Ayat Al-Quran yang Memerintahkan untuk Nafkahkan Harta
Fiqhislam.com - Al-Quran mengandung isi perintah hingga pedoman hidup bagi seluruh muslim, termasuk soal menafkahkan harta. Ayat yang menyuruh kita untuk menafkahkan harta adalah ayat-ayat dalam surah Ali Imran dan surah Al Baqarah
Nafkah secara etimologi berasal dari bahasa Arab nafaqa artinya biaya, pengeluaran uang, atau belanja. Dalam konteks seseorang memberikan nafkah, berarti seseorang membuat harta yang dimilikinya menjadi sedikit berkurang karena telah digunakan untung kepentingan orang lain.
Nafkah dalam kaitannya dengan memberi, erat dihubungkan dengan kata lain, yaitu sedekah dan infak. Untuk mengetahui keutamaannya, kita bisa melihatnya melalui beberapa ayat Al-Quran berikut.
3 Ayat yang Menyuruh Menafkahkan Harta
1. Surah Ali Imran Ayat 92
Perihal anjuran untuk menafkahkan harta ini, Allah SWT menjelaskan melalui Al-Quran Surah Ali Imran ayat 92. Allah SWT berfirman,
لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتّٰى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَ ۗوَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فَاِنَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْمٌ
"Tidak akan sekali-kali kamu memperoleh kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Apa pun yang kamu infakkan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui tentangnya (infak)."
Dikutip dari Tafsir Quran Kemenag, pada ayat ini dijelaskan tentang harta dan infak yang bermanfaat hendaknya harta yang dicintai. Hal ini dikarenakan kita tidak akan memperoleh kebajikan yang paling utama dan sempurna sebelum kita menginfakkan dengan cara yang baik dan tujuan yang benar sebagian harta yang kita cintai, yang paling bagus dari apa yang kamu miliki.
2. Surah Al Baqarah Ayat 267
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْفِقُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا كَسَبْتُمْ ...
"Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik ..."
3. Surah Al Baqarah Ayat 254
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ يَوْمٌ لَّا بَيْعٌ فِيْهِ وَلَا خُلَّةٌ وَّلَا شَفَاعَةٌ ۗوَالْكٰفِرُوْنَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman, infakkanlah sebagian dari rezeki (mu) yang telah Kami anugerahkan kepadamu sebelum datangnya hari (Kiamat) yang tidak ada (lagi) jual beli padanya, tidak ada juga persahabatan yang akrab, dan tidak ada pula syafaat. Orang-orang kafir itulah orang-orang zalim."
Adapun soal penjelasan manfaat dari menafkahkan harta. hal ini dijelaskan dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 261. Allah SWT berfirman,
مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
"Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah SWT adalah seperti (orang-orang yang menabur) sebutir biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah SWT melipatgandakan (pahala yang mereka tabur) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui."
Adab Bersedekah
Allah SWT dalam keterangan di atas mencintai orang-orang yang bersedekah. Namun, dalam praktiknya kita perlu mengetahui bahwa Allah SWT lebih menyukai orang yang bersedekah secara tersembunyi.
Hal ini dijelaskan dalam firman Allah SWT di Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 271, yaitu:
اِنْ تُبْدُوا الصَّدَقٰتِ فَنِعِمَّا هِيَۚ وَاِنْ تُخْفُوْهَا وَتُؤْتُوْهَا الْفُقَرَاۤءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۗ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِّنْ سَيِّاٰتِكُمْ ۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ
"Jika kamu memperlihatkan sedekahmu, itu baik. (Namun), jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, itu lebih baik bagimu. Allah SWT akan menghapus sebagian kesalahanmu. Allah SWT Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan."
Senada dengan ayat diatas, dilansir dari Tafsir Ibnu Katsir bahwa dalam kitab Sahihain dari Abu Hurairah menyampaikan bahwa Rasulullah SAW bersabda sebaik-baiknya berinfak menggunakan tangan kanan. Berikut bunyi haditsnya,
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: إِمَامٌ عَادِلٌ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللَّهِ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ بِالْمَسْجِدِ إِذَا خَرَجَ مِنْهُ حَتَّى يَرْجِعَ إِلَيْهِ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجِمَالٍ فَقَالَ: إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقُ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ
"Terdapat tujuh macam orang yang mendapat naungan dari Allah SWT pada hari tiada naungan kecuali hanya naungan-Nya, yaitu seorang imam yang berperilaku adil; seorang pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah SWT; dua orang yang saling mencintai karena Allah SWT, keduanya bertemu karena Allah SWT dan berpisah demi karena Allah SWT; seorang lelaki yang hatinya terpaut di masjid bila ia keluar darinya hingga kembali kepadanya; seorang lelaki yang berzikir kepada Allah SWT dengan menyendiri, lalu kedua matanya mengalirkan air mata; seorang lelaki yang diajak oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan dan kecantikan, lalu ia berkata, "Sesungguhnya aku takut kepada Allah Tuhan semesta alam"; dan seorang lelaki yang mengeluarkan suatu sedekah secara sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya." [yy/tsalats ghulam/detik]
Artikel Terkait: