Surah An-Nisa Ayat 32: Hindari Berangan-angan yang Berujung Iri
Fiqhislam.com - Allah SWT melarang hamba-Nya untuk merasa iri hati atau dengki terhadap nikmat yang mereka peroleh. Hal ini dijelaskan dalam surat An Nisa ayat 32.
Allah SWT berfirman,
وَلَا تَتَمَنَّوْا۟ مَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بِهِۦ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ لِّلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا ٱكْتَسَبُوا۟ ۖ وَلِلنِّسَآءِ نَصِيبٌ مِّمَّا ٱكْتَسَبْنَ ۚ وَسْـَٔلُوا۟ ٱللَّهَ مِن فَضْلِهِۦٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمًا
Wa lā tatamannau mā faḍḍalallāhu bihī ba'ḍakum 'alā ba'ḍ, lir-rijāli naṣībum mimmaktasabụ, wa lin-nisā`i naṣībum mimmaktasabn, was`alullāha min faḍlih, innallāha kāna bikulli syai`in 'alīmā
"Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian daripada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
Menurut Tafsir Kementerian Agama (Kemenag RI), pada surat An Nisa ayat 32, Allah SWT telah mengatur alam semesta sedemikian rapi. Karenanya, masing-masing kemampuan manusia tidak sama dan memiliki keistimewaannya tersendiri.
Baik itu laki-laki maupun perempuan memiliki bagiannya sendiri sesuai dengan usaha dan kemampuan masing-masing.
"Oleh karena itu orang dilarang iri hati terhadap orang yang lebih banyak memperoleh karunia dari Allah. Akan tetapi a hendaknya memohon kepada Allah disertai dengan usaha yang sungguh-sungguh," tulis tafsir tersebut.
Dijelaskan lebih lanjut, seorang hamba dianjurkan untuk memohon dan berusaha agar Allah SWT melimpahkan karunia-Nya lebih banyak. Iri hati yang dimaksud ialah ketika muslim tidak senang terhadap karunia yang Allah anugerahkan kepada orang lain atau menginginkan agar karunia tersebut hilang dan berpindah.
Selain itu, terdapat sebuah pesan dalam surat An Nisa ayat 32 yaitu menghindari kebiasaan berangan-angan yang nantinya menimbulkan sifat iri dan dengki kepada sesama. Iri hati atas karunia Allah bisa berupa kemuliaan, nama baik, pangkat, hingga jabatan.
Dalam Tafsir Kemenag dikatakan, "Sungguh Allah Maha Mengetahui segala sesuatu termasuk angan-angan dan iri serta kedengkian yang tersembunyi dalam hati kamu,"
Mengutip dari buku Keep Positive Thinking 20 Tips Membangun Kepribadian Islami yang ditulis oleh Adil Fathi Abdullah, Rasulullah SAW bahkan memperingatkan umatnya terkait bahaya sifat iri hati. Beliau SAW bersabda,
"Waspadalah kalian dari sifat iri karena iri itu akan memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar atau rerumputan." (HR Abu Dawud)
Ada juga sabda lainnya yang menjelaskan tentang larangan iri hati. Rasulullah SAW bersabda,
"Penyakit umat-umat terdahulu akan menjalar yakni penyakit iri dan saling membenci. Keduanya adalah pemangkas. Aku tidak mengatakan ini akan memangkas rambut, akan tetapi ini akan memangkas agama." (HR Tirmidzi)
Dalam pendapat lain, ada yang mengatakan iri sebagai dosa pertama dalam maksiat kepada Allah SWT, baik di langit maupun bumi. Pada langit ada iblis yang iri kepada Nabi Adam, sedangkan iri di bumi adalah peristiwa Habil dan Qabil.
Sementara itu, dalam buku 60 Godaan Penghafal Al-Quran dan Solusi Mengatasinya oleh Ustaz Cece Abdulwaly dikatakan, orang yang memiliki sifat iri hati niscaya hidupnya tidak akan bahagia.
Bahkan, Imam Al Ghazali juga mengatakan bahwa iri dan dengki menjadi salah satu penyakit hati yang parah. Menurutnya, semua penyakit hati hanya dapat diobati dengan ilmu dan amal.
Ilmu yang bermanfaat bagi penyakit iri dan dengki adalah mengetahui dengan sungguh-sungguh bahwa iri dan dengki membahayakan pelakunya, baik terhadap dunia maupun agamanya. [yy/anisa rizki/detik]
Artikel Terkait: