Fiqhislam.com - Varian baru Covid-19 memang tengah menjadi kekhawatiran tersendiri bagi banyak orang. Varian tersebut awalnya ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan. Kini, Covid-19 itu kembali ditemukan di Jepang yang dibawa oleh wisatawan asal Brasil.
Menurut rumor yang beredar, varian baru virus corona tersebut lebih mudah menyebar dan memiliki risiko yang lebih tinggi dari sebelumnya. Karenanya, banyak masyarakat mulai resah yang dapat berujung pada stres dan depresi.
Meskipun tidak ada bukti bahwa varian Inggris menyebabkan penyakit yang lebih parah atau peningkatan risiko kematian, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengumumkan bahwa mereka memantau penyakit tersebut dengan cermat.
"Informasi mengenai karakteristik virologi, epidemiologi dan klinis dari varian tersebut muncul dengan cepat," kata CDC seperti dilansir dari Silive.
CDC mengatakan, perjalanan yang dilakukan oleh orang-orang Inggris, serta tingginya prevalensi varian ini di antara infeksi, berpotensi meningkatkan kemungkinan impor.
Untuk mengetahui apakah seseorang terkena varian baru Covid-19, ada beberapa gejala yang harus dicermati. Memang, gejala varian baru virus corona sejauh ini identik dengan strain awal, tetapi CDC memantau situasinya dengan cermat.
Orang dengan jenis baru COVID-19 memiliki berbagai gejala, mulai dari yang ringan hingga yang parah. Gejala tersebut dapat muncul di mana saja dari dua hingga 14 hari setelah terpapar, dan termasuk:
- Demam atau kedinginan
- Batuk
- Sesak napas atau kesulitan bernapas
- Kelelahan
- Nyeri otot atau tubuh
- Sakit kepala
- Kehilangan rasa atau bau baru
- Sakit tenggorokan
- Hidung tersumbat atau meler
- Mual atau muntah
- Diare
Beberapa gejala, seperti kesulitan bernapas, nyeri dada, tekanan atau kesulitan untuk tetap terjaga, merupakan tanda penyakit serius dan membutuhkan perawatan medis segera. [yy/okezone]
Artikel Terkait:
5 Gejala pada Anak
-
Anak Kena Covid-19, Kenali 5 Gejala Utamanya
Fiqhislam.com - Gejala Covid-19 pada bayi dan anak-anak berbeda dengan gejala yang dialami orang dewasa. Bagi orang dewasa, gejala umumnya ialah batuk terus-menerus, suhu tubuh meninggi, dan hilangnya kemampuan indra penciuman dan perasa (anosmia).
Menurut para pakar, gejala demikian belum tentu terlihat pada anak yang terinfeksi virus corona tipe baru, SARS-CoV-2. Terdapat lima gejala utama pada anak yang mengidap Covid-19. Orang tua perlu mencermatinya karena anak-anak mungkin kesulitan menyampaikan kondisi mereka.
1. Kelelahan
Sebanyak 55 persen anak yang mengidap Covid-19 menunjukkan gejala kelelahan. Anak yang berusia lebih besar mungkin bisa mengeluhkan saat tubuhnya lelah. Sementara, bayi dan balita cenderung menunjukkannya dengan menangis, rewel, dan tantrum.2. Sakit kepala
Gejala kedua adalah sakit kepala, dengan 53 persen pasien anak positif Covid-19 mengalaminya. Cukup sulit mengetahui anak mengalami sakit kepala, sehingga orang tua diminta memonitor perilaku anandanya, misalnya, apabila tiba-tiba lesu saat bermain.Menurut Profesor Anne MacGregor, anak rata-rata mengalami satu kali sakit kepala selama satu tahun. Durasinya biasanya singkat, namun terjadi secara tiba-tiba. Sakit kepala juga bisa memengaruhi perut. Jika perut anak sakit, bisa jadi karena sakit kepala.
3. Demam
Demam pun menjadi gejala utama, yang dirasakan oleh 49 persen anak yang dites positif Covid-19. Gejala ini cukup mudah diketahui, dengan mengecek suhu tubuh anak. Ayah dan ibu patut waspada jika temperatur anak mencapai 37 derajat Celsius atau lebih.Saat ini terjadi, segera lakukan upaya penurunan suhu tubuh. Jaga supaya tubuh anak tetap terhidrasi. Berikan minum air putih dalam jumlah sedikit namun sering kepada anak meski mereka mengeluh tidak haus, dan berikan ASI secara berkala pada bayi.
4. Sakit tenggorokan
Menurut data di aplikasi pelacak gejala ZOE Symptom Tracker, sekitar 38 persen pasien anak yang diketahui mengidap Covid-19 mengalami gejala sakit tenggorokan. Penyebab utama kondisi susah menelan tersebut adalah infeksi virus.5. Nafsu makan hilang
Sebagian anak memang suka pilih-pilih makanan, tapi mereka bisa kehilangan nafsu makan lebih dari biasanya jika positif Covid-19. Data dari aplikasi ZOE menemukan bahwa 35 persen anak yang didiagnosis Covid-19 mengalaminya.Menurut Layanan Kesehatan Inggris, gejala ini cenderung dialami oleh bayi yang positif Covid-19 atau anak yang berusia di bawah satu tahun. Selain itu, 15 persen anak yang positif terinfeksi corona juga diketahui mengalami ruam kulit yang tidak biasa.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat menyebutkan tambahan gejala lain. Pasien anak bisa mengalami batuk, tidak bisa mengecap rasa makanan atau mengendus aroma, diare, sakit perut, muntah, sulit bernapas, dan sakit otot, dikutip dari laman The Sun. [yy/republika]