Urutan Sedekah yang Paling Utama Menurut Hadits Rasulullah Saw

Fiqhislam.com - Sedekah adalah amalan yang sangat dianjurkan dalam agama Islam. Selain memberikan manfaat kepada orang yang menerima, sedekah juga dapat menuai manfaat bagi orang yang memberikannya.
Sedekah akan membantu umat muslim dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta membuka pintu keberkahan.
Dalam buku Dikejar Rezeki dari Sedekah karya Fahrur Mu'is, dijelaskan bahwa sedekah lebih utama apabila diberikan secara diam-diam daripada dilakukan secara terang-terangan.
Sebenarnya, seperti apa urutan sedekah yang paling utama? Merangkum dari berbagai sumber, berikut ini adalah sedekah yang paling utama menurut hadits Rasulullah Saw.
Sedekah yang Paling Utama
1. Sedekah yang Paling Dibutuhkan oleh Penerimanya
Sayyid Sabiq dalam bukunya Fiqih Sunnah Jilid 2 menjelaskan bahwa sedekah yang paling utama adalah yang paling dibutuhkan oleh orang yang menerima sedekah dan manfaatnya dapat dirasakan terus-menerus. Rasulullah Saw pernah bersabda:
أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ سَفْيُ الْمَاءِ
"Sebaik-baik sedekah adalah mengalirkan (menyediakan) air" (HR Ibnu Majah).
Sedekah dengan mengalirkan air dapat menjadi sedekah yang paling utama jika dilakukan di tempat yang kekurangan air dan banyak orang mengalami kehausan. Apabila tempat tersebut tidak kekurangan air, maka paling baik adalah mengalirkan air ke sungai atau memasang saluran air.
Selain itu, berdoa dan memintakan ampun kepada Allah SWT atas kesalahan orang yang telah meninggal dunia dapat menjadi lebih utama dari sedekah jika dilakukan dengan keikhlasan dan kerendahan kepada Allah SWT. Oleh karena itu, sedekah paling utama ialah sedekah yang paling dibutuhkan oleh penerimanya.
2. Sedekah Kepada Kerabat yang Memusuhi
Dalam buku Hidup Berkah dengan Sedekah karya Ustadz Masykur Arif, Rasulullah Saw menganjurkan kepada umatnya untuk bersedekah kepada keluarga dekat yang memusuhi umatnya tersebut.
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah Saw: "Sedekah paling afdhal (utama) ialah yang diberikan kepada keluarga dekat yang bersikap memusuhi." (HR Thabrani dan Abu Dawud).
Tentunya, seseorang yang bersedekah kepada kerabat yang memusuhinya bertujuan agar mereka tidak lagi saling memusuhi serta agar hati mereka menjadi lembut dan sadar.
"Sedekah untuk orang miskin, nilainya hanya sedekah. Sementara sedekah untuk kerabat, nilainya dua; sedekah dan silaturahmi." (HR Nasa'i).
Islam sangat melarang kepada umatnya untuk memutus tali persaudaraan. Oleh karena itu, bersedekahlah apabila ada kerabat yang memusuhi agar persaudaraan antar sesama muslim tetap terjalin.
3. Sedekah Saat dalam Keadaan Sehat
Mengutip dari kitab Sunan an-Nasai Jilid 2 karya Imam an-Nasa'i, Rasulullah Saw menyatakan sedekah saat dalam keadaan sehat merupakan sedekah paling utama. Sebagaimana dalam hadits shahih berikut.
٢٥٤٢ - (صَحِيحُ) أَخْبَرَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ، قَالَ: حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، قَالَ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عُمَارَةَ بْنِ الْقَعْقَاعِ، عَنْ أَبِي زُرْعَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ! أَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ، تَأْمُلُ الْعَيْشَ، وَتَخْشَى الْفَقْرَ إِرْوَاءُ الغَلِيلِ ) ١٦٠٢(، صَحِيحُ أَبِي دَاوُد)٢٥٥١(، ق].
"Mahmud bin Ghailan mengabarkan bahwa Waki mengatakan dari Sufyan dari Umarah bin al-Qa'qa dari Abu Zur'ah dari Abu Hurairah bahwa seseorang pernah bertanya kepada Rasulullah Saw, 'wahai Rasulullah! Sedekah apakah yang paling utama' Lalu beliau menjawab, "kamu bersedekah saat kamu sedang sehat, sangat menyukai harta benda, mengharapkan hidup (yang panjang), dan takut miskin'" (Irwaa'ul Ghaliil No. 1602, Shahih Abu Dawud No. 2551 dan Muttafaq 'alaih).
4. Sedekah Suami Pada Istrinya
Bagi seorang laki-laki yang telah berkeluarga, sedekah yang pahalanya sangat besar yaitu menafkahi istri dan anaknya.
Melansir dari buku Solusi Sedekah Tanpa Uang karya Ust. Haryadi Abdullah, menafkahi istri dan anak merupakan sedekah yang pahalanya jauh lebih besar daripada bersedekah kepada orang lain.
Hal ini sebagaimana dalam hadits, Rasulullah Saw bersabda: "Sedekah yang terbaik adalah yang dikeluarkan selebih keperluan, dan mulailah dari orang yang kamu tanggung." (HR Bukhari)
Dalam hadits lainnya dikutip dari kitab Bulughul Maram karya Al Hafiz Ibnu Hajar Al-Asqalani sebagai berikut.
وَعَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ) " تَصَدَّقُوا " فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ, عِنْدِي دِينَارٌ قَالَ: " تَصَدَّقْ بِهِ عَلَى نَفْسِكَ " قَالَ: عِنْدِي آخَرُ, قَالَ : " تَصَدَّقْ بِهِ عَلَى وَلَدِكَ " قَالَ: عِنْدِي آخَرُ, قَالَ : " تَصَدَّقَ بِهِ عَلَى حَادِمِكَ " قَالَ: عِنْدِي آخَرُ, قَالَ : " أَنْتَ أَبْصَرُ ". رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ وَالنَّسَائِيُّ, وَصَحْحَهُ إِبْنُ حِبَّانَ وَالْحَاكِمُ
"Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda, "Bersedekahlah." Lalu seorang laki-laki berkata, "Wahai Rasulullah, aku mempunyai satu dinar? Kemudian Rasul mengatakan, "Bersedekahlah pada dirimu sendiri." Orang itu lalu berkata, "Aku mempunyai yang lain." Beliau bersabda, "Sedekahkan untuk anakmu." Orang itu berkata, "Aku masih mempunyai yang lain." Beliau bersabda, "Sedekahkan untuk istrimu." Orang itu berkata lagi, "Aku masih punya yang lain." Rasul menjawab, "Sedekahkan untuk pembantumu." Orang itu berkata lagi, "Aku masih mempunyai yang lain." Rasul bersabda untuk yang terakhir kalinya, "Kamu lebih mengetahui penggunaannya." (HR Abu Dawud dan Nasa'i, dinilai shahih oleh Ibnu Hibban dan Hakim).
Itulah urutan sedekah yang paling utama menurut hadits Rasulullah Saw. Semoga umat muslim dapat selalu mengamalkan kebiasaan bersedekah agar dapat meraih keberkahan. [yy/berliana intan/detik]

Fiqhislam.com - Sedekah adalah amalan yang sangat dianjurkan dalam agama Islam. Selain memberikan manfaat kepada orang yang menerima, sedekah juga dapat menuai manfaat bagi orang yang memberikannya.
Sedekah akan membantu umat muslim dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta membuka pintu keberkahan.
Dalam buku Dikejar Rezeki dari Sedekah karya Fahrur Mu'is, dijelaskan bahwa sedekah lebih utama apabila diberikan secara diam-diam daripada dilakukan secara terang-terangan.
Sebenarnya, seperti apa urutan sedekah yang paling utama? Merangkum dari berbagai sumber, berikut ini adalah sedekah yang paling utama menurut hadits Rasulullah Saw.
Sedekah yang Paling Utama
1. Sedekah yang Paling Dibutuhkan oleh Penerimanya
Sayyid Sabiq dalam bukunya Fiqih Sunnah Jilid 2 menjelaskan bahwa sedekah yang paling utama adalah yang paling dibutuhkan oleh orang yang menerima sedekah dan manfaatnya dapat dirasakan terus-menerus. Rasulullah Saw pernah bersabda:
أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ سَفْيُ الْمَاءِ
"Sebaik-baik sedekah adalah mengalirkan (menyediakan) air" (HR Ibnu Majah).
Sedekah dengan mengalirkan air dapat menjadi sedekah yang paling utama jika dilakukan di tempat yang kekurangan air dan banyak orang mengalami kehausan. Apabila tempat tersebut tidak kekurangan air, maka paling baik adalah mengalirkan air ke sungai atau memasang saluran air.
Selain itu, berdoa dan memintakan ampun kepada Allah SWT atas kesalahan orang yang telah meninggal dunia dapat menjadi lebih utama dari sedekah jika dilakukan dengan keikhlasan dan kerendahan kepada Allah SWT. Oleh karena itu, sedekah paling utama ialah sedekah yang paling dibutuhkan oleh penerimanya.
2. Sedekah Kepada Kerabat yang Memusuhi
Dalam buku Hidup Berkah dengan Sedekah karya Ustadz Masykur Arif, Rasulullah Saw menganjurkan kepada umatnya untuk bersedekah kepada keluarga dekat yang memusuhi umatnya tersebut.
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah Saw: "Sedekah paling afdhal (utama) ialah yang diberikan kepada keluarga dekat yang bersikap memusuhi." (HR Thabrani dan Abu Dawud).
Tentunya, seseorang yang bersedekah kepada kerabat yang memusuhinya bertujuan agar mereka tidak lagi saling memusuhi serta agar hati mereka menjadi lembut dan sadar.
"Sedekah untuk orang miskin, nilainya hanya sedekah. Sementara sedekah untuk kerabat, nilainya dua; sedekah dan silaturahmi." (HR Nasa'i).
Islam sangat melarang kepada umatnya untuk memutus tali persaudaraan. Oleh karena itu, bersedekahlah apabila ada kerabat yang memusuhi agar persaudaraan antar sesama muslim tetap terjalin.
3. Sedekah Saat dalam Keadaan Sehat
Mengutip dari kitab Sunan an-Nasai Jilid 2 karya Imam an-Nasa'i, Rasulullah Saw menyatakan sedekah saat dalam keadaan sehat merupakan sedekah paling utama. Sebagaimana dalam hadits shahih berikut.
٢٥٤٢ - (صَحِيحُ) أَخْبَرَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ، قَالَ: حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، قَالَ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عُمَارَةَ بْنِ الْقَعْقَاعِ، عَنْ أَبِي زُرْعَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ! أَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ، تَأْمُلُ الْعَيْشَ، وَتَخْشَى الْفَقْرَ إِرْوَاءُ الغَلِيلِ ) ١٦٠٢(، صَحِيحُ أَبِي دَاوُد)٢٥٥١(، ق].
"Mahmud bin Ghailan mengabarkan bahwa Waki mengatakan dari Sufyan dari Umarah bin al-Qa'qa dari Abu Zur'ah dari Abu Hurairah bahwa seseorang pernah bertanya kepada Rasulullah Saw, 'wahai Rasulullah! Sedekah apakah yang paling utama' Lalu beliau menjawab, "kamu bersedekah saat kamu sedang sehat, sangat menyukai harta benda, mengharapkan hidup (yang panjang), dan takut miskin'" (Irwaa'ul Ghaliil No. 1602, Shahih Abu Dawud No. 2551 dan Muttafaq 'alaih).
4. Sedekah Suami Pada Istrinya
Bagi seorang laki-laki yang telah berkeluarga, sedekah yang pahalanya sangat besar yaitu menafkahi istri dan anaknya.
Melansir dari buku Solusi Sedekah Tanpa Uang karya Ust. Haryadi Abdullah, menafkahi istri dan anak merupakan sedekah yang pahalanya jauh lebih besar daripada bersedekah kepada orang lain.
Hal ini sebagaimana dalam hadits, Rasulullah Saw bersabda: "Sedekah yang terbaik adalah yang dikeluarkan selebih keperluan, dan mulailah dari orang yang kamu tanggung." (HR Bukhari)
Dalam hadits lainnya dikutip dari kitab Bulughul Maram karya Al Hafiz Ibnu Hajar Al-Asqalani sebagai berikut.
وَعَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ) " تَصَدَّقُوا " فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ, عِنْدِي دِينَارٌ قَالَ: " تَصَدَّقْ بِهِ عَلَى نَفْسِكَ " قَالَ: عِنْدِي آخَرُ, قَالَ : " تَصَدَّقْ بِهِ عَلَى وَلَدِكَ " قَالَ: عِنْدِي آخَرُ, قَالَ : " تَصَدَّقَ بِهِ عَلَى حَادِمِكَ " قَالَ: عِنْدِي آخَرُ, قَالَ : " أَنْتَ أَبْصَرُ ". رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ وَالنَّسَائِيُّ, وَصَحْحَهُ إِبْنُ حِبَّانَ وَالْحَاكِمُ
"Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda, "Bersedekahlah." Lalu seorang laki-laki berkata, "Wahai Rasulullah, aku mempunyai satu dinar? Kemudian Rasul mengatakan, "Bersedekahlah pada dirimu sendiri." Orang itu lalu berkata, "Aku mempunyai yang lain." Beliau bersabda, "Sedekahkan untuk anakmu." Orang itu berkata, "Aku masih mempunyai yang lain." Beliau bersabda, "Sedekahkan untuk istrimu." Orang itu berkata lagi, "Aku masih punya yang lain." Rasul menjawab, "Sedekahkan untuk pembantumu." Orang itu berkata lagi, "Aku masih mempunyai yang lain." Rasul bersabda untuk yang terakhir kalinya, "Kamu lebih mengetahui penggunaannya." (HR Abu Dawud dan Nasa'i, dinilai shahih oleh Ibnu Hibban dan Hakim).
Itulah urutan sedekah yang paling utama menurut hadits Rasulullah Saw. Semoga umat muslim dapat selalu mengamalkan kebiasaan bersedekah agar dapat meraih keberkahan. [yy/berliana intan/detik]
Diperlihatkan Boleh tapi Diam-diam Lebih Utama
Sedekah termasuk amalan yang dicintai Allah SWT. Ada sejumlah adab sedekah yang bisa dilakukan umat Islam, salah satunya dengan merahasiakan atau dilakukan secara diam-diam.
Adab sedekah ini dikatakan Imam al-Ghazali dalam buku Jalan Orang Bijak: Adab Berinteraksi dengan Allah dan Sesama. Buku ini diterjemahkan dari enam kitab risalah Imam al-Ghazali, yakni Ar-Risalah wal'zhiyyah, Bidayah al-Hidayah, al-Adab fi ad-Din, Minhaj al-'Arifin, Khulashah at-Tashanif fi at-Tashawwuf, al-Mawa'izh fi al-Ahadits al-Qudsiyyah.
Hujjatul Islam ini mengatakan, hendaknya merahasiakan sedekah ketika dikeluarkan dan menyembunyikannya setelah diberikan. Melakukan sedekah secara sembunyi-sembunyi ini dilakukan untuk menghindari riya yang bisa merusak pahala sedekah.
Allah SWT berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 271,
اِنْ تُبْدُوا الصَّدَقٰتِ فَنِعِمَّا هِيَۚ وَاِنْ تُخْفُوْهَا وَتُؤْتُوْهَا الْفُقَرَاۤءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۗ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِّنْ سَيِّاٰتِكُمْ ۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ
"Jika kamu menampakkan sedekahmu, itu baik. (Akan tetapi,) jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, itu lebih baik bagimu. Allah akan menghapus sebagian kesalahanmu. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan."
Imam Ibnu Katsir mengatakan dalam kitab tafsirnya, ayat tersebut mengandung makna bahwa menyembunyikan sedekah (sedekah sembunyi-sembunyi) lebih utama daripada menampakkannya, karena hal itu jauh dari riya (pamer). Ia melanjutkan, apabila keadaan menuntut seseorang untuk menampakkan sedekahnya karena ada maslahat yang lebih penting, seperti agar diikuti orang lain, maka cara ini lebih utama.
Akan tetapi, kata Imam Ibnu Katsir, pada dasarnya menyembunyikan sedekah lebih utama menurut ayat tersebut dan menurut hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA yang termuat dalam Ash-Shahihain. Rasulullah Saw bersabda,
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: اَلْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْـمَسَاجِدِ ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللهِ اِجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ ، فَقَالَ : إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
"Ada tujuh golongan yang dinaungi Allah pada hari kiamat, pada saat tiada naungan kecuali naungan-Nya: (1) pemimpin yang adil, (2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allah, (3) seorang yang hatinya bergantung ke masjid, (4) dua orang yang saling mencintai di jalan Allah, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya, (5) seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, 'Sesungguhnya aku takut kepada Allah.' Dan (6) seseorang yang bersedekah dengan satu sedekah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan tangan kanannya, serta (7) seseorang yang berzikir kepada Allah dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya." (HR Bukhari, Muslim, Malik, an-Nasa'i, dan lainnya)
Sedekah Tak Harus dengan Harta
Sedekah tidak semata-mata dilakukan dengan harta benda. Dalam Kitabul-Aadab karya Fuad bin Abdul Aziz Asy-Syalhub disebutkan, setiap sendi manusia dapat bersedekah. Sebagaimana Rasulullah Saw bersabda,
كُلُّ سُلامَى مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ صَدَقةٌ ، كُلَّ يَوْمٍ تَطلُعُ فِيْهِ الشَّمْسُ : تَعدِلُ بَينَ الاِثْنَيْنِ صَدَقَةٌ ، وَتُعِيْنُ الرَّجُلَ فِي دَابَّتِهِ، فَتَحْمِلُهُ عَلَيْهَا ، أَوْ تَرْفَعُ لَهُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ صَدَقةٌ ، والكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقةٌ ، وبِكُلِّ خُطْوَةٍ تَمشِيْهَا إِلَى الصَّلاَةِ صَدَقةٌ ، وتُمِيْطُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ صَدَقَةٌ
"Setiap sendi manusia dapat bersedekah. Setiap hari di mana terbit matahari, berbuat adil antara dua orang baginya sedekah; menolong orang untuk dinaikkan ke kendaraannya atau membawakan barang-barangnya hingga ke kendaraannya adalah sedekah; ucapan-ucapan baik yang diucapkannya adalah sedekah; setiap langkahnya menuju masjid untuk salat adalah sedekah; menghilangkan sesuatu yang mengganggu di jalan adalah sedekah." (HR Bukhari, Muslim, dan Ahmad). [yy/kristina/detik]