Fiqhislam.com - Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz menyatakan Israel siap untuk melakukan pembicaraan dengan kelompok Hamas. Pembicaraan buat memperbaiki kondisi di Jalur Gaza yang diblokade.
Hal itu disampaikan Gantz saat bertemu dengan koordinator khusus PBB untuk proses perdamaian Timur Tengah pada Senin (23/11) waktu setempat. Melalui cicitan di akun Twitter-nya, Gantz juga mengucapkan terima kasih kepada Nikolai Mladenov dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Karena membantu memfasilitasi dimulainya kembali koordinasi dengan Otoritas Palestina, (dan juga membahas) pelanggaran Hamas atas kedaulatan kami di selatan," tutur dia seperti dilansir di kantor berita Turki, Anadolu Agency, Selasa (24/11).
Gantz menambahkan, Israel siap untuk mencapai solusi dan berkontribusi pada peningkatan kondisi bagi penduduk Gaza. Asalkan, kata dia, tercapai pemahaman yang mencakup pembebasan tentara Israel yang ditahan oleh Hamas.
Hamas belum memberikan tanggapan langsung. Pekan lalu, Menteri Urusan Sipil Palestina Hussein Al-Sheikh menyampaikan pernyataan di Twitter ihwal hubungannya dengan Israel.
"Sehubungan dengan seruan yang dibuat oleh Presiden [Mahmoud] Abbas mengenai komitmen Israel terhadap perjanjian yang ditandatangani bilateral, dan berdasarkan surat resmi tertulis dan lisan yang kami terima, mengkonfirmasi Komitmen Israel untuk mereka. Karenanya, hubungan dengan Israel akan kembali seperti semula," katanya.
Jalur Gaza menderita kekurangan makanan dan persediaan medis yang akut ditambah pengangguran ekstrem yang diperparah oleh krisis listrik sebagai akibat dari blokade Israel sejak 2007.
Hamas menahan empat tahanan Israel, termasuk dua tentara yang ditangkap selama perang Israel di Gaza pada musim panas 2014. Hamas telah menuntut pembebasan tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel sebagai imbalan atas Israel. [yy/republika]
Artikel Terkait:
Desak Netanyahu Mundur
Ribuan Warga Israel Desak Netanyahu Mundur
Fiqhislam.com - Ribuan warga Israel melawan cuaca dingin dan basah pada Sabtu (21/11) malam untuk berdemonstrasi menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Protes, yang sekarang memasuki bulan keenam, lebih sedikit jumlahnya daripada beberapa pekan terakhir musim dingin tiba.
Para demonstran berkumpul di luar kediaman resmi Netanyahu di Yerusalem, titik fokus sebagian besar demonstrasi. Kerumunan yang berukuran sama melakukan protes di luar rumah pribadi Netanyahu di kota pesisir Caesaria yang mewah.
Demonstran yang lebih kecil terjadi di persimpangan dan jalan layang di seluruh Israel sambil mengibarkan bendera Israel dan merah muda, yang telah menjadi simbol gerakan protes.
Dilansir dari Alarabiya, Ahad (22/11), para pengunjuk rasa mengatakan Netanyahu harus mengundurkan diri dan diadili atas tuduhan korupsi dan menuduhnya salah menangani krisis virus corona di negara itu. Krisis telah menghantam ekonomi dan menyebabkan pengangguran meroket. Banyak pengunjuk rasa adalah anak muda yang kehilangan pekerjaan.
Banyak pengunjuk rasa juga menentang Netanyahu menjabat sebagai perdana menteri sementara di bawah dakwaan atas tiga tuduhan korupsi yakni penipuan, pelanggaran kepercayaan dan menerima suap. Netanyahu membantah melakukan kesalahan dalam serangkaian skandal yang melibatkan rekan miliarder dan tokoh media.
Protes telah berlangsung selama berbulan-bulan dan terus menjadi sorotan Netanyahu pada saat popularitas pemimpin yang telah lama menjabat itu anjlok karena penanganannya terhadap wabah virus di Israel. [yy/republika]