Fiqhislam.com - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo memuji kesepakatan pembicaraan konflik perbatasan darat dan laut antara Israel dan Lebanon.
Pompeo menyebut kesepakatan bersejarah untuk menggelar pembicaraan itu ditengahi oleh AS dan sudah dirintis sejak 3 tahun lalu. Lebanon dan Israel telah menyepakati kerangka kerja sebagai bahan negosiasi sengketa perbatasan yang kemungkinan digelar pada pertengahan atau akhir Oktober 2020.
"Kesepakatan bersejarah antara kedua pihak ini ditengahi Amerika Serikat dan buah dari pembicaraan diplomatik yang intens selama hampir 3 tahun," kata Pompeo, dikutip dari AFP, Kamis (1/10/2020).
"Pengumuman hari ini merupakan langkah maju yang penting, melayani kepentingan Lebanon, Israel, kawasan, dan Amerika Serikat," ujarnya, melanjutkan.
Lebanon dan Israel menyatakan akan mengadakan negosiasi ditengahi oleh AS mengenai sengketa perbatasan darat dan laut. Ini merupakan pembicaraan pertama sejak puluhan tahun antara kedua negara yang secara teknis masih berstatus perang itu.
10 Negara dengan Waktu Puasa Paling Lama, Amerika Serikat hingga Rusia
AS akan bertindak sebagai fasilitator pembicaraan yang akan diadakan di Kota Naqoura, Lebanon, dekat perbatasan dengan Israel.
Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri yang pertama kali mengumumkan kabar itu, namun dia tidak menyebutkan waktu pastinya.
Menurut Berri, kesepakatan kerangka kerja sudah dibahas pada akhir September untuk memulai negosiasi.
"Amerika Serikat diminta oleh kedua pihak, Israel dan Lebanon, untuk bertindak sebagai mediator dan fasilitator, menyusun perbatasan laut serta siap untuk menjalankannya," kata Berri.
Terkait perbatasan laut, lanjut dia, pembicaraan akan terus menerus diadakan di markas PBB, Naqoura, tentunya dengan disponsori PBB.
"Perwakilan AS dan koordinator khusus AS untuk Lebanon siap memberikan risalah pertemuan bersama yang akan mereka tandatangani dan tunjukkan kepada Israel dan Lebanon untuk diteken pada akhir setiap pertemuan," ujarnya.
Menteri Energi Israel Youval Steinitz mengatakan, negosiasi akan diadakan setelah peringatan hari besar Yahudi Sukkot yang berakhir pada 10 Oktober.
Pasukan penjaga perdamaian PBB UNIFIL yang berpatroli di perbatasan menyambut baik kabar tersebut.
"UNIFIL menyambut baik pengumuman hari ini tentang kesepakatan kerangka kerja untuk memulai negosiasi antara Lebanon dan Israel tentang demarkasi perbatasan laut kedua negara," bunyi pernyataan UNIFIL. [yy/inews]
Artikel Terkait: