9 Ramadhan 1444  |  Jumat 31 Maret 2023

basmalah.png

Ensiklopedi Al-Quran: Kitab 'Penakluk'

Ensiklopedi Al-Quran: Kitab 'Penakluk'

Fiqhislam.com - Alquran adalah kitab suci yang paling benar, paling bermanfaat, paling sempurna yang meliputi semua hal yang menyangkut kehidupan ini.

Ia adalah harta karun yang tidak akan habis kandungan mutiaranya. Lautan makrifat. Taman yang memiliki semua jenis bunga. Tidak seorang pun yang mampu untuk memberikan gambaran dan sifat yang tepat baginya, kecuali Rasul yang kepadanya diturunkan Alquran, yaitu Nabi Muhammad SAW.

Rasulullah SAW bersabda tentang sifat dari Alquran ini, “Barang siapa yang berkata dengannya, maka ia benar dalam ucapnya. Barang siapa yang memerintah (mengambil putusan hukum) dengannya, maka ia akan berlaku adil. Barang siapa yang mengambil petunjuk darinya, maka ia akan ditunjukinya ke jalan yang lurus. Penguasa lalim yang tidak mempedulikannya, akan dihinakan Allah. Siapa pun yang mengambil petunjuk dari kitab selainnya, akan disesatkan Allah.” (Muttafaq alaih)

Rasulullah SAW dalam menjelaskan sebagian rahasia dari Alquran, bersabda, “Di dalamnya (Alquran) terdapat berita tentang orang-orang sebelum kalian, ketentuan hukum di antara kalian dan informasi tentang orang-orang sesudah kalian.”

Alquran sendiri telah berbicara tentang dirinya, “Barang siapa yang mencariku, ia akan menemukanku. Dan barang siapa yang menemukanku, ia akan mencariku.” (Muttafaq alaih)

Alquran adalah tali Allah yang kuat dan jalan-Nya yang lurus. Namun, kita harus membedakan antara ‘melaksanakan’ (al-'amal) apa yang terdapat dalam Alquran dengan memelihara (hafidza) Alquran.

Pelaksanaan ajaran Alquran berkaitan dengan perbuatan manusia. Dimana jika mereka melaksanakan semua ajarannya, mereka akan diberi pahala pada hari Kiamat. Dan sebaliknya, jika mereka tidak melaksanakan ajarannya, akan mendapatkan siksaan.

Dan sebagai suatu yang unik untuk diperhatikan, di sana terdapat hubungan yang berlawanan antara pelaksanaan ajaran Alquran dan perjalanan waktu. Yaitu, ketika waktu terus berjalan, maka pelaksanaan ajaran Alquran makin lama akan semakin menipis sehingga datang suatu hari dimana di muka bumi tidak ditemukan seorang pun yang dalam hatinya terdapat keimanan meskipun sebesar biji sawi. Hari itu adalah Hari Kiamat.

Sedangkan masalah ‘pemeliharaan’ Alquran (kemurniannya)  baik di masa lalu maupun di masa yang akan datang seiring dengan perjalanan waktu, maka al-Quran akan tetap seperti semula dan tidak akan pernah berubah.

Karena pemeliharaan Alquran berkaitan dengan janji Allah, yang telah berfirman, “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Alquran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS al-Hijr: 9)
   
Karenanya, kita akan menemukan hal-hal yang menakjubkan seperti berikut ini: Seorang ahli seni kaligrafi yang menghabiskan waktu selama berhari-hari menetap di rumahnya. Kemudian pada hari berikutnya, keluar dengan menunjukkan hasil karya seninya yang di dalamnya tertulis ayat-ayat Alquran dengan sangat indah, padahal ia tidak percaya kepada Alquran. Kenapa ia berbuat demikian?

Karena Allah-lah yang telah berjanji untuk memelihara Alquran. Dengan kekuasaan-Nya, Allah telah menundukkan seniman tersebut untuk membuat lukisan kaligrafinya.

Masalah pemeliharaan Alquran ini, senyatanya berkaitan dengn janji dan kekuasaan Allah SWT. Dan kita tidak menemukan seorang pun dari mereka yang memiliki kebencian kepada Alquran dan Islam yang mengatakan bahwa “Alquran telah diselewengkan dan diubah”.

Kita tidak akan menemukannya. Dan orang-orang dengki itu pun mustahil untuk mengatakannya. Karena mereka menyadari bahwa mereka tidak memiliki bukti-bukti yang dapat dijadikannya sebagai pembenar dari tuduhannya.

Juga karena Allah SWT sendiri Yang Maha Memelihara telah menjadikan Alquran sebagai kitab suci yang akan tetap terpelihara dimana tidak ada seorang pun yang dapat mengajukan kebohongan-kebohongan atas firman-Nya.

Meskipun demikian, orang-orang yang dengki dan benci serta orang-orang yang senantisa berusaha untuk menunggu waktu yang tepat dalam menyerang Alquran, akan tetap ada.

Namun, mustahil... mustahil mereka akan dapat melakukannya. Orang-orang dengki itu berkata, “Kenapa Alquran berbicara tentang fenomena alam semesta secara detail?” Tindakan dan pertanyaan yang sinis yang didasarkan pada kedengkian dan kebencian.

Tidakkah mereka mengetahui bahwa Alquran ini adalah kitab kehidupan? Kitab yang menjelaskan semua hal yang berkaitan dengan jalan hidup bagi semua manusia yang harus berjalan di atas relnya?

Yaitu jalan Islam, yang mana mereka diwajibkan untuk mengikutinya, supaya kehidupan mereka berjalan lurus. Kehidupan yang diwarnai oleh etika dan moral yang tinggi, bukan oleh kebejatan dan kesesatan-kesesatan.

Dan Allah untuk membuktikan kebenaran Alquran ini, telah menurunkan di dalamnya berbagai ayat yang berkaitan dengan temuan ilmiah dalam lapangan ilmu pengetahuan alam.

Untuk membatalkan tuduhan musuh Alquran yang akan senantiasa berdatangan dari waktu ke waktu dan menyampaikan berbagai kritikan.

Allah SWT Yang Maha Mengetahui dan Maha bijaksana, dengan ilmu-Nya telah memprediksikan bahwa akan senantiasa bermunculan orang-orang yang akan menentang Alquran. Karenanya, Allah telah menurunkan ayat yang dapat mematahkaan semua argumen mereka, sebelum mereka mengatakan dan mengajukan gugatannya.

Untuk itu, kita menemukan banyak orang yang mendapatkan hidayah Allah, melalui bacaan Alquran. Setelah mereka membacanya, mereka langsung beriman kepadanya, karena mereka mengetahui kebenaran isi yang dikandungnya.

Mereka pun mendapatkan kepuasan dengan apa yang terdapat dalam Alquran dan mengakui bahwa Alquran adalah benar-benar kitab suci dari Allah SWT. Bahkan, diantara mereka ada yang menulis buku yang mempunyai pengaruh cukup besar dalam menopang gerakan dakwah Islam. Meski untuk itu, ia mendapatkan perlakuan yang menyakitkan. Namun, ia tetap sabar dan bertahan.

Karenanya, kita tidak heran, ketika mendapatkan seseorang yang bernama Bernard Shaw memberi kesaksian terhadap Rasulullah SAW berkaitan dengan kemampuan Beliau untuk menyelesaikan problematika dunia.

Shaw berkata, “Sekiranya Nabi Muhammad SAW hidup, maka ia akan dapat menyelesaikan semua problematika dunia laksana menikmati secangkir kopi.”

Hal itu tidak heran bagi kita. Karena andai yang ia katakan benar, maka solusi yang akan diberikan oleh Rasulullah SAW, tentunya diberikan dengan keikhlasan, ketulusan dan kejujuran yang dimaksudkan untuk menyelesaikan masalah itu sendiri, tidak dengan maksud yang lain.

Allah SWT berfirman, “Katakanlah: “Inilah jalan (agama)-ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata.” (QS Yusuf: 108)

Berkenaan dengan ini, maka kami pun tidak heran, jika seandainya segolongan jin percaya kepada Alquran ketika mereka mendengarkan bacannya. Allah SWT berfirman, “Katakanlah (hai Muhammad): Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya sekumpulan jin telah mendengarkan (Alquran), lalu mereka berkata: ‘Sesungguhnya kami telah mendengarkan Alquran yang menakjubkan. (yang) Memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan sesuatu pun dengan Tuhan kami.” (QS al-Jin: 1-2) 

Berdasarkan ini semua, maka berikut ini akan kami jelaskan tentang dua hal yang penting yaitu, tentang cara Alquran berkomunikasi dan tentang universalitasnya.

Oleh Dr Abdul Basith Jamal/Dr Daliya Shadiq Jamal
yy/republika.co.id