Penjelasan Terkait Amalan Rebo Wekasan
Fiqhislam.com - Memasuki Rabu terakhir di bulan Safar ini sering disebut sebagai Rebo Wekasan atau Rabu terakhir bulan Safar pada Kalender Jawa.
Beberapa aktivitas yang lazim dilakukan masyarakat di Rebo-Wekasan di antaranya, tahlilan, berbagi makanan dan selamatan, sampai mengerjakan shalat sunnah lidaf'il bala bersama. Bagaimana sebenarnya hukum membaca doa khusus dan amalan khusus pada hari Rebo Wekasan?
Berikut penjelasan Buya Yahya, Pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah Cirebon dilansir dari media sosialnya:
Rebo Wekasan adalah istilah untuk hari Rabu akhir bulan Safar. Bulan Safar tidak beda dengan bulan yang lainnya. Bukan bulan bencana dan bukan bulan sial. Kita tidak boleh mempercayai adanya bulan sial. Bulan sial adalah bulan seorang hamba melakukan kemaksiatan.
Adapun berita tentang adanya ribuan bala bencana di hari itu bukanlah berita dari Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Itu hanya ungkapan sebagian orang saleh dan bukan Hadis Nabi.
Yang mau mempercayai perkataan orang saleh tidak salah (boleh), akan tetapi dengan dua syarat: (1) Jangan disandarkan kepada Nabi Muhammad, (2) Perkataan tersebut tidak bertentangan dengan syariat Nabi Muhammad. Tentang bala bencana bisa saja diucapkan oleh seorang saleh dari ilham. Masalah ilham telah disepakati keberadaannya seperti disebutkan dalam Al-Quran.
Bagi yang tidak mempercayai juga tidak ada masalah, sebab kita tidak wajib percaya kepada orang yang mengaku mendapatkan ilham. Yang tidak diperkenankan adalah kurang ajar kepada orang saleh. Artinya, bagi yang tidak percaya silakan, asal tetap menjaga tatakrama kepada orang saleh tersebut.
Bagi yang tidak mempercayai, berprasangka baiklah kepada Allah dengan sungguh-sungguh. Semoga di hari Rebo Wekasan Allah menurunkan rahmat-Nya kepada kita serta tingkatkan ibadah dan jauhi maksiat, agar Allah senantiasa menjaga kita.
Bagi yang mempercayai juga tidak perlu cemas dan berprasangka buruk kepada Allah, sebab bencana apapun yang diturunkan hanya akan menimpa orang yang berprasangka buruk kepada Allah dan yang dikehendaki oleh Allah.
Adapun amalan yang seyogyanya dilakukan adalah tidak beda dengan amalan di hari-hari yang lainnya. Perbanyaklah sedekah, jangan tinggalkan di setiap hari untuk shalat hajat, agar dijauhkan dari bencana dan agar dikaruniai nikmat dan rahmat oleh Allah Ta'ala. [yy/Rusman H Siregar/sindonews]