Fiqhislam.com - Perdana Menteri Kanada , Justin Trudeau mengecam Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Dia mengatakan, Trump"menghasut" sebuah kerusuhan yang mengejutkan di Capitol Hill, yang merobek struktur demokrasi.
"Apa yang kami saksikan adalah serangan terhadap demokrasi oleh perusuh yang kejam, yang dihasut oleh presiden saat ini dan politisi lainnya," kata Trudeau dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Anadolu Agency pada Minggu (10/1/2021).
“Peristiwa itu masih mengejutkan, sangat mengganggu dan terus terang, kita juga telah melihat minggu ini bahwa demokrasi tangguh di Amerika, sekutu, dan tetangga terdekat kita. Kekerasan tidak memiliki tempat dalam masyarakat kita dan ekstremis tidak akan berhasil mengalahkan keinginan rakyat," sambungnya.
Trudeau menuduh Trump menghasut ribuan pendukungnya dan menyerbu gedung Kongres dan Senat. Kecaman Trudeau terhadap Trump adalah perubahan dari kata-kata peringatan yang biasa digunakannya selama empat tahun terakhir.
Disinggung apakah kecamannya itu dapat merusak hubungan Kanada-AS. Trudeau mengesampingkan kemungkinan itu dan mengatakan penting untuk dicatat bahwa kata-kata para pemimpin dapat berdampak negatif atau positif. “
Warga Kanada mengharapkan pemimpin politik mereka melindungi demokrasi kita yang berharga dengan cara kita berperilaku,” ujarnya.
“Demokrasi Kanada tidak terjadi secara kebetulan dan tidak akan berlanjut tanpa pekerjaan. Kita harus selalu bekerja untuk mengamankan demokrasi kita dan tidak memberikan kenyamanan kepada mereka yang mempromosikan hal-hal yang tidak benar atau memberi ruang untuk kebencian atau ekstremisme. Kami akan terus sangat waspada, mengingat bahwa pilihan yang kami buat sebagai pemimpin, sebagai politisi, memiliki konsekuensi," tukasnya. [yy/sindonews]
Artikel Terkait:
Hasutan untuk Berbuat Kerusuhan
-
Bolton Sebut Trump Harus Diselidiki Karena Lakukan Hasutan untuk Berbuat Kerusuhan
Fiqhislam.com - Mantan penasihat keamanan nasional Amerika Serikat (AS), John Bolton mengatakan bahwa Donald Trump harus mengundurkan diri dari jabatan kepresidenannya. Bolton juga mengatakan, Trump harus diselidiki di bawah undang-undang penghasutan karena menghasut pendukungnya untuk menyerbu Capitoll Hill dan berharap bisa membatalkan hasil pemilu.
Dalam sebuah wawancara dengan jurnalis Channel 4 News Matt Frei, Bolton mengindikasikan bahwa Trump harus mundur sebagai presiden, meskipun dia mengakui sama sekali tidak ada kemungkinan Trump akan melakukannya.
Namun, Bolton tidak senang dengan upaya untuk meminta Amandemen ke-25 atau bergerak untuk menyusun artikel pemakzulan terhadap Trump. Keduanya merupakan langkah yang didukung oleh banyak anggota parlemen kongres.
“Saya pikir bagi mereka yang mengadvokasi baik meminta Amandemen ke-25 - di mana situasi ini tidak dibuat, atau pemakzulan, mereka harus dapat membuat kasus bahwa melanjutkan salah satu dari garis itu akan membuat situasi beberapa hari kedepan lebih baik daripada sekarang, dan saya rasa mereka tidak bisa membuat kasus itu, ”katanya.
Sebaliknya, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (10/1/2021), Bolton mengisyaratkan bahwa para pejabat harus secara efektif membiarkan semuanya berjalan sampai hari pelantikan.
“Saya tidak terlalu khawatir bahwa dia akan melakukan banyak hal di bidang apa pun. Saya pikir kita semua akan lebih baik jika dia naik Air Force One dan terbang ke Florida dan menghabiskan hari-harinya bermain golf. Saya tidak berpikir kita harus melebih-lebihkan bahaya di sini," ungkapnya. [yy/sindonews]