Ayat Qauliyah dan Kauniyah: Pengertian, Dalil dan Contohnya
Fiqhislam.com - Segala pengetahuan datangnya dari Allah SWT, manusia hanya mengetahui sebagian kecil dari rahasia alam semesta. Ayat-ayat Al-Quran bisa menjadi sumber ilmu pengetahuan.
Manusia adalah makhluk yang memiliki banyak rasa ingin tahu terhadap hal yang ada di muka bumi ini. Sebagai umat Islam, kita dapat memenuhi rasa penasaran tersebut melalui ayat-ayat Al-Quran. Ada dua kategori ayat yang bisa menjadi sumber pengetahuan yakni ayat Qauliyah dan Kauniyah.
Pengertian Ayat Qauliyah dan Kauniyah
Mengutip buku Hujan Harus Disimpan oleh Djoko Suryanto, dijelaskan bahwa pengertian dari ayat Qauliyah adalah ayat-ayat yang dapat dipelajari dalam Al-Quran, sedangkan ayat Kauniyah adalah fenomena-fenomena yang terjadi di sekitar kita misalnya peristiwa alam, sosial, dan sebagainya.
Ayat Qauliyah dan Kauniyah bersumber pada satu yakni dari Allah SWT. Oleh karena itu, dua ayat tersebut pasti sama dan tidak boleh bertentangan. Jika terdapat hal yang bertentangan, maka ada hal yang salah dari salah satu ayat tersebut.
Dalil Ayat Qauliyah dan Kauniyah
Dikutip dari buku Pesan-Pesan Numerik Al-Quran karya Iskandar AG Soemabrata, penjelasan lengkap seputar kehidupan dalam Al-Quran dan keberadaan semesta yang diciptakan oleh Allah SWT ini menjadikan manusia tidak memiliki batas untuk belajar melalui ayat Qauliyah dan Kauniyah.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran surah Al-Kahfi ayat 109:
قُل لَّوْ كَانَ ٱلْبَحْرُ مِدَادًا لِّكَلِمَٰتِ رَبِّى لَنَفِدَ ٱلْبَحْرُ قَبْلَ أَن تَنفَدَ كَلِمَٰتُ رَبِّى وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِۦ مَدَدًا
Qul lau kānal-baḥru midādal likalimāti rabbī lanafidal-baḥru qabla an tanfada kalimātu rabbī walau ji`nā bimiṡlihī madadā
"Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)".
Lengkapnya, Allah SWT pun berfirman dalam Al-Quran surat Luqman ayat 27:
وَلَوْ أَنَّمَا فِى ٱلْأَرْضِ مِن شَجَرَةٍ أَقْلَٰمٌ وَٱلْبَحْرُ يَمُدُّهُۥ مِنۢ بَعْدِهِۦ سَبْعَةُ أَبْحُرٍ مَّا نَفِدَتْ كَلِمَٰتُ ٱللَّهِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Walau anna mā fil-arḍi min syajaratin aqlāmuw wal-baḥru yamudduhụ mim ba'dihī sab'atu ab-ḥurim mā nafidat kalimātullāh, innallāha 'azīzun ḥakīm
"Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana"
Contoh Ayat Qauliyah dan Kauniyah
Untuk lebih memahami bagaimana hubungan antara ayat Qauliyah dan Kauniyah, kita bisa ambil contoh dari pengetahuan tentang penciptaan langit dan bumi.
Ayat Qauliyah tentang penciptaan bumi dan langit terkandung dalam Al-Quran surat Al-Hadid ayat 4 yang terjemahannya:
Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
Kemudian, ayat Kauniyah dari penciptaan langit dan bumi adalah sebagai berikut:
Penciptaan bumi didasari oleh teori bernama Big Bang. Teori tersebut didukung oleh penemuan Edwin Powell Hubble seorang astronom asal Amerika Serikat saat mengamati bintang-bintang di angkasa lewat teleskop. Hasilnya adalah terdapat cahaya yang dipancarkan oleh bintang-bintang yang bergeser ke ujung merah spektrum. Penjelasan ini menjadi ayat Kauniyah dari keberadaan langit yang terdapat dalam ayat Qauliyahnya. [yy/cicin yulianti/detik]
Artikel Terkait: