pustaka.png
basmalah2.png


15 Jumadil-Awwal 1445  |  Rabu 29 Nopember 2023

Arah Tidur yang Dilarang Islam | Waktu Tidur yang Dilarang

Arah Tidur yang Dilarang Islam | Waktu Tidur yang Dilarang

Fiqhislam.com - Nabi Muhammad SAW memberikan beberapa anjuran dan larangan kepada umatnya perihal adab tidur. Salah satunya adab tersebut ada arah tidur yang dilarang Islam. Arah manakah itu?

Nabi Muhammad SAW adalah seorang rasul yang sangat mencintai umatnya. Cinta yang besar ini beliau tunjukkan dengan banyaknya nasihat, anjuran, dan larangan untuk umatnya berkaitan dengan cara menjalani kehidupan di dunia ini.

Beliau mengajari umat Islam untuk hanya melakukan kebaikan, beribadah kepada Allah SWT, dan menjauhi hal-hal yang mungkar. Aturan beliau mencakup semua aspek kehidupan, bahkan perihal cara tidur.

Rasulullah SAW memberikan banyak anjuran dan larangan dalam tidur. Termasuk ke arah mana seorang manusia harus menghadap dalam tidurnya.

Arah Tidur yang Dilarang Islam

Mengutip Buku Pintar Sains dalam Al-Qur'an yang ditulis oleh Nadiah Thayyarah, arah tidur yang dilarang Islam adalah menghadap ke arah kiri. Hikmah di balik larangan ini karena adanya dampak negatif untuk kesehatan.

Tidur menghadap ke arah kiri tidak baik untuk kesehatan jantung. Sebab posisi jantung berada berada di bawah tekanan paru-paru bagian kanan yang lebih besar dari paru-paru bagian kiri.

Hal ini akan memberatkan fungsi dan kinerja jantung. Efek ini akan lebih terasa terutama bagi orang-orang yang sudah lanjut usia.

Lebih jauh lagi, posisi tidur yang menghadap ke arah kiri juga akan membuat lambung yang terisi penuh akan menekan jantung dan hati. Oleh karena itu, Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk tidur menghadap ke arah kanan.

Arah Tidur yang Dianjurkan Islam

Arah tidur yang dianjurkan Islam adalah menghadap ke kanan. Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW yang tertera dalam buku Pelajaran Adab Islam 2 karya Suhendri, dkk. Rasulullah SAW bersabda,

اضْطَجِعْ عَلَى شَقِكَ الْأَيْمَنِ

"Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu." (HR Bukhari dan Muslim)

Nabi Muhammad SAW memerintahkan umatnya untuk mendahulukan posisi tidur di atas sisi sebelah kanan (rusuk kanan sebagai tumpuan) dan berbantal dengan tangan kanan.

Ibnul Qayyim RA mengatakan, "Tidur berbaring pada sisi kanan dianjurkan dalam Islam agar seseorang tidak kesusahan untuk bangun salat malam. Tidur pada sisi kanan lebih bermanfaat pada jantung. Sedangkan tidur pada sisi kiri berguna bagi badan (namun membuat seseorang semakin malas)."

Disebutkan dalam buku tersebut, tidur dengan menghadap arah kanan akan sangat menyehatkan bagi tubuh manusia. Jantung akan lebih aman dan tidak tertekan, menjaga kesehatan paru-par dan pernapasan, mengistirahatkan otak kiri, dan mengistirahatkan lambung.

Sumber lain juga mendukung pernyataan di atas. Berdasarkan studi yang dilakukan pada tahun 2003 dan dimuat The Journal of American College of Cardiology, yang dimuat di buku yang berjudul 100 Resep Sehat Cara Nabi karya Abdillah F. Hasan, tidur dengan posisi miring ke kanan lebih aman daripada miring ke kiri.

Tidur dengan miring ke kanan bisa mengurangi risiko kegagalan fungsi jantung. Sebab, saat posisi tubuh miring ke kanan, jantung tidak tertindih oleh organ yang lain. [yy/jihan najla/detik]

 

Arah Tidur yang Dilarang Islam | Waktu Tidur yang Dilarang

Fiqhislam.com - Nabi Muhammad SAW memberikan beberapa anjuran dan larangan kepada umatnya perihal adab tidur. Salah satunya adab tersebut ada arah tidur yang dilarang Islam. Arah manakah itu?

Nabi Muhammad SAW adalah seorang rasul yang sangat mencintai umatnya. Cinta yang besar ini beliau tunjukkan dengan banyaknya nasihat, anjuran, dan larangan untuk umatnya berkaitan dengan cara menjalani kehidupan di dunia ini.

Beliau mengajari umat Islam untuk hanya melakukan kebaikan, beribadah kepada Allah SWT, dan menjauhi hal-hal yang mungkar. Aturan beliau mencakup semua aspek kehidupan, bahkan perihal cara tidur.

Rasulullah SAW memberikan banyak anjuran dan larangan dalam tidur. Termasuk ke arah mana seorang manusia harus menghadap dalam tidurnya.

Arah Tidur yang Dilarang Islam

Mengutip Buku Pintar Sains dalam Al-Qur'an yang ditulis oleh Nadiah Thayyarah, arah tidur yang dilarang Islam adalah menghadap ke arah kiri. Hikmah di balik larangan ini karena adanya dampak negatif untuk kesehatan.

Tidur menghadap ke arah kiri tidak baik untuk kesehatan jantung. Sebab posisi jantung berada berada di bawah tekanan paru-paru bagian kanan yang lebih besar dari paru-paru bagian kiri.

Hal ini akan memberatkan fungsi dan kinerja jantung. Efek ini akan lebih terasa terutama bagi orang-orang yang sudah lanjut usia.

Lebih jauh lagi, posisi tidur yang menghadap ke arah kiri juga akan membuat lambung yang terisi penuh akan menekan jantung dan hati. Oleh karena itu, Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk tidur menghadap ke arah kanan.

Arah Tidur yang Dianjurkan Islam

Arah tidur yang dianjurkan Islam adalah menghadap ke kanan. Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW yang tertera dalam buku Pelajaran Adab Islam 2 karya Suhendri, dkk. Rasulullah SAW bersabda,

اضْطَجِعْ عَلَى شَقِكَ الْأَيْمَنِ

"Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu." (HR Bukhari dan Muslim)

Nabi Muhammad SAW memerintahkan umatnya untuk mendahulukan posisi tidur di atas sisi sebelah kanan (rusuk kanan sebagai tumpuan) dan berbantal dengan tangan kanan.

Ibnul Qayyim RA mengatakan, "Tidur berbaring pada sisi kanan dianjurkan dalam Islam agar seseorang tidak kesusahan untuk bangun salat malam. Tidur pada sisi kanan lebih bermanfaat pada jantung. Sedangkan tidur pada sisi kiri berguna bagi badan (namun membuat seseorang semakin malas)."

Disebutkan dalam buku tersebut, tidur dengan menghadap arah kanan akan sangat menyehatkan bagi tubuh manusia. Jantung akan lebih aman dan tidak tertekan, menjaga kesehatan paru-par dan pernapasan, mengistirahatkan otak kiri, dan mengistirahatkan lambung.

Sumber lain juga mendukung pernyataan di atas. Berdasarkan studi yang dilakukan pada tahun 2003 dan dimuat The Journal of American College of Cardiology, yang dimuat di buku yang berjudul 100 Resep Sehat Cara Nabi karya Abdillah F. Hasan, tidur dengan posisi miring ke kanan lebih aman daripada miring ke kiri.

Tidur dengan miring ke kanan bisa mengurangi risiko kegagalan fungsi jantung. Sebab, saat posisi tubuh miring ke kanan, jantung tidak tertindih oleh organ yang lain. [yy/jihan najla/detik]

 

Waktu Tidur yang Dilarang dalam Islam

Waktu Tidur yang Dilarang dalam Islam

Terdapat empat waktu tidur yang dilarang dilakukan oleh muslimin. Bahkan akibatnya berpotensi membuat jatuh miskin. Kapan waktu tidur yang dilarang dalam Islam itu? Berikut ulasannya!

Tidur merupakan kegiatan yang amat manusiawi dan merupakan kebutuhan dasar makhluk hidup. Tentunya, setiap orang pasti butuh tidur untuk mengistirahatkan tubuh yang seharian sudah digunakan untuk aktivitas.

Namun demikian, dalam Islam tidur tidak bisa dilakukan sembarangan dan ada aturannya tersendiri. Aturan ini meliputi waktu kapan bisa tidur dan kapan dilarang untuk tidur.

Untuk itu, detikHikmah akan coba jelaskan kapan waktu tidur yang dilarang dalam Islam tersebut di bawah ini.

1. Tidur Di Pagi Membuat Jatuh Miskin

Disebutkan dalam buku Kita Hidup Hanya Tiga Hari Kumpulan Nasihat dan Kalam Hikmah Sepanjang Tahun karya Faisal Kunhi, waktu tidur yang dilarang dalam Islam adalah di pagi hari.

Buku tersebut menyebutkan bahwa tidur di pagi hari bisa membuat seseorang jatuh miskin. Orang yang tidak memanfaatkan waktu paginya dengan bijaksana maka akan kehilangan berkah hari itu.

Rasulullah SAW bersabda, "Ya Allah, berkahilah bagi umatku pada pagi harinya," (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah)

Dedik Kurniawan dalam bukunya yang berjudul Dongkrak Rezeki turut menambahkan alasan kenapa tidur di pagi hari dilarang dalam Islam.

Alasan Nabi Muhammad SAW melarang tidur di pagi hari adalah karena waktu tersebut adalah waktu yang penuh berkah, penuh rezeki, dan ada pahala setara haji dan umrah.

Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang melaksanakan salat Subuh secara berjamaah lalu ia duduk sambal berzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan salat dua rakaat maka ia seperti memperoleh pahala haji dan umrah." (HR Tirmidzi)

2. Tidur Sebelum Salat Isya Menghalangi Muslim Memperoleh Pahala Besar

Sumber sebelumnya menyebutkan, tidur yang dilakukan sebelum Isya bisa membuat seseorang terhalang mendapatkan pahala yang sangat besar dari salat Isya berjamaah yaitu seperti salah malam setengah malam.

Hal ini sesuai dengan larangan dari Rasulullah SAW sebagaimana ditulis dalam buku Sunan Ibnu Majah Jilid 1 karya Imam Al-Hafizh Abi Abdillah (Imam Ibnu Majah).

Dalam hadits tersebut Rasulullah SAW bersabda,

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ قَالَ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ وَمُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ وَعَبْدُ الْوَهَّابِ قَالُوا: حَدَّثَنَا عَوْفٌ عَنْ أَبِي الْمِنْهَالِ سَيَّارِ بْن سَلَامَةَ, عَنْ أَبِي بَرْزَةَ الْأَسْلَمَى قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْتَحِبُّ أَنْ يُؤَخِّرَ الْعِشَاءَ وَكَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَهَا وَالْحَدِيثَ بَعْدَهَا. [صحيح: الروض ٩١٥, الثمر المستطاب:ق]

Terjemahan: 701 Dari Muhammad bin Basyar, dari Yahya bin Sa'id, Muhammad bin Ja'far, dan Abdul Wahab, dari Auf dari Abu Minhal Sayyar bin Salamah, dari Abu Barzah al-Aslami, ia berkata, "Rasulullah saw. suka mengakhirkan shalat Isya, dan beliau tidak suka tidur sebelumnya, juga tidak berbicara setelahnya." (Shahih: ar- Raudhun Nadhiir, No. 915, ats-Tsamarul Mustathab: Muttafaq 'alaih)

3. Tidur Setelah Makan Dapat Mengeraskan Hati

Waktu tidur yang dilarang Islam keempat adalah tidur setelah makan. Ibnu Qayim menasihati agar orang-orang muslim berjalan setelah ia makan dan bukannya malah tidur. Karena sesungguhnya tidur setelah makan bisa mendatangkan penyakit obesitas.

Dikutip dari buku Dahsyatnya 7 Puasa Wajib, Sunnah, & Thibbun Nabawi karya Maryam Kinanthi N, Rasulullah SAW melarang umatnya untuk tidur setelah makan karena dapat mengeraskan hati.

Sebaiknya, setelah makan seseorang tersebut melakukan banyak gerakan, berjalan, atau mendirikan salat agar makanan bisa tercerna dengan baik.

4. Tidur Sepanjang Hari

Waktu tidur yang dilarang Islam yang terakhir adalah tidur yang amat panjang bahkan sampai seharian penuh. Tentu saja hal ini dilarang karena Islam adalah agama yang menyukai kesibukan dan kebangkitan bagi hamba-Nya karena di dalamnya banyak keberkahan.

Dengan menghabiskan waktu seharian penuh hanya untuk tidur, maka seorang muslim akan kehilangan banyak kegiatan yang mendatangkan pahala, seperti bekerja, belajar, membantu sesama, atau hal lainnya.

Bisa jadi dirinya dicap sebagai pemalas yang bahkan tega meninggalkan shalat wajibnya hanya untuk tidur. Maka tentunya hal ini dilarang oleh Islam. [yy/jihan najla/detik]