Last updated: June 28, 2020, 13:33 GMT | 20:33 WIB | Worldometers
Fiqhislam.com - Kejadian infeksi virus corona (Covid-19) yang dikonfirmasi di seluruh dunia kini telah melampaui 10 juta kasus pada Minggu (28/6/2020), menurut penghitungan Reuters. Penyakit pernapasan tersebut sejauh ini telah membunuh hampir setengah juta jiwa hanya dalam tempo tujuh bulan.
Beberapa negara mengalami kebangkitan infeksi Covid1-19, yang menyebabkan pihak berwenang setempat memberlakukan kembali karantina atau kebijakan pembatasan secara parsial. Para ahli menyebut pola semacam itu bisa berulang dalam beberapa bulan mendatang hingga 2021.
Amerika Utara, Amerika Latin, dan Eropa masing-masing menyumbang sekitar 25 persen kasus infeksi Covid-19 di seluruh dunia. Sementara Asia dan Timur Tengah masing-masing menyumbang sekitar 11 persen dan 9 persen kasus infeksi Covid-19 global, menurut penghitungan Reuters berdasarkan laporan resmi dari pemerintah.
Sejauh ini, ada lebih dari 497.000 kematian terkait dengan virus corona. Jumlah tersebut kira-kira sama dengan jumlah kematian akibat influenza yang dilaporkan setiap tahun oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Kasus pertama Covid-19 dikonfirmasi pada 10 Januari lalu di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Kejadian infeksi dan kematian akibat virus itu kemudian melonjak di Eropa, lalu Amerika Serikat, dan kemudian Rusia.
Pandemi Covid-19 kini telah memasuki fase baru, dengan India dan Brasil memerangi lebih dari 10.000 kasus baru setiap hari. Kedua negara menyumbang lebih dari sepertiga dari total kasus baru dalam seminggu terakhir. Brasil melaporkan rekor 54.700 kasus baru pada 19 Juni.
Beberapa peneliti mengatakan jumlah kematian di Amerika Latin bisa meningkat menjadi lebih dari 380.000 jiwa pada Oktober, dari sekitar 100.000 jiwa pada minggu ini saja. [yy/inews]
Daftar Negara dengan Kasus Covid-19 Terbanyak di Dunia
Daftar Negara dengan Kasus Covid-19 Terbanyak di Dunia
Fiqhislam.com - Penambahan 1.385 kasus positif Covid-19 menjadikan Indonesia berada di urutan 29 dalam daftar negara yang terpapar virus ini, Sabtu (27/6/2020). Indonesia melampaui Belanda dan Uni Emirate Arab (UEA), dua negara yang sebelumnya memiliki kasus lebih banyak.
Berdasarkan data Coronavirus Research Center Johns Hopkins University, Belanda persis di bawah Indonesia dengan 50.213 kasus positif Covid-19. Sedangkan UEA mencatatkan 46.973 kasus positif.
Di Asia Tenggara, Indonesia merupakan negara dengan kasus positif terbanyak, jauh di atas Singapura yang pada hari ini mencatatkan 43.246 kasus. Padahal, ketika kasus ini merebak di luar China, Singapura menjadi negara terparah di ASEAN.
Jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia kini mendekati Ekuador dengan 53.856 pasien. Dua setrip di atas Indonesia terdapat Argentina dengan 55.343 kasus positif.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, disiplin menjalankan protokol kesehatan menjadi satu-satunya cara untuk mencegah penyebaran virus ini lebih luas. Karena itu, dia pun meminta masyarakat untuk konsisten menjalankan.
“Karena sampai saat ini belum ditemukan vaksin untuk Covid-19. Tidak bisa tidak, hanya dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan, penularan dapat dikendalikan,” kata Yurianto dalam konferensi pers di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Sabtu (27/6/2020).
Secara keseluruhan, Amerika Serikat menjadi negara terparah dalam kasus Covid-19. Sampai Sabtu ini lebih dari 2 juta orang, persisnya 2.467.837 terpapar virus tersebut. Tingkat kematian di AS juga tertinggi di dunia yakni 127.640 orang, mengacu pada data worldometer.
Sedangkan China yang menjadi negara asal berkembangnya virus corona baru ini sekarang berada di urutan 21 dengan 84.725 kasus positif. Kendati demikian China khawatir dengan penyebaran baru setelah ditemukan kasus positif di Beijing.
Berikut 10 negara terparah Covid-19:
1. Amerika Serikat: 2.467.837 positif (127.640 meninggal).
2. Brasil: 1.274.974 (56.109).
3. Rusia: 626.779 (8.969).
4. India: 508.953 (15.712).
5. Inggris: 310.836 (43.414).
6. Peru: 272.364 (8.939)
7. Chile: 263.360 (5.068).
8. Spanyol: 247.905 (28.338).
9. Italia: 239.961 (34.708).
10. Iran: 217.724 (10.364).
29. Indonesia: 52.812 (2.720).[yy/inews]
40 Negara Galang Dana Vaksin Covid-19 Rp 100 Triliun
40 Negara Galang Dana Vaksin Covid-19 Rp 100 Triliun
Fiqhislam.com - Sebuah upaya penggalangan dana global untuk penanganan pandemi Covid-19 berlangsung pada Sabtu, 27 Juni 2020.
Penggalangan dana ini berhasil mengumpulkan dana sekitar US$6.9 miliar atau sekitar Rp100 triliun.
“Dana ini untuk pengadaan vaksin bagi setiap orang yang membutuhkannya,” begitu dilansir Reuters pada Ahad, 28 Juni 2020.
Penggalangan dana ini melibatkan sejumlah lembaga besar dunia seperti Komisi Eropa, pemerintah Amerika Serikat, dan Global Citizen.
Sejumlah donator menggelontorkan dana besar-besaran seperti Bank Investasi Eropa atau European Investment Bank sebesar US$5.5 miliar atau sekitar Rp78 triliun.
Pemerintah AS berdonasi sekitar US$545 juta atau sekitar Rp7.8 triliun. Sedangkan pemerintah Jerman dengan donasi 383 juta euro atau sekitar Rp6.2 triliun.
Pemerintah Kanada menyumbang US$219 juta atau sekitar Rp3.1 triliun. Dan pemerintah Qatar menyumbang US$10 juta atau sekitar Rp143 miliar.
“Sebanyak 40 pemerintah ikut serta dalam pertemuan puncak ini,” begitu dilansir Reuters.
Acara ini juga dimeriahkan secara virtual konser musik seperti Miley Cyrus, Justin Bieber, Shakira, Chloe X Halle, dan Usher.
Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mengatakan semua orang harus punya akses ke vaksin Covid-19.
“Saya berusaha meyakinkan negara berpendapatan tinggi untuk membuat vaksin tersedia bukan hanya untuk rakyat mereka tapi juga untuk rakyat dari negara berpendapatan menengah dan rendah. Ini adalah ujian solidaritas,” kata Leyen.
Seperti dilansir Channel News Asia, pandemi Corona ini merebak di Kota Wuhan pada Desember 2019. Namun, seperti dilansir CNN, tim peneliti dari Harvard University menduga wabah ini mulai menyebar sejak pertengahan 2019 di Kota Wuhan, Cina.
Saat ini, jumlah kasus Covid-19 telah melewati 10 kasus di seluruh dunia. Jumlah korban meninggal sebanyak sekitar 500 ribu orang dengan jumlah korban sembuh sebanyak 5.05 juta orang. [yy/tempo]