Fiqhislam.com - Koalisi Relawan Lapor Covid-19 melaporkan angka kematian akibat infeksi virus corona di Indonesia lebih tinggi dari rekapitulasi meninggal dunia versi resmi Gugus Tugas Penanganan Covid-19. Catatan koalisi hingga Jumat (29/5), angka kematian terpapar virus itu sebanyak 6.232 korban, sedangkan data pemerintah menyebutkan korban Covid-19 meninggal dunia sebanyak 1.520 orang.
“Angka (kematian) tersebut, daru yang sudah terkonfirmasi secara positif (menderita Covid-19), dan kemudian kematian terduga Covid-19,” kata Inisiator Koalisi Relawan Lapor Covid-19, Irma Hidayana, saat konfrensi pers virtual via Youtube, Ahad (31/5).
Selain angka kematian positif Covid-19 sebanyak 1.503 orang, ia menjelaskan, angka yang dicatat oleh koalisi juga meliputi mereka yang meninggal dunia dengan status sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP), dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP). “Yang sudah terkonfirmasi positif itu, hanya 32 persen saja,” kata Irma.
Ia menyebutkan sebanyak 5.021 orang atau 77 persen ODP dan PDP yang meninggal dunia. “Jadi mereka yang (meninggal dunia) belum sempat dites, tetapi mereka ini berstatus PDP dan ODP,” terang Irma.
Dari angka PDP dan ODP yang meninggal dunia, Irma menjelaskan, 207 berstatus ODP dan 4.814 kematian atau 96 persen berstatus PDP.
Menurut Irma, pencatatan angka kematian ini mengacu pada anjuran Badan Kesehatan Dunia (WHO). Irma menjelaskan, WHO pada 11 April lalu memerintahkan semua negara, mencatat, dan mengumumkan angka kematian akibat virus corona kepada publik.
WHO juga meminta negara tak cuma mengumumkan angka kematian akibat positif Covid-19 saja. WHO mengharuskan otoritas negara memasukkan angka kematian dengan gejala klinis Covid-19, sebagai korban Covid-19.
Seruan WHO tersebut untuk memudahkan pemantauan penyebaran Covid-19 di masing-masing negara. “Mereka yang meninggal dengan gejala klinis Covid-19, kayak demam tinggi, sesak nafas dan lain sebagainya, harus dicatat sebagai kematian Covid-19,” sambung Irma.
Koalisi Relawan Lapor Covid-19 merupakan aksi kelompok pegiat hukum dan aktivis sipil yang menerima pelaporan dari masyarakat tentang angka kematian, dan pasien penderita Covid-19. Kelompok ini terdiri dari 130 relawan yang memonitor dan mencatatkan pelaporan angka kematian virus corona di 479 dari 514 kabupaten dan kota di 34 provinsi seluruh Indonesia.
Sementara itu Gugus Tugas Penanganan Covid-19 hanya mencatatkan angka kematian dari yang sudah terkonfirmasi positif Covid-19, dan perawatan. Hingga Ahad, pemerintah mencatat angka kematian positif Covid-19 sebanyak 1.613 orang atau bertambah 93 korban dibandingkan Jumat lalu. Sementara jumlah kasus positif Covid-19 yang diumumkan sebanyak 26.473 pasien. [yy/news.detik/republika]
Positif Corona Tambah 700 Orang, Jawa Timur Masih Tertinggi
Positif Corona Tambah 700 Orang, Jawa Timur Masih Tertinggi
Fiqhislam.com - Terjadi penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 700 orang dalam 24 jam terakhir, sehingga total kasus positif di Indonesia mencapai 26.473 orang. Dalam satu hari terakhir, Jawa Timur masih menjadi provinsi dengan angka penambahan kasus tertinggi yakni 244 orang. Diikuti DKI Jakarta dengan penambahan kasus 118 orang, NTB 42 orang, Jawa Tengah 37 orang, dan Sulawesi Selatan 31 orang.
"Untuk yang Jakarta, angka penambahan bukan hanya dari penduduk DKI namun juga pekerja migran yang baru kembali rata-rata lebih dari 1.000 orang per hari yang masuk lewat Bandara Soekarno-Hatta juga kami screening," ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto, Ahad (31/5).
Bila ditemukan kasus positif dalam screening pekerja migran Indonesia (PMI) yang baru saja tiba, ujar Yuri, maka mereka akan dirawat di RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran.
Selain lima provinsi yang mencatatkan kenaikan kasus dengan angka yang 'konsisten tinggi', juga ada beberapa provinsi yang melaporkan nol kasus penambahan dalam satu hari terakhir. Provinsi dengan penambahan nol kasus, antara lain Aceh, Jambi, Kalimantan Utara, dan Riau. Sementara ada provinsi dengan penambahan 1 orang yakni Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Lampung, dan NTT.
"Saudara, gambaran ini yang kita yakini bahwa penularan masih terjadi. Bahwa kasus baru masih terus bertambah. Artinya masih ada orang sakit, masih ada orang berpenyakt di tengah masyarakat. Mari kita hati-hati," ujar Yurianto.
Selain itu, tercatat juga penambahan kasus sembuh sebanyak 293 orang dalam satu hari ini sehingga jumlahnya menjadi 7.308 orang sembuh. Pasien meninggal dunia bertambah 40, dengan jumlah kasus meninggal dunia 1.613 orang sampai saat ini. [yy/republika]