu untuk membaca e-mail, bermain di situs pertemanan, dan sabagainya. Ujung-ujungnya, saat jam bekerja hampir berakhir, Anda baru menyadari bahwa tugas Anda masih banyak, bertumpuk sehingga akhirnya harus memakai waktu istirahat untuk bekerja.
Saran terbaik ialah, jangan aktifkan e-mail atau situs pertemanan Anda selagi bekerja. Jangan pula mengirim banyak e-mail, semakin banyak pula balasan yang akan Anda terima. Jika e-mail berhubungan dengan pekerjaan, lebih baik lakukan dengan menelepon langsung demi efektif dan efisiensinya waktu dan komunikasi. Di luar pekerjaan cek e-mail saat waktu istirahat saja. Selain itu, Anda harus disiplin dengan waktu. Saat waktu istirahat selesai, anda harus segera mematikannya. Memang tidak mudah, tapi hal ini memang harus dibiasakan demi kebaikan dan produktivitas Anda.
Jangan banyak ngobrol
Menjaga hubungan baik dengan rekan kerja memang sangat diperlukan. Namun, jangan sampai komunikasi yang tak ada hubungannya dengan pekerjaan dilakukan berlama-lama saat Anda sedang bekerja. Untuk menghindarinya, saat ada rekan kerja yang sepertinya akan mengajak Anda berbincang, katakan saja Anda tengah sibuk bekerja. Jika perlu, pasang headphone atau earphone di telinga Anda, bersikap seolah Anda tidak ingin diganggu agar rekan kerja juga enggan atau sungkan untuk menghampiri Anda.
Jangan menatap komputer terus-menerus
Terlalu lama berada di depan komputer akan membuat mata Anda lelah. Radiasi dari layar komputer juga akan membuat Anda mudah lelah. Karena itulah, tetapkan waktu kapan Anda butuh istirahat sejenak, sekadar mengalihkan pandangan atau istirahat minum teh beberapa menit.
Yang perlu diperhatikan buatlah waktu istirahat dengan bijak. Misalnya dengan menetapkan target menyelesaikan pekerjaan sampai batas tertentu, barulah Anda mengizinkan Anda sendiri untuk beristirahat. Sebab, terlalu banyak beristirahat nantinya malah akan mengganggu waktu kerja Anda. Yang penting ialah jangan sampai mata Anda hanya menatap komputer selama berjam-jam lamanya.
Jangan mencuri waktu
Masih berhubungan dengan waktu istirahat, tahan diri Anda untuk mencuri-curi waktu untuk bermain saat bekerja. Anda bisa saja mengatakan bahwa Anda hanya akan mengecek e-mail atau Facebook selama lima menit, tapi kenyataannya Anda akan menghabiskan waktu berlipat-lipat dari waktu yang telah Anda tetapkan. Jadi, belajarlah untuk disiplin demi kebaikan Anda sendiri.
Terakhir, Anda juga perlu bersikap realistis. Jangan paksakan diri untuk mencapai suatu tingkat produktivitas yang mustahil. Ujung-ujungnya, Anda bisa frustasi dan menjadi tidak termotivasi. Mulailah secara perlahan dan tingkatkan terus tantangan jika Anda bisa melampauinya. (okezone.com)