Pamer Kekayaan, Salah Satu Tanda Kesombongan Dunia
Fiqhislam.com - Pamer kekayaan dan kehidupan sangat mudah dilakukan saat ini. Sejatinya, pola hidup suka pamer tentu tidak diperkenankan oleh agama Islam.
Zaman ini sangat mudah pamer dengan adanya sosial media, bahkan sebagian orang berlomba-lomba memamerkan apa yang mereka punya
Perhatikan perkataan salaf berikut, Dari 'Amru bin Qais, ia berkata:
"Dahulu mereka (para salaf) membenci jika ada seseorang memberikan sesuatu kepada anaknya, lalu ia membawanya keluar sehingga dilihat orang-orang miskin lalu dia menangis kepada keluarganya, dan dilihat oleh anak yatim lalu dia menangis kepada keluarganya" (HR. Ibnu Abi Syaibah)
Ustaz dr Raenul Bahraen menjelaskan dalam akun Instagramnya menyebutkan, suka pamer menyebabkan sifat yang tidak baik:
1. Sombong dengan yang dipamer
2. Membuat orang lain yang melihat tidak qanaah/puas dengan apa yang telah Allah beri rezeki kepada mereka
3. Menimbulkan hasad dan dengki
4. Menyebabkan penyakit 'ain pada yang dipamer baik berupa anak, benda dan barang-barang lainnya
Sementara terdapat ayat yang menjelaskan agar kita menyebut nikmat-nikmat Allah.
Allah berfirman:
“Dan terhadap nikmat Rabb-mu, maka hendaklah kamu sebutkan”. (QS. Adh-Dhuha: 11).
Maksud "menyebutkan" di sini yaitu mengakui dan bersyukur, Al-Qurthubi berkata,
"Yaitu mengakui dan bersyukur (atas nikmat)" (Tafsir Al-Qurthubi)
Sebagian orang berdalil dengan ayat ini bolehnya pamer dengan dalih "menyebut nikmat Rabb", akan tetapi yang benar adalah menyebutkan nikmat Allah jika ada mashlahat seperti akan memotivasi orang lain, adapun terlalu sering bahkan ditambah bumbu kesombongan, maka ini bukanlah maksud ayat tersebut. [yy/okezone]
Artikel Terkait: