Fiqhislam.com - Perang Armenia versus Azerbaijan melibatkan milisi asing sudah bukan rahasia lagi. Kini, Prancis mengakui mengirim orang-orangnya membela Armenia.
Pemimpin sayap kanan Prancis menyatakan kelompoknya telah bergabung dengan barisan depan Armenia. Mereka bergabung untuk melawan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh.
Pemimpin sayap kanan Zouaves Paris (ZVP), Marc de Cacqueray-Valmenier, diketahui mengunggah foto dirinya di media sosial dengan seragam militer dan senjata otomatis. Sebagai informasi, ZVP adalah kelompok neo-Nazi yang pro-kekerasan.
Harian Prancis Liberation melaporkan bahwa De Cacqueray-Valmenier juga pergi ke Ukraina tahun lalu. Dirinya, diketahui mengagumi kelompok Azov ultra nasionalis, sayap kanan.
Mengutip Daily Sabah, Selasa (3/11), partisipasi Valmenier menunjukkan bahwa kelompok sayap kanan Eropa juga mulai berperang bersama Armenia, selain dari kelompok YPG / PKK. YPG adalah PKK cabang Suriah.
Hal itu ditegaskan oleh Albert Mikaelyan, seorang tentara yang ditawan oleh pasukan Azerbaijan karena membebaskan wilayah negara itu. Bulan lalu, ia mengakui bahwa teroris Partai Pekerja Kurdistan (PKK) bertempur dalam barisan pasukan Armenia di Nagorno-Karabakh. Wilayah yang diakui sebagai bagian dari Azerbaijan. PKK terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki, AS dan Uni Eropa.
Jika menilik ke belakang, hubungan antara republik-republik bekas Soviet itu tegang sejak 1991 ketika militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakh. Bentrokan baru-baru ini kembali meletus pada 27 September, dan sejak itu Armenia berulang kali menyerang warga sipil dan pasukan Azerbaijan, bahkan melanggar tiga gencatan senjata kemanusiaan sejak 10 Oktober.
Turki, secara gamblang mendukung hak Baku untuk membela diri dan menuntut penarikan pasukan pendudukan Armenia. Hal serupa juga ditekankan oleh berbagai resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menyerukan penarikan pasukan penyerang. [yy/ihram]
Artikel Terkait:
Gudang Amunisi Armenia
Militer Azerbaijan Hancurkan Dua Gudang Amunisi Armenia
Fiqhislam.com - Militer Azerbaijan menghancurkan dua gudang amunisi milik militer Armenia dalam operasi yang diluncurkan untuk melindungi wilayahnya pada Selasa (3/11).
Kementerian Pertahanan Azerbaijan menyebutkan militer mereka berhasil menghancurkan dua gudang amunisi milik pasukan bersenjata Armenia yang berlokasi di dekat Khankendi. Rekaman video operasi juga beredar di masyarakat.
Hubungan antara dua bekas republik Soviet itu memanas sejak 1991 ketika militer Armenia menduduki Karabakh Atas atau Nagorno-Karabakh, wilayah Azerbaijan yang diakui secara internasional. Pertempuran Azerbaijan dan Armenia kembali meletus pada 27 September dan sejak itu Armenia kerap menyerang pasukan dan warga sipil Azerbaijan, bahkan melanggar gencatan senjata kemanusiaan sejak 10 Oktober.
Sementara, negara besar menyerukan gencatan senjata berkelanjutan, Turki mendukung hak Baku untuk membela diri dan menuntut penarikan pasukan pendudukan Armenia. Berbagai resolusi PBB juga mendesak penarikan pasukan invasi. [yy/republika]