Fiqhislam.com - Donald Trump mengklaim ia "melihat bukti" kaitan antara virus corona dengan Institut Virologi di Kota Wuhan, Cina.
Presiden AS Donald Trump mengatakan hal ini kepada wartawan di Gedung Putih di Washington, AS.
Ketika ditanya oleh wartawan: "Pernahkah Anda melihat sesuatu pada titik ini, yang membuat Anda yakin bahwa virus itu berasal dari Institut Virologi Wuhan?" Presiden Trump menjawab: "Ya, sudah,” tetapi ia tidak dapat memberikan rincian lebih lanjut.
Kepala laboratorium di Wuhan, Yuan Zhiming, dengan tegas sudah membantah tuduhan tersebut beberapa hari lalu.
Ancaman tarif baru
Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga mengatakan bahwa dia mengancam tarif baru bagi dan perjanjian perdagangan dengan Cina.
Dikutip dari Reuters Jumat (1/5), tudingan tajam Trump terhadap Cina mencerminkan rasa frustasinya atas pandemi corona yang telah menyebabkan puluhan ribu orang di Amerika Serikat meninggal dunia, pelemahan ekonomi dan mengancam peluangnya untuk terpilih kembali dalam pemilihan presiden November mendatang.
Ketika ditanyakan tentang laporan bahwa dia bisa menghentikan kewajiban pembayaran ke Cina atas asal virus corona, Trump mengatakan dia bisa memberlakukan "tarif hukuman" pada Cina. Dia sudah melakukan ini dalam konflik perdagangan dengan Beijing.
- Berita Internasional
Trump kembali serang WHO
Trump juga kembali mengecam Organisasi Kesehatan Dunia WHO. Dia membandingkan WHO dengan "agen hubungan masyarakat untuk Cina".
"Anda (WHO) seharusnya tidak membuat alasan untuk orang yang sudah membuat kesalahan besar," kata Trump, "Anda seharusnya malu."
Trump telah menunda memberi kontribusi keuangan AS kepada WHO dalam masa krisis corona.
Menolak temuan intelejennya sendiri
Trump mengabaikan temuan intelijen AS dan tidak ingin mengkonfirmasi informasi dari koordinator intelijen eksekutifnya sendiri, Richard Grenell, yang telah mengumumkan bahwa dinas rahasia, seperti kebanyakan ilmuwan, berasumsi bahwa virus corona baru adalah patogen alami dan bukan buatan manusia.
Trump mengatakan ada banyak teori dan Amerika Serikat sedang meneliti asal usulnya. "Kami akan mencari tahu," tandasnya.
Beredar rumor bahwa virus SARS-CoV-2 bisa saja dilepaskan secara tidak sengaja di laboratorium di Wuhan atau bahkan sengaja dibuat. Institut Virologi Wuhan adalah rumah bagi bank virus terbesar di Asia. [yy/republika]
Artikel Terkait:
Lab Wuhan Jawab Tuduhan Jadi Sumber Virus Corona
Lab Wuhan Jawab Tuduhan Jadi Sumber Virus Corona
Fiqhislam.com - Pemerintah Amerika mengklaim punya bukti kalau virus Corona berasal dari laboratorium di Wuhan, China. Pihak tertuduh angkat bicara.
Shi Zengli bukan perempuan sembarangan. Dia adalah virologis yang menjadi Direktur Center for Emerging Infectious Disease di Wuhan Institute of Virology. Dia tahu, banyak jari menunjuk pada dirinya dan buka suara. Shi Zengli menegaskan tidak ada kebocoran virus dari lab di Wuhan.
Kepada Scientific American yang dilansir News.com Australia, seperti dilihat Jumat (1/5/2020) Shi Zengli mengakui laboratoriumnya memang punya virus Corona. Saat wabah COVID-19 merebak, Shi dan tim ilmuwan memang lagi meneliti virus Corona.
"Saya sempat berpikir apakah ini dari laboratorium kami? Saya bertanya-tanya apa dinas kesehatan salah. Saya tidak pernah menyangka ini terjadi di Wuhan," ujar perempuan berjuluk Batwoman ini karena meneliti virus kelelawar.
Shi dan tim terlibat mencari sumber penularan dan berlomba dengan waktu karena korban jiwa terus bertambah. Tim ilmuwan memakai teknis reaksi berantai polymerase untuk mendeteksi virus dengan memperkuat material genetiknya.
"Hasilnya tidak ada sekuens yang cocok dengan virus yang tim kami ambil dari kelelawar gua. Pikiran saya lega sekali, saya tidak tidur berhari-hari," kata Shi menegaskan tidak ada kebocoran dari laboratoriumnya.
Sebelumnya The Daily Telegraph Australia mengungkapkan badan intelijen 5 negara, Amerika, Kanada, Australia, Inggris dan Selandia Baru memantau Shi dan koleganya Peng Zhou. Hal ini disusul tuduhan langsung dari Presiden AS Donald Trump yang mengklaim punya bukti COVID-19 berasal dari lab di Wuhan. [yy/news.detik]Artikel Terkait: