Malu itu adalah iman
عن أبى مسعود عقبة من عامرو الأنصاري البدري -رضي الله عنه- قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "إِنَّا مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلاَمِ النُّبُوَّةِ اْلأُوْلىَ "إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ." وراه البخاري
Fiqhislam.com - "Dari Abu Mas'ud Uqbah bin Amir al-Anshari al-Badry radiyallahu anhu berkata: "Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya ucapan yang cukup populer bagi manusia dari perkataan kenabian adalah "Jika kamu tidak malu, maka perbuatlah apa yang kamu kehendaki."(HR. Bukhari)
Makna lafaz: "Dari perkataan kenabian" bahwa sesungguhnya sifat malu itu tetap terpuji dan baik serta diperintahkan pada syariat nabi-nabi terdahulu.
Maksud: 'Perbuatlah apa yang engkau kehendaki" mengandung 2 pengertian:
1. Berarti ancaman dan peringatan dan bukan dengan bahasa perintah seperti firman Allah swt: "Beramallah semau kalian."(Qs Fushshilat: 40).
Sesungguhnya itu adalah ancaman. Karena Allah telah menerangkan kepada mereka apa-apa yang harus mereka lakukan dan mereka tinggalkan. Ini juga persis seperti sabda Rasulullah saw yang berbunyi:
"Barangsiapa yang menjual khamer (bir) maka hendaknya ia menghalalkan atas dirinya babi-babi."(HR. Abu Daud). Di sini tidak dijelaskan perintah diperbolehkannya daging babi.
2. Maknanya adalah lakukanlah apa yang tidak kalian malui. Ini seperti sabda Rasulullah saw: "Iman itu adalah bagian dari keimanan."(HR.Tirmizi) Maksudnya: ketika seseorang pelaku dilarang melakukan perbuatan keji dan disuruh dengan perbuatan baik, ia tak ubahnya seperti iman yang mencegah seseorang untuk melakukan hal-hal yang buruk dan itu akan mengantarkannya terbawa melakukan perbuatan ketaatan dan itu akan menjadi bagaikan kedudukan iman karena ada kesamaan antara iman dengan ketaatan." Wallahu a'lam
Hidayatullah, Lc al-hafiz | hidayathamim.blogspot.com