Israf, Perbuatan yang Membinasakan
Fiqhislam.com - Mari mengenal israf. Ini berkaitan dengan perbuatan boros. Diketahui ketika menggunakan rezeki yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta'ala, manusia seringkali kalap hingga terlalu boros dan menghambur-hamburkannya. Padahal, Islam mengajarkan untuk tidak boros, karena sesuatu yang berlebihan itu banyak kerugiannya.
Tindakan itu disebut sebagai israf. Kata israf berasal dari bahasa Arab yakni Asrofa-yusrifu-isroofan yang memiliki arti "Bersuka ria sampai melewati batas".
Israf adalah tindakan seseorang yang melampaui batas yang telah ditentukan oleh syariat. Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam bersabda yang artinya, "Binasalah orang-orang yang melampaui batas (berlebihan)." (HR Muslim)
Sikap ini biasanya terjadi pada orang-orang yang rakus dan tidak puas atas nikmat yang telah diberi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Israf adalah perbuatan yang tidak disenangi Allah Subhanahu wa Ta'ala karena perbuatan ini merupakan bagian dari bentuk tidak mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Allah Ta'ala.
"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS Al A'raf (7): 31)
Ada beberapa dampak yang ditimbulkan ketika seseorang melakukan israf, di antaranya:
1. Dibenci Allah Subhanahu wa Ta'ala
2. Menjadi sahabat setan
3. Menjadi orang yang akan tercela dan menyesal
4. Menjadi orang tersesat
Bentuk-bentuk perilaku israf:
a. Pamer kekayaan, berlebihan dalam memakai atau menggunakan kekayaan
b. Berjiwa sombong, lepas kontrol terhadap diri sendiri dan sosial, sehingga melakukan hal-hal yang diluar kewajaran
c. Terlalu fokus pada kemewahan dunia semata, sehingga melupakan akhirat.
d. Kufur nikmat, seperti melupakan pemberi rezeki yakni Allah Subhanahu wa Ta'ala dan menganggap rezeki yang diperoleh hanya semata karena usaha sendiri. Wallahu a'lam bisshawab. [yy/nurul amanah/okezone]
Artikel Terkait: