Fiqhislam.com - Kapolda Sulawesi Selatan (Sulsel) Irjen Merdisyam mengungkap total ada 20 terduga teroris yang ditangkap di Kota Makassar hari ini. Jumlah tersebut sudah termasuk dua terduga teroris yang tewas, M Rizaldi (44) dan Sanjai Ajis (22).
"Ini yang diamankan seluruhnya 20," ujar Irjen Merdisyam kepada wartawan di Makassar, Rabu (6/1/2020).
Merdisyam mengatakan, selain dua terduga teroris tewas, ada seorang terduga teroris yang mengalami luka tembakan. Terduga teroris yang luka itu kini dalam perawatan.
"Dua yang meninggal dunia dan satu luka tembak dalam perawatan, (sisanya) 17 sudah diamankan," katanya.
Total 20 terduga teroris tersebut ditangkap di berbagai lokasi di Kota Makassar. Penangkapan dilakukan secara serentak pada hari ini oleh gabungan Densus 88 Mabes Polri yang dibantu Polda Sulsel dan Polrestabes Makassar.
"Iya (lokasi penangkapan di) Makassar semua," kata Merdisyam.
Diberitakan sebelumnya, dua dari total 20 terduga teroris, Rizaldi dan Sanjai, ditembak mati usai disebut melawan aparat saat akan dilakukan penangkapan di Perumahan Vila Mutiara Biru, Kelurahan Bulurokeng, wilayah Kecamatan Biringkanaya, Makassar, sekitar pukul 05.00 Wita, subuh tadi. Sedangkan identitas 18 terduga teroris lainnya belum diungkap polisi.
Untuk dua terduga teroris tewas tersebut diketahui berstatus mertua dan menantu.
"Mereka mertua sama menantu. Sanjai Ajis ini menikahi putri kedua dari Bapak Rizaldi tahun 2018," kata seorang tetangga kedua terduga teroris tewas, Surahman (50), saat ditemui terpisah detikcom.
Kini kedua jenazah terduga teroris telah dievakuasi dan saat ini menjalani autopsi di RS Bhayangkara Polda Sulsel. [yy/news.detik]
Artikel Terkait:
Peran Strategis
-
Dua Terduga Teroris Yang Ditembak Mati di Makassar Punya Peran Strategis
Fiqhislam.com - Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap 20 terduga teroris di Perumahan Vila Mutiara Biru, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (6/1/2021). Dari jumlah tersebut, dua diantaranya ditembak mati yakni MR dan SA.
Saat ditangkap kedua pelaku melakukan perlawanan dengan menggunakan senjata tajam jenis parang dan senapan angin jenis PCP. Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengungkapkan, kedua terduga teroris yang ditembak mati merupakan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Bersama ratusan jamaah lainnya, keduanya menyatakan baiat kepada kilafah atau ISIS pada tahun 2015 di Ponpes Aridho Pimpinan Ustad Basri.
“Yang bersangkutan juga melakukan kajian khusus pendukung Daulah di Villa Mutiara dan Yayasan Aridho. Dan pada tahun 2016 bersama keluarga hijrah atau bergabung dengan organisasi ISIS di Suriah namun dapat dibatalkan di Bandara Soerkarno-Hatta,” ujar Argo.
Dua terduga teroris yang ditembak mati juga terlibat dalam pengiriman dana kepada pelaku bom bunuh diri di gereja Katedral Zolo Philipina. “Dan mulai Oktober 2020, keduanya termasuk jamaah lainnya secara rutin menggelar latihan menembak dan naik gunung,” tandas Argo. [yy/sindonews]