Fiqhislam.com - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan lockdown atau isolasi Ibu Kota. Ia berharap, Anies berani mengambil langkah tersebut mengingat mudah dan cepatnya penyebaran Covid-19.
“Saya mendorong Pemprov DKI Jakarta untuk segera melakukan lockdown. Isolasi satu Jakarta. Dengan penyebaran yang sudah sampai di seluruh wilayah Jakarta ini, lockdown menjadi satu-satunya jalan bagi kita untuk memperlambat laju penularan,” ujar Sahroni melalui pesan singkat yang diterima Republika, Sabtu (14/3).
Sahroni menilai, lockdown menjadi opsi yang tepat sebagai upaya untuk menahan laju penularan. Terlebih, kata Sahroni, sebelumnya Anies juga akan menutup tempat wisata dan meminta warganya untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan.
Politikus Nasdem ini menilai, lockdown ini perlu dilakukan secepat mungkin untuk menghindari makin banyaknya pasien yang positif Corona. Hal ini juga berdasarkan dari pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menyebut sebagian pesar pasien positif Corona ada di Jakarta.
“Pak Anies sendiri juga menyebut terbanyak kasus Corona ada di Jakarta. Jadi tunggu apa lagi, Penyebaran virus ini tidak boleh dianggap remeh. Harus segera dilakukan lockdown,” ujar dia.
Sahroni mencontohkan beberapa negara yang mengambil kebijakan untuk me-lockdown beberapa daerahnya untuk memperlambat laju penyebaran corona. Ia menyebut China yang langsung me-lockdown Wuhan ketika angka positifnya masih di angka 400 orang. Kini, angka penyebaran corona di China sudah menurun sampai satu persen.
Di sisi lain, Sahroni juga menyinggung Italia yang baru lockdown setelah angka positif Corona sudah mencapai ribuan dan penyebaran virus makin susah dikendalikan. "Nah, mumpung angka kasus positif kita masih puluhan, lockdown harus segera dilakukan” ucap Legislator Tanjung Priok ini.
Sahroni mengingatkan, menunda lockdown seperti membiarkan penyebaran virus berjalan makin tak terkendali. Hal ini tentunya akan makin menyulitkan pemerintah dalam upaya penanggulangannya. Pasalnya, Sahroni menilai sistem kesehatan Indonesia masih belum menunjukkan kapabilitasnya.
“Kalau pasien positif Corona di Jakarta maupun Indonesia dibiarkan makin banyak, sistem kesehatan kita yang akan kewalahan. Rumah sakit akan overcapacity, tenaga kesehatan kita akan kerja 24 jam, angka pasien yang bisa diselamatkan juga makin rendah, cost-nya makin tinggi, jadi kalau kata saya, better safe than sorry,” tutur Sahroni. [yy/republika]
Artikel Terkait:
Terbaru, Jumlah Positif Corona di Indonesia Menjadi 96 Orang
Terbaru, Jumlah Positif Corona di Indonesia Menjadi 96 Orang
Fiqhislam.com - Dirjen P2P Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto mengatakan pada Sabtu (14/3) jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 menjadi 96 orang. Padahal satu hari sebelumnya, jumlah pasien buruan corona masih 69 orang.
“Update jumlah positif ada 96 per hari ini. Ada penambahan kasus baru 27, ini didapatkan dari tracing yang kita kerjakan secara masif,” ujar Yudi di Graha BNPB, Sabtu (14/3).
Karena penambahan yang begitu cepat kata dia, maka dibentuklah gugus tugas ini. Sehingga tracing tidak hanya dilakukan pemrontah pusat tapi juga pemerintah daerah.
Selain itu juga kata Yuri, penyebaran virus Corona bukan saja di wilayah Jakarta tapi telah menyebar di pelbagai daerah. Di antaranya di Jawa Barat di Bandung, di Tangerang, di Solo, di Jogjakarta, di Bali, di Manado, dan Pontianak.
“Dan ada beberapa tempat lain yang sedang kita tracing. Ini yang harus kita waspadai dan meningkatkan traching lagi,”kata Yuri. [yy/republika]Artikel Terkait:
Ilmuwan: Virus Corona Bisa Bertahan di Tubuh Selama 5 Pekan
Ilmuwan: Virus Corona Bisa Bertahan di Tubuh Selama 5 Pekan
Fiqhislam.com - Para ilmuwan terus berusaha mengungkap segala hal tentang virus corona baru Covid-19. Setelah mengetahui berapa lama virus dapat bertahan hidup di permukaan, sekarang penelitian menguak berapa lama virus hidup di dalam tubuh yang terinfeksi.
Tim peneliti di China menganalisis data dari 191 pasien yang positif terserang Covid-19. Data yang dipelajari termasuk 54 pasien yang telah meninggal serta pasien yang dirawat secara intensif di Rumah Sakit Jinyintan dan Rumah Sakit Paru Wuhan.
Periset menyimpulkan bahwa RNA, asam ribonukleat materi genetik virus corona Covid-19, rata-rata dapat hidup di tubuh pasien selama 20 hari. Pada sejumlah kasus, virus tercatat bertahan di tubuh lebih lama, yakni sampai 37 hari atau sekitar lima pekan.
Selama ini, pasien yang terinfeksi virus telah direkomendasikan untuk tetap dalam isolasi diri selama 14 hari. Sementara itu, penelitian yang dipublikasikan awal pekan ini di jurnal medis The Lancet mengungkap periode waktu masa inkubasi virus yang lebih lama.
Dalam penelitian, RNA virus bertahan selama rata-rata 20 hari pada pasien yang selamat, serta tetap bertahan sampai virus mati pada pasien yang tidak selamat. Sebagai perbandingan, peneliti juga melakukan komparasi dengan SARS yang mewabah pada awal 2000 dan MERS.
Durasi deteksi virus SARS pada spesimen pernapasan rata-rata selama empat pekan dari sekitar sepertiga pasien. Sementara, pasien yang terinfeksi sindrom pernapasan MERS, durasi RNA bertahan dalam tubuh sedikitnya selama tiga pekan.
"Temuan ini memiliki implikasi penting untuk pengambilan keputusan mengenai isolasi pasien dan bimbingan seputar lamanya pengobatan antivirus," tulis peneliti, seperti dikutip dari laman Fox News, Sabtu (14/4). [yy/republika]Artikel Terkait: