Perihal Kanan di Dunia dan Akhirat
Fiqhislam.com - Kanan dalam hal selalu jadi salah satu kutub dalam sebuah arah yang menyertakan dua kutub, dan kebalikan kutub satu lagi pastilah kiri. Kanan dalam dunia politik selalu dikaitkan dengan sesuatu yang baraliran konservatif ataupun klasik. Dan kali ini kita tidak akan membahas dunia politik.
Kanan dalam Islam cenderung menunjukkan hal yang baik-baik. Semua kebaikan yang dilakukan oleh anggota tubuh bagian kanan selalu bernilai kebaikan. Contohnya, masuk rumah atau mesjid menggunakan kaki kanan, memakai baju dan celanan mendahulukan bagian kanan, makan menggunakan tangan kanan, bahkan Islam perumpamaan indah ketika memberi sedekah dengan tangan kanan tanpa terlihat oleh tangan kiri.
Ini bukanlah sekedar budaya, Islam telah meluruskan nilai-nilai budaya yang ada dengan mengganti, menyempurnakan ataupun meneruskannya. Semua bisa terkondisikan dengan usaha yang dini dan maksimal.
Uniknya adalah bukan hanya itu saja, ternyata ada banyak hal mengenai “kanan” dalam Al-Qur’an yang berkaitan dengan masa lalu (sejarah), masa sekarang, dan masa depan (akhirat)
Kanan dalam Persektif Masa Lalu (sejarah)
Yang paling banyak diceritakan mengenai kejadian dengantangan kanan adalah Nabi Musa AS. Beliau mengajak kaumnya ke sebuah lembah karena beliau melihat api. Namun itu bukanlah api, melainkan tanda untuk kemudian wahyu dari Allah turun kepada Musa yang di ayat lain disebut sebelah kanan gunung Thur.
وَنَادَيْنَاهُ مِنْ جَانِبِ الطُّورِ الأيْمَنِ وَقَرَّبْنَاهُ نَجِيًّا
“Dan Kami telah memanggilnya dari sebelah kanan gunung Thur dan Kami telah mendekatkannya kepada Kami di waktu dia munajat (kepada Kami).” [Q.S 19:52]
Dalam riwayat lain juag disebutkan, Allah memberikan mukjizat lewat tongkat yang berada di tangan kanan Nabi Musa AS. yang berubah menjadi ular.
وَمَا تِلْكَ بِيَمِينِكَ يَا مُوسَى -قَالَ هِيَ عَصَايَ أَتَوَكَّأُ عَلَيْهَا وَأَهُشُّ بِهَا عَلَى غَنَمِي وَلِيَ فِيهَا مَآرِبُ أُخْرَى -قَالَ أَلْقِهَا يَا مُوسَى (١٩)فَأَلْقَاهَا فَإِذَا هِيَ حَيَّةٌ تَسْعَى -
“Apakah itu yang di tangan kananmu, hai Musa?
Berkata Musa: "Ini adalah tongkatku, aku bertelekan padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya".
Allah berfirman: "Lemparkanlah ia, hai Musa!". Lalu dilemparkannyalah tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat. “ (Q.S Thaha 17-20)
Kanan dalam Perspektif Masa Sekarang
Ini berkaitan dengan tingkah laku kita sehari-hari. Selain menggunakan tangan dan kaki sebelah kanan (kecuali dalam hal tertentu), kita harus senantiasa ingat bahwa di bahu kita ‘duduk’ malaikat Raqib yang mencatat setiap amalan baik.
Lalu agar semua catatan kita di dunia berbuah baik, maka selalu ingat untuk bertaubat terus menerus ketika melakukan kesalahan, berjanji tidak mengulanginya lagi, dan lebih penting imbangi kesalahan kita dengan banyak berbuat kebajikan.
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mu'min yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." [Q.S 66:8]
Kanan dalam Perspektif Masa Depan (Akhirat)
Tak ada yang abadi di dunia, kampung keabadian itu adanya di Akhirat. Bila melihat tafsir surat Al-Waqiah, saat terjadi kiamat manusia terbagi ke dalam 3 golongan: gan kedua golongan yang diberi kitab (amalan di dunia),golongan kiri, dan golongan yang beriman paling dahulu. Apa Sitimewanya dengan golongan kanan?
فِي سِدْرٍ مَخْضُودٍ (٢٨)وَطَلْحٍ مَنْضُودٍ (٢٩)وَظِلٍّ مَمْدُودٍ (٣٠)وَمَاءٍ مَسْكُوبٍ (٣١)وَفَاكِهَةٍ كَثِيرَةٍ (٣٢)لا مَقْطُوعَةٍ وَلا مَمْنُوعَةٍ (٣٣)وَفُرُشٍ مَرْفُوعَةٍ (٣٤)إِنَّا أَنْشَأْنَاهُنَّ إِنْشَاءً (٣٥)فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا (٣٦)عُرُبًا أَتْرَابًا (٣٧)لأصْحَابِ الْيَمِينِ (٣٨)ثُلَّةٌ مِنَ الأوَّلِينَ (٣٩)وَثُلَّةٌ مِنَ الآخِرِينَ
“Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu. Berada di antara pohon bidara yang tak berduri, dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya),dan naungan yang terbentang luas, dan air yang tercurah, dan buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti (berbuah) dan tidak terlarang mengambilnya. dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk. Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan. penuh cinta lagi sebaya umurnya. (Kami ciptakan mereka) untuk golongan kanan, (yaitu) segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu. dan segolongan besar pula dari orang-orang yang kemudian.” [Q.S 56:28-40]
Golongan kanan itu pastilah paling mulia namun kenyatannya menjadi golongan kanan pada saat itu bukan perkara memilih seperti halnya memilih keinginan. Golongan peneriman kanan diperoleh sebagai tanda keridhoan Allah dikarenakan kita mampu mengemban amanat mulia di dunia sebagai manusia. Menghamba diri kepada Allah dan beramal sholeh kepada semua makhluk.
Semoga kita termasuk ke dalam golongan kanan. Dengan melakukan segala hal yang menuju ke ‘arah kanan’. Sehingga kita termasuk orang-orang yang merindukan akhirat sebagai kampung kepulangan terbaik lagi abadi.
“(yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mu'min laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, (dikatakan kepada meraka): "Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar". [Q.S 57:12]. [yy/percikanIman]